Rumah Sakit

2 2 0
                                    

Selang infus menancap di tangan kiri gadis berwajah pucat itu. Namanya Kezia Andrianne, gadis berumur 24 tahun yang mengidap penyakit lambung kronis. Dia sudah seminggu di rawat di rumah sakit Harapan Medika karena penyakitnya kambuh. Ruangan bercat putih dan bau obat-obatan itu membuat Kezia agak jenuh, dia ingin keluar dari kamarnya.

"Sus, aku bosan di kamar terus! Aku boleh nggak ke taman belakang rumah sakit?" keluh Kezia pada suster Ana yang mengganti cairan infusnya.

"Tapi bentar aja ya, Kezia! Saya nanti kena omel Dokter Reno kalo nurutin kemauan kamu terus" ucap suster Ana sambil tersenyum manis pada Kezia.

"Ah, Suster nih bisa aja deh! Yuk anterin aku" kata Kezia memelas.

"Iya, Saya anterin tapi ada syaratnya" sahut Suster Ana.

"Apa tuh?" heran Kezia.

"Kamu harus senyum dulu, coba Suster mau lihat!" jawab Suster Ana.

Kezia mulai tersenyum dan siapa pun yang melihatnya pasti takjub karena kecantikan gadis itu.

"Nah, gitu dong dari tadi. Ayo jalan-jalan!" ajak Suster Ana.

Kezia pun duduk di kursi roda dan didorong oleh suster Ana. Mereka menuju ke taman rumah sakit. Kezia samgat senang bisa kesana.

Keluarga Kezia adalah keluarga kelas atas alias konglomerat, dan tidak ada yang menunggu gadis itu selama di rumah sakit. Papanya sibuk dengan bisnisnya di luar negeri. Sedangkan Maminya sibuk arisan dengan teman sosialitanya. Kezia sering merasa kesepian, di rumah hanya ada para maid yang menyiapkan segala keperluannya. Selebihnya dia tidak punya teman karena orang tuanya melarang Kezia berteman dengan orang luar. Selama ini gadis itu hanya home schooling saja. Sementara itu di rumah sakit ada suster Ana yang memang ditugaskan untuk menjaganya.

Suster itu sebenarnya sangat menyayangi Kezia. Dia tahu kalau anak itu merasa kesepian. Tak jarang suster Ana khusus membawakan sup ayam buatannya untuk gadis itu. Kezia pun sangat menyukai masakan suster Ana karena memang sangat lezat katanya.

"Kezia, suster bawain kamu ini" kata Suster Ana sambil menyodorkan kotak berisi nasi dan sup ayam pada Kezia.

"Wah, makasih banyak Sus! Aku suka banget masakan suster. Enak banget loh ini" puji Kezia.

"Iya, sama-sama. Udah buruan dimakan nanti dingin loh" ucap Suster Ana.

Kezia langsung membuka kotak makanan itu dan memakannya dengan lahap.

Sementara itu di dalam ruangan Kezia, Dokter Reno bingung mencari keberadaan gadis itu dan menyuruh seorang suster untuk membantu mencarinya. Dokter Reno kemudian mendapati Kezua sedang makan bersama suster Ana di taman belakang rumah sakit. Dia hanya bisa geleng-geleng kepala menghadapi pasien yang sangat bandel seperti Kezia. Dokter Reno juga merangkap sebagai dokter pribadi Kezia tentu sudah hafal dengan tabiat buruk gadis itu yang suka kabur dari kamar inapnya.

Dokter Reno berjalan pelan mendekati kursi roda Kezia dari arah belakang. Suster Ana yang berada di depan Kezia seketika menunduk malu saat dia melihat kedatangan Dokter Reno. Dia takut dimarahi oleh dokter muda itu.

"Suster kenapa? Kok nunduk gitu? Ada apa sih?" tanya Kezia yang penasaran.

"Kamu nakal banget sih! Saya udah bilang kamu harus banyak istirahat! Kok malah jalan-jalan? Hmm" bukan Suster Ana yang menjawab, tapi dokter Reno.

"Eh, Dokter. Abis aku bosen di kamar terus" Kezia malah cengengesan. Dokter Reno yang melihatnya pun semakin gemas padanya.

"Suster Ana, lain kali kalo mau ngajak Kezia keluar harus izin dulu sama saya!" tegur Reno pada suster Ana.

"Baik, saya minta maaf sudah lancang" sesal Suster Ana.

"Iya, udah saya maafin kok sus. Cuma lain kali jangan diulangi lagi" tutur Reno lembut.

"Iya, Dok" kata Suster Ana.

"Sekarang bawa Kezia ke kamarnya! Udah waktunya dia minum obat" ucap Dokter Reno.

"Nggak mau! Aku masih mau disini! Aku nggak mau minum obat" gerutu Kezia.

"Ayolah Kezia, nanti dokter Reno marah beneran sama saya, kamu nurut ya!" bujuk Suster Ana pada gadis itu.

Sedangkan Kezia hanya memutar bola matanya pertanda dia malas berbicara. Suster Ana segera membawa Kezia ke kamar. Dokter Reno mengikuti langkah mereka dari belakang.

Sesampainya di dalam ruangan, terjadi lagi adegan bujuk merayu antara Kezia dan Suster Ana. Gadis itu kekeuh tidak ingin minum obat. Suster Ana semakin takut karena dokter Reno menatap mereka dengan tajam. Tiba-tiba dokter itu meraih obat yang ada di tangan suster Ana.

"Udah. Biar saya aja sus, kamu boleh pergi!" ucap dokter Reno.

"Baik dokter. Saya permisi" kata suster Ana

"Hmm" hanya itu yang keluar dari mulut dokter Reno.

Tak lama setelah suster Ana keluar, mendadak Kezia menangis. Dokter Reno pun kaget dibuatnya.

"Aku nggak mau disini kak" pinta Kezia lirih.

Dokter Reno pun duduk berlutut di depan Kezia yang masih ada di kursi roda.

"Kakak tau, tapi kamu juga harus tau kalo kakak peduli sama kamu, Za" kata Dokter Reno.

Tanpa ada satu orang pun yang tahu, Reno adalah mantan pacar Kezia saat SMA dulu. Mereka putus karena Reno harus kuliah di luar negeri. Reno kembali ke Indonesia setelah lulus S2 di luar negeri. Hanya mereka berdua yang tau rahasia itu.

Kezia menangis sesenggukan sampai tubuhnya terlihat terguncang. Reno tak kuasa melihatnya refleks memeluk gadis itu. Alasan Reno pulang ke Indonesia adalah untuk mengobati Kezia tanpa sepengetahuan gadis itu, Reno berusaha menahan perasaannya yang campur aduk sekarang. Dia tidak bisa mengungkapkan isi hatinya pada Kezia. Reno merasa ini belum saatnya.

"Udah dong, kamu jadi jelek kalo nangis terus! Buruan minum obatnya! Nanti orang ngira kakak jahatin kamu lagi" kata Reno sambil mengusap pipi Kezia yang basah.

"Aku nggak mau minum itu, Kak!" kesal Kezia.

"Apa maunya kamu aku suapin, gitu?" kelakar Reno.

"Ish, apaan sih. Nggak lucu ya kak!" gumam Kezia.

Reno tertawa melihat Kezia yang ngambek. Giginya terlihat putih bersih. Kezia takjub melihat tawa Reno. Selama mengenalnya, Reno sangat jarang tertawa. Kezia ingat, terakhir kali Reno tertawa ketika melihat Kezia tersandung di tangga rumahnya. Dan itu sudah dua tahun lalu. Kezia menjadi termenung memikirkannya.

"Za, kok malah ngelamun sih? Lagi mikirin aku ya?" tebak Reno.

"Kakak sok tau ih!" sanggah Kezia.

"Buruan minum obatmu" ucap Reno.

"Iya iya. Nih liat aku minum nih." Kezia menelan pil itu.

Reno tersenyum melihatnya. Jujur dia sangat menyesal karena telah meninggalkan Kezia dulu. Lelaki itu bahkan tau bagaimana kondisi keluarga Kezia. Dia tau gadis itu jadi keras kepala karena ingin mendapat perhatian dari kedua orang tuanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 04, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sunrise Before YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang