THE SECOND'S POV
Kamu baru saja melepas helm pelepas ketampanan milik Kiki. Kerudungmu jadi mleyot tak indah tak seperti dirumah tadi. Kamu mengendus kesal. Kamu sedang ada di parkiran luar sekolah.
'Wasem, helm hello kitty ku di pake Kiki.'
"Astagfirullah.. sabar-sabar.."
Setelah menyabut kunci motor, kamu membawa barang-barang bawaanmu menuju ruangan OSIS. Terlihat langit mendung, menandakan akan turun hujan. Kamu melihat sekelilingmu.
Pagi ini sedikit sepi. Jelas itu karena kamu telat masuk sekolah. Kerennya kamu tidak tertangkap basah oleh Mahesa. Little did he know, ada cara bagaimana masuk tanpa ketahuan. Bukan menyatu dengan angin, melainkan memanjat sisi lain sekolah. Biasanya ada Umami yang selalu menjaga disitu, tapi terkadang masih ada saja yang jajan di kantin dan anak-anak nakal yang merokok dibelakang sekolah dan Umami mengurus anak-anak itu. Jadi, ini takdir yang patut di syukuri.
Kamu sudah sampai didepan pintu ruangan OSIS. Knop pintu kamu buka dengan perlahan namun yang kamu dapati hanyalah—
Kosong.
Sepertinya Umami dan Mahesa sedang patroli seperti biasanya. Jalan-jalan berhadiah kalau lewat kelas Kiki, karena bandel-bandel anaknya.
Kamu menaruh tasmu di sofa dan duduk sejenak. Setelah sudah lebih nyaman kamu membuka tas untuk mengeluarkan laptop. Membuka dokumen yang terkoneksi jika ada OSIS lain yang mengubah isi dalamnya.
Baru lima menit, ketua dari organisasi sekolah ini, pemimpin paling cool katanya membuka pintu dengan pelan.
"Assalamualaikum." ucapnya ketika masuk ruangan OSIS.
"Wa'alaikumussalam warahmatullah."
Melihatmu bekerja Fathul— ketua OSIS penasaran. Matanya memincing menyeleksi satu persatu nama yang tertera di laptopmu.
"Ada berapa yang terlambat?" tanyanya datar. Ditangannya terdapat kopi hitam panas. Bapak-bapak kamu, thul.
Kamu mengulum bibirmu.
"Sekitar 10 orang."
Tenang saja ini bukan percakapan perang dingin antara kamu dan Fathul. Tiba-tiba pintu seperti di dobrak, reflek kalian berdua menoleh, mendapati Mahesa yang senyum bangga karena menyelesaikan pekerjaannya dan Umami dibelakangnya.
Mereka baru saja selesai patroli. Langsung saja mereka duduk ditempat duduk yang tak jauh dari tempatmu.
Oh iya, sudah lebih dari dua puluh menit kamu berkutat dengan tugas negara sekolah, waktunya nge-print. Kamu berdiri dari tempat duduk berjalan kearah mesin pencetak.
"Udah selesai?" tanya Fathul.
"Udah."
Kertas-kertas tercetak sudah keluar, lalu kamu mengabungkan kertas-kertas itu dengan staples. Terakhir, menyimpannnya di file laporan.
Beres.
Tidak ada yang bisa dilakukan lagi disini. Waktunya balik ke kelas.

KAMU SEDANG MEMBACA
PROTECT [WEE!!! X READER] *UNDER REVISION BEFORE CONTINUING*
FanfictionPeranku dipertaruhkan bagaimana aku bisa selalu menjaga kedamaian mereka. originally by © Amoeba Uwu © writerarl