36. Calm Before School

71 5 0
                                    


>>>Estora P.O.V<<<

Tiga hari berlalu sejak pengumuman penerimaan siswa baru di akademi Raisen. Dan dikarenakan upacara penerimaan siswa baru masih baru akan dilakukan minggu depan, kami jadi memiliki banyak waktu luang.

"Oi bangun kalian berdua!"

Karena hari ini nee-san masih sibuk dengan urusan di akademi, kami jadi tidak bisa (atau lebih tepatnya tidak ingin) mengambil quest di guild. Lagipula kami sudah bosan dengan quest mencari peliharaan yang hilang.

Jika ada yang bertanya kenapa kami mengambil quest itu, ya alasannya karena masih bisa dilakukan di dalam kota. Kami tidak perlu keluar masuk gerbang hanya untuk menjalankan quest (aku tidak suka bagaimana cara penjaga gerbang melihatku seperti meragukan kemampuan kami hanya karena kami sekumpulan remaja).

Dan karena itulah kami bertiga memutuskan untuk 'bersenang-senang' sedikit di dalam kota selagi menunggu kakakku menyelesaikan urusannya.

". . . ."

Dengan pergi ke underground dungeon yang berada di dekat area akademi.

"Jangan duduk saja! Bantu aku! Ack!"

Saat ini kami berada di lantai ketiga. Dungeon ini hanyalah dungeon tingkat pemula, yang berarti hanya memiliki 10 lantai dengan satu ruang boss di lantai terakhir dan tingkat kesulitan ringan.

Yah, meskipun isi dungeon ini hanya monster tingkat F sampai D yang hanya menjatuhkan batu sihir tingkat rendah, tempat ini cukup nyaman untuk latihan.

"Sialan!" (Al)

"Kalau kau punya waktu untuk mengeluh, lebih baik gunakan waktumu untuk menyerang balik!"

"Aku benar-benar tidak paham mengapa kau hanya menggunakan tanganmu untuk menangkis serangan mereka." (Raven)

Al, seriously....

"Gunakan sihirmu, dasar serigala bodoh!"

Ah! Aku sudah tak tahan melihatnya.

"Dia bisa menghadapi Fang Wolf, tapi kewalahan menghadapi goblin?"

Aku melihat kearah Raven dan menemukan dia mengerutkan alisnya.

"Entahlah, Rave. Aku juga tidak tahu. Itu mungkin wajar bila dia menghadapi lima goblin sekaligus dengan tangan kosong seperti saat pertama kali kalian bertemu. Tapi kewalahan menghadapi dua?"

Aku menggelengkan kepala melihat yang apa yang terjadi di depanku.

"Siapa sangka kalau dia berasal dari mercenary clan..."

"Oi Tora! Raven! Aku dengar itu!"

Hah.... Kau tau Al, kalau kau punya waktu untuk mengeluh, lebih baik kau gunakan itu untuk menbunuh dua monster di depanmu!

"Kamu nampak kesal."

"Apakah terlihat jelas di wajahku, Rave?"

Aku mengatakan itu dengan nada sarkas namun Raven menggelengkan kepalanya.

"Tidak juga. Hanya saja iris matamu menipis."

Ah. Damn this feline eyes of mine.

Tapi tunggu dulu...

"Raven, bagaimana caramu melihat mataku?! I wear my visor for Haven sake!"

"Daripada itu, bukankah Silver terlihat sedikit enggan menyerang mereka?" Raven memalingkan wajahnya dariku.

"Oi! Jangan mengalihkan pembicaraan!"

Dan juga, Al hanya menghindari serangan mereka, bukan berarti dia enggan menyerang.

Tunggu, kenapa itu terdengar seperti sebuah denial? Ah, yaudahlah.

"Rave... Hah..."

*Klang!*

Aku kembali mengalihkan perhatian ku dari Raven ke Al yang baru saja berhasil melucuti senjata dari dua goblin terakhir.

"Huft... [Earth Thorns]!"

Al menyentuh lantai dengan salah satu tangannya dan mengaktifkan sihir miliknya. Belasan duri yang terbuat dari tanah pun muncul dan menusuk kedua goblin dihadapannya.

"Akhirnya..."

Al jatuh terduduk dari posisi sebelumnya, menggunakan tangan kirinya untuk menyangga tubuhnya.

Aku mendekati Al dan menyerahkan botol minum kearahnya sementara Rave memungut drop-an dari goblin.

"Terima kasih..." (Allen)

"Um."

Aku hanya mengangguk menerima ucapan terimakasih darinya.

"Lanjut?" Raven sekali lagi melemparkan pertanyaan tidak jelas padaku.

"Jika maksudmu melanjutkan ke lantai berikutnya, jawabanku mungkin iya. Tapi jika yang kau maksud itu melanjutkan menelusuri lantai ini, tunggu sampai Silver berdiri." Jawabku sembari aku melihat lorong dungeon di depanku.

Haiss, kenapa juga aku yang harus bertanggung jawab menggantikan peran nee-san?

Seolah mengerti apa yang aku keluhkan dipikiran ku, kedua orang didepan ku ini menyeringai (Lebih tepatnya Al menyeringai sementara Raven tersenyum puas) melihatku.

"Wakil ketua, jangan memikirkan hal yang tidak penting. Aku bisa melihat ekspresi cemberut mu dari bawah sini."

"Silver benar, Vice Leader. Tidak perlu memikirkan hal tidak penting seperti alasan kenapa kau yang menjadi pemimpin atau mengapa kami berdua melemparkan tanggung jawab itu padamu."

"Kalian berdua..."

"Lagipula cuma kau yang memiliki skill leadership terbaik setelah Ketua." (Alfaro)

"Yup. Silver lebih ke tipe Lone Wolf, dan meskipun aku memiliki skill leadership, itu masih level dasar." (Raven)

Aku merasa aneh mendengar perkataan mereka dan memutuskan untuk berbalik dan mulai berjalan meninggalkan mereka.

"I hate it here, I didn't even sign up for this."

3rd P.O.V

Dan saat Estora meninggalkan keduanya, mereka dapat melihat telinga manusia milik Estora memerah. Ravael mengulurkan tangannya mengetahui tatapan Allen.

"You're right, Silver. It's satisfying to tease him."

Allen lantas menjabat tangan Ravael.

"Of course. Who do you think I am? I have known that walking contradiction since we were kids. And he never really changed since then."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 16, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Isekai no kuroi tenshi ni naruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang