18. Minta Restu

460 85 6
                                    

Dengarkanlah, wanita pujaanku
Malam ini akan kusampaikan
Hasrat suci kepadamu, dewiku
Dengarkanlah kesungguhan ini.

Janji Suci, Yovie & Nuno.

o0o

Dari bandara hingga sudah di rumah, Arsenio tidak hentinya mengakrabkan diri pada kedua orang tua Vania. Sebenarnya bukan kali pertama dirinya bertemu dengan Mama Papa, Vania. Tetapi sudah tiga kali pertemuan, meski dengan waktu yang begitu singkat.

Pertemuan pertama, waktu ia pendekatan dengan gadis itu. Arsen memberanikan diri untuk mengantarkan Vania pulang ke rumah. Meski gadis itu awalnya segan, dan terus mengatakan jika Papa nya sangat galak— laki-laki itu tidak peduli.

Kemudian kedua kalinya, saat 6 bulan menjalin kasih dengan Vania. Arsen tidak segan menemui Papa dari gadis itu, untuk sekedar meminta izin mengajak anaknya jalan-jalan keluar kota selama satu pekan.

Saat itu juga Edgar selaku Papa Vania, mantap mengizinkan Arsen untuk terus melindungi anak gadisnya. Sebab ia merasa jika Arsenio adalah laki-laki yang baik dan tidak mungkin ingkar janji.

"Saya izinkan kamu untuk mencintai anak saya, asalkan dia benar-benar kamu jaga dan tidak kamu rusak. Dan satu hal lagi, kalau kamu sudah tidak mencintainya. Maka tinggalkan saja dia, jangan sekalipun kamu lukai fisiknya. Saya menitipkan anak saya kepada kamu itu karna saya yakin, kamu bukan laki-laki yang seperti itu." ucap Edgar kala itu.

Dan untuk ketiga kalinya. Saat ini, Arsenio bertemu lagi dengan kedua orang tua gadis itu. Terutama pada Edgar Admaja.

Kedua orang tua Vania tinggal di Malaysia, Papa dan Mamanya di pindahkan untuk beralih kerja di Negara sana. Sementara kedua anaknya berada di Jakarta. Bukan sengaja untuk berpisah negara, tetapi memang permintaan sang anak sendiri yang ingin tetap tinggal di tanah kelahiran.

Edgar dan Dahlia, bisa dibilang sangat jarang pulang ke Indonesia. Sebab terhambat masalah pekerjaan keduanya. Kalau-kalau dapat berkumpul lagi, itu saat mereka sedang mendapatkan cuti— seperti sekarang.

Dan ini mungkin adalah waktu yang pas untuk Arsenio membicarakan hal yang penting ini.

Arsen, Vania, Gibran dan kedua orang tua gadis itu kini sudah berkumpul di ruang tengah, saat setelah selesai makan malam.

"Tadi mau ngomong apa, Arsen?" tanya Edgar.

Lantas tidak segan-segan, Arsenio menjawab, "Saya ingin meminta restu untuk meminang anak Papa dan Mama."

Tentu saja Vania sangat terkejut mendengar hal itu, pasalnya laki-laki ini tidak pernah main-main dengan ucapannya.

"Kalau di izinkan, minggu ini saya meminta restu sama Papa dan Mama untuk segera meminang Vania."

"Papa setuju, lebih cepat lebih bagus." tutur Edgar dengan senyum merekah. Tanpa pikir panjang lagi, Edgar sudah yakin jika Arsenio adalah pilihan yang tepat untuk ia jadikan mantu.

"Tapi kan kita masih kuliah, Pa." bantah Vania.

"Aku bisa menafkahi kamu, Van."

"Maksud aku bukan begitu, Arsen. Kita fokus skripsi dulu, terus sidang. Abis itu, baru bahas ini. Nggak harus buru-buru, Sen."

Arsenio tersenyum gemas kala melihat semburat merah dari pipi kekasihnya.

"Kamu tuh cemas soal apa sih, Van? Takut kalau setelah nikah kamu langsung hamil? Dan nggak bisa fokus skripsi? Atau takut nggak fokus sidang?" ujar Arsen dengan senyum jahil.

Boyfriend • 3 [] Lee Jeno [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang