Author POV
Seperti biasa Kiyomi yang berada didalam kamarnya kini tengah asik bermain tab yang dibelikan oleh Aizen, dengan posisi tubuh tengkurap di atas kasur dan tangan yang aktif menggeser-geser layar bermain game.
BRAKK!
Tiba-tiba saja pintu kamar Kiyomi terbuka dengan kerasnya, menampilkan Aizen didepan pintu dengan penampilan yang berantakan, bahkan banyak debu yang menempel di jasnya. Kiyomi yang melihat itu tampak heran, tak biasanya Aizen datang dengan penampilan berantakan seperti ini.
"Aizen?" Kiyomi memanggil pelan sembari beranjak untuk duduk.
"Kiyomi!" Aizen berjalan dengan terburu menghampiri Kiyomi, setelah sampai segera saja ia memeluk tubuh kecil Kiyomi dengan erat, menenggelamkan tubuh itu didalam dekapan nya.
"Kenapa?" Kiyomi semakin bingung saat Aizen berlaku seperti ini padanya.
"Kiyomi dengarkan aku" Aizen melepaskan pelukannya dan mencengkram kedua pundak sempit Kiyomi sedikit keras hingga membuat Kiyomi sedikit meringis.
Mereka saling bertatapan dengan intens.
"Apa kau ingat jika aku pernah berkata, kalau kau menginginkan Taka maka kau tak akan bertemu lagi dengan ku?" Aizen mengatakannya dengan air muka yang sulit dijelaskan, semakin membuat Kiyomi bingung namun ia tetap menganggukkan kepala.
"Sebentar lagi kau akan bertemu dengan Taka, tapi ingat kau takkan pernah bertemu dengan ku lagi setelah ini" nafas Aizen tercekat saat mengatakannya. Perasaan nya semakin tak karuan lagi saat melihat wajah sumringah Kiyomi didepannya, mengingat ia akan bertemu Taka sebentar lagi.
"Dimana?" Kiyomi bertanya dengan senyum cerahnya. Aizen hanya dapat meringis dalam hati.
Kiyomi terlampau senang sampai mengabaikan kalimat terakhir dari Aizen untuknya. Aizen merasa sedikit sakit hati namun ia sadar diri bahwa Kiyomi memang bukan barang miliknya, sampai kapan pun sang pemilik pasti akan mencarinya.
"Sebentar lagi" Aizen mengatakannya sambil menunduk dengan intonasi yang lirih, mengingat mungkin sebentar lagi juga hidupnya akan berakhir.
Jelas ia akan mati ditangan Taka, tak mungkin Taka bakal melepaskannya begitu saja. Orang bodoh mana yang akan melepas kan pencuri barang mu tanpa memberi pelajaran terlebih dahulu?.
"KIYOMI!!"
Tak lama teriakan Taka terdengar diambang pintu, dengan raut muka yang menyeramkan serta pistol ditangan kanan nya.
"Taka!!" Kiyomi balas berteriak dengan wajah yang terlampau senang. Berusaha melepaskan cengkraman Aizen dibahu nya untuk bisa menghampiri Taka yang sudah sangat ia rindukan.
Bukanya melepaskan cengkraman nya, Aizen malah kembali memeluk Kiyomi dengan erat dan itu lah yang membuat Taka semakin murka dibuatnya.
"Lepaskan Kiyomi bajingan!!" Aizen tak memperdulikan geraman dari Taka, sepenuhnya berpasrah diri. Bagaimana tidak hampir semua anak buahnya mungkin telah mati diluar sana, Taka benar-benar membantai semuanya tanpa sisa.
"Aizen lepas" Kiyomi meminta dengan halus.
"Sebentar saja setelah ini tidak lagi" Aizen membalas dengan berbisik.
Kiyomi membulatkan matanya lebar saat melihat Taka mengarahkan pistol nya tepat pada Aizen yang posisinya membelakangi pintu.
"Taka jangan!" Kiyomi mengangkat sebelah tangan nya berusaha menghentikan Taka yang akan menarik pelatuknya.
"Kau melindungi bajingan itu Kiyomi?!!!" Taka semakin geram saat melihat tingkah Kiyomi yang seakan melindungi si Aizen itu.
"Jangan Taka kasihan" Kiyomi membalas pelukan Aizen dan menyandarkan kepalanya di bahu lebar milik Aizen.
Taka semakin murka, kemarahannya sudah sampai di ujung kepala tanpa ba-bi-bu ia menembak Aizen tepat mengenai tubuhnya.
Dor!
Dor!
Dor!
Dor!
Empat kali tembakan cukup membuat Taka puas, ia pastikan Aizen tak akan selamat.
Kiyomi sudah menangis saat merasakan tubuh dalam pelukannya memberat dan bertumpu sepenuhnya pada tubuh kecilnya. Pelukan tangan kekar itu perlahan meluruh dan terkulai lemas pada tempat tidurnya.
"Terimakasih Aizen sudah memberikan ku sedikit kebebasan, kau orang baik" Kiyomi berbisik tepat ditelinga Aizen yang mungkin kini tengah meregang nyawa. Tangan-tangan kecil dan lentik Kiyomi berusaha menutupi luka-luka tembak di punggung Aizen, seolah berusaha menghentikan aliran darah yang terus keluar dari tubuh tegap lelaki di dekapan nya ini.
"Sialan Kiyomi!!!" Taka dengan langkah lebarnya menghampiri Kiyomi dan menarik tangan kecilnya untuk membawanya pergi.
Tanpa berperasaan Taka menyeret tubuh ringkih Kiyomi, membuat Kiyomi dengan susah payah mengikuti langkah lebarnya tanpa mengenakan alas kaki. Baru saja beberapa meter jaraknya dari pintu kamar itu, tubuh Kiyomi sudah limbung tak sadarkan diri, yah dia pingsan.
Taka yang melihat Kiyomi pingsan pun tampak khawatir saat ia mulai menyadari rona pucat dan keringat dingin yang membanjiri tubuh Kiyomi.
Dengan paniknya ia membawa tubuh Kiyomi digendongnya, sedikit berlari menuju mobilnya berada saat menyadari bahwa nafas Kiyomi terasa semakin memberat.
"Rumah sakit cepat!!" Sesaat sampai didalam mobil ia mendudukkan Kiyomi dipangkuan nya.
Taka merasakan suhu tubuh Kiyomi meningkat drastis tak lama ia merasakan tubuh Kiyomi mulai mengejang hebat dengan mulut yang mulai mengeluarkan busa.
Taka dibuat shock dengan hal itu, semakin mengeratkan pelukannya ditubuh Kiyomi dan memasukan dua jarinya kedalam mulut Kiyomi untuk mencegahnya menggigit lidah.
"LAJUKAN MOBILNYA DENGAN. CEPAT SIALAN!!" Taka hanya bisa berteriak frustasi.
Kiyomi dalam pelukannya belum juga berhenti kejang, bahkan kuku jari nya sudah tampak sedikit membiru karna kurang nya pasokan oksigen dalam tubuh.
Sampai juga di rumah sakit, kini Kiyomi tengah ditangani setelah sebelumnya Taka membuat keributan di lobi rumah sakit.
Taka menunggu dengan cemas di depan UGD tempat Kiyomi ditangani. Tak lama dokter keluar, menyuruh Taka mengikutinya untuk menjelaskan keadaan Kiyomi saat ini.
Taka menghela nafas, saat ini ia sudah ada didalam ruangan VVIP tempat Kiyomi dirawat. Taka sedikit melamun memikirkan perkataan dokter tadi.
Dokter itu menjelaskan bahwa Kiyomi mengalami shock berat dan mengalami demam tinggi yang menyebabkan ia kejang-kejang seperti tadi.
Jika dipikir-pikir memang ini pertama kalinya Taka membunuh seseorang dihadapan kiyomi selama Kiyomi bersamanya. Memang benar Taka tak pernah membiarkan Kiyomi menyaksikan tindakan gila nya, maka sebab itu Taka memilih membius Kiyomi saat ada pertempuran yang menyebabkan korban jiwa.
Bukan apa-apa Taka melakukan hal itu, ia hanya tak ingin Kiyomi menjadi takut padanya dan kemungkinan terburuk, Kiyomi akan trauma dengan hal-hal seperti itu.
Membunuh Aizen tadi didepan Kiyomi Taka sungguh tak dapat berpikir jernih saat itu, bagaimana tidak ia melihat Kiyomi yang memeluk pria lain selain dirinya. Terlebih lagi itu adalah musuh bebuyutan nya dan orang yang telah menculik Kiyomi, jelas Taka ada pengampunan untuk hal itu.
Author POV end
TBC
Haiii~
Bagaimana chap kali ini???
Tuangkan keluh kesah kalian disini haha🤣Maafkan Taka yang emosian yah kawan!🙏
Daahh segini dulu sampai jumpa lagi~
Oh yah jgn lupa Vote dan Komen
Bye~
KAMU SEDANG MEMBACA
Embellishment Precious
Fiksi RemajaAku seorang manusia, tapi aku di perlakukan layaknya sebuah hiasan boneka yang berharga. aku harus menjadi seperti boneka pajangan yang sungguh-sungguh, aku di pakaikan gaun-gaun yang indah, dan harus bersikap layaknya boneka yang tak hidup. aku mer...