prolog-

31 3 2
                                    


Seiring waktu rasa itu akan memudar dan berganti dengan kebencian.

-- 000 --

Gadis dengan seragam ketat yang membaluti lekuk tubuhnya.
Kancing atas dilepas, sedikit memamerkan belahan dadanya.
Taklupa, kalung indah dengan bandul bulan itu bercahaya saat matahari mematukan cahayanya.

Wajahnya sangat cantik dengan polesan mek-up tipis.
Rambut yang dirundai tertiup oleh angin, semakin membuat gadis itu mempesona dan bersinar.

Sudut bibirnya tertarik menampilkan seringan sinis.
Menatap sosok lelaki tampan yang sedang mengajaknya berpacaran.

Sosok yang dulu selalu menolaknya dengan kasar.
Mencaci makinya, bahkan menghinanya dengan mulut kejamnya. Tangan nya sering membuang pemberian nya dengan enteng, seolah tak bernilai.

Dan tatapan nya selalu menatap dirinya merendahkan.
Dan kini, karma berbalik kepada lelaki itu.
Manik mata itu, malah menatap dirinya penuh damba. Anjing yang seolah meminta untuk disayang.

" aku yakin kamu gak akan nolak Ly, kamu kan udah cinta mati banget sama aku."

Ucapan yang terlalu pede itu, membuat gadis itu tertawa kencang, lalu menutup mulutnya dramatis menggunkan telapak tangan nya.

" Ha... Lihatkan? Kamu terlalu bahagia karna akhirnya perjuangan kamu selama ini berhasil. Akhirnya kamu berhasil buat aku jatuh cinta."

Lelaki itu tersenyum bangga.
Ingin sekali gadis itu merobek mulut yang berbicara dengan percaya diri itu. Namun, entah kenapa melihat tingkat kepedean lelaki dihadapan nya semakin membuat gadis itu bersemangat untuk menjatuhkan nya lebih dalam lagi.

Menjatuhkan harga diri lelaki itu yang terlalu tinggi itu.

Ha... Gadis itu menghela nafas kasar. Wajah yang cantik itu menampilkan ekspresi mengejek. Lalu dengan lantang berucap dengan sarkas.

" Menelan ludahnya sendiri 'huh?"

Dan... Gadis itu tersenyum puas saat ekpresi bangga lelaki itu lenyap begitu saja.
Walau hanya perdetik, karna lelaki itu langsung tersenyum lebar.

" iya kamu benar sekali Lyan.
Jadi, sekarang juga kita pacaran oky?!"

Lyana tersenyum manis, disambut dengan senyuman manis juga oleh lelaki itu.

Para murid semakin tidak sabar menunggu jawaban gadis cantik itu.

" Hem... Maaf, tapi sekarang kau bukan tipe ku."

Wajah lelaki itu memerah, antara malu atau marah mendengar jawaban gadis dihadapan nya.
Tangan nya terkepal kuat, namun lelaki itu harus tetap menjaga emosinya.

" Kenapa? Bukan nya dulu kamu selalu memyukai aku? Tidak mencari tipe lelaki. Dan kamu selalu bilang kalau tipe kamu adalah aku."

Entah kenapa ucapan lelaki itu sangat lucu dan hampir membuat Lyana tertawa terbahak-bahak.

Namun, Lyana hanya menampilkan senyuman tipis.
Lalu berucap dengan tenang.

" itu dulu, dan sekarang tipeku bukan lagi kamu. Tapi... Orang cerdas yang levelnya diatas kamu. Kamu.... Pasti tau 'kan?"

Karna dirasa malas meladenin tingkat kepedean yang sudah diatas langit itu.
Lyana memutuskan untuk pergi saja.

Namun, lengan nya dicekal dengan kuat. Ekpresi jelek ditampilkan diwajah lelaki itu saat mendengar jawaban gadis dihadapan nya. Apa lagi, bisik-bisik para murid mampu membuat telinga lelaki itu kepanasan.

" Siapa? Siapa dia."

Desisnya rendah.
Sebenarnya ada satu nama yang berada dipikiran lelaki itu saat mendengar ucapan Lyana. Namun, lelaki itu menepisnya.
Karna tidak mungkin Lyana menyukai....

" Kembaranmu..."

DEG

Cengkraman itu lepas.
Lyana langsung pergi begitu saja, meninggalkan lelaki itu yang mematung karna terkejut.
Sekaligus, kekalahan yang lagi-lagi terjadi olehnya.
Kenapa harus kembaran nya?

Kenapa gw selalu bersaing dengan kembaran nya itu?

###

LyanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang