01

6 0 0
                                    

Senin, 09 November 2022

"Naomi, lari!" Seru Aya, gadis berambut pirang berlari mendahului Naomi yang diam berdiri dan masih mengatur nafasnya. "Sial" Ucapnya kemudian berlari menyusul temannya itu.

Jam menunjukkan 07.27 WIB. Tiga menit lagi gerbang kampus ditutup. Hari ini adalah hari pertama Ujian Akhir Semester bagi seluruh mahasiswa Universitas Arunika. Biasanya, bagi mahasiswa yang terlambat di hari pertama ujian, mereka akan dikurangi poin nilai disiplin 40% untuk masing-masing mata kuliah. Tidak heran di menit-menit terakhir banyak mahasiswa yang berlari mempertaruhkan nyawa demi menghindari kurangnya poin nilai.

"Gimana lomba larinya? Menang, gak?" Tanya Pak Chorin, petugas kebersihan kampus saat melihat Naomi minum tanpa nafas sembari menunggu lift terbuka di hall kampus.

"Alhamdulillah menang pak," Jawab Aya sebelum mengambil alih botol minum Naomi.

Naomi menatap sinis gadis tersebut kemudian menjawab pertanyaan pria paruh baya yang sudah dekat dengannya itu, "Yang penting sudah di dalam kampus dulu sebelum jam setengah 8, masalah telat masuk kelas bisa dibicarakan nanti,"

Pak Chorin tertawa renyah, "Bagus, tapi lebih bagus lagi kalau jam segini sudah di kelas,"

Kedua gadis itu hanya tersenyum paksa, yah, memang salah mereka yang selalu berangkat ke kampus pada menit-menit terakhir, maklum rumah dekat, rasa malas datang cepat pun juga semakin besar.

"Neng Naomi jangan lupa ya," Ucap pria paruh baya tersebut tersenyum tipis yang kemudian pergi bersama petugas OB lainnya.

Naomi belum sempat membalas senyum tersirat tersebut namun ia yakin Pak Chorin tahu jawabannya.

Aya yang sedari tadi memperhatikan mereka, berbisik di dekat telinga Naomi, "Pasien?"
Naomi Mengangguk. Sebelum Aya bertanya lebih banyak, lift yang ditunggu sudah datang dan terselak oleh banyaknya orang yang memasuki lift bersama mereka.

Aya memperhatikan Naomi yang berdiri di depan tombol lift, sahabat satu-satunya itu memiliki rahasia misterius yang tidak semua orang tahu, termasuk dirinya yang baru mengetahui hal tersebut 3 tahun yang lalu. Yah, tentu saja kejadian pengungkapan paksa rahasia itu hampir membuat mereka menjauh dan meruntuhkan dinding persahabatan yang sudah dibangun sejak tujuh belas tahun yang lalu.


Jakarta, 2019

"Nanti jadi main 'kan?" Tanya Aya menoleh ke arah Naomi disamping kanannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nanti jadi main 'kan?" Tanya Aya menoleh ke arah Naomi disamping kanannya. Kedua tangannya menggenggam erat tali tas di pundak.

Naomi menatap jalanan di depan dan berpikir sebentar, "Maaf, sepertinya hari ini aku tidak bisa,"

"Lagi?" Aya menghentikan langkahnya dan menatap gadis yang sudah ia kenali selama tujuh belas tahun di depannya.

Naomi mengangguk dan terus berjalan tanpa menoleh ke belakang. Hari ini ia dan sahabatnya itu memang berencana mengunjungi toko tas yang baru dibuka di pusat perbelanjaan kota, namun apa daya, ada hal penting yang harus Naomi kerjakan sepulang sekolah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 20, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Embara; Perjalanan Masa LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang