Katanya "Kalau kamu berhasil merebut hati seorang seniman, maka kamu akan abadi dalam karyanya". Mungkin itu yang mendefinisikan seorang Rania. Dia suka sekali menulis, bahkan di buku diary nya banyak sekali orang spesial disana. Tapi, satu yang paling menarik dari buku itu. Bab yang berjudul "Enchanted" yang artinya "Terpesona" layaknya perasaan Rania yang pertama kali menyadari kalau dia telah jatuh sedalam-dalamnya kepada seorang remaja pria dengan tubuh tinggi, mata sedikit sipit, hidung mancung dan sangat amat menyukai matematika. Ya. Dia adalah tokoh utama pria kita, Leonard, atau sering dipanggil Leo. Si Ketua OSIS angkatan 2021.
Tapi disini, semuanya bermulai ketika Leo dan Rania masih dibangku kelas 8 SMP, begitu muda bukan? Kisah mereka memang benar-benar dimulai dari sini.
☆☆☆
Leo merupakan anggota OSIS yang begitu taat dengan organisasinya bahkan dari saat pertama kali dia memiliki tekad masuk kesana. Tak heran, dia menjadi kandidat terkuat untuk menjadi Ketua OSIS menggantikan Ketua OSIS periode sebelumnya.
Minggu ini pun dia begitu sibuk untuk mempersiapkan berbagai agenda dan syarat-syarat untuk mencalonkan diri menjadi anggota OSIS. Tidak mudah tapi tetap dia lakukan. Ini kesempatan emas untuknya agar bisa memimpin organisasi bergengsi tersebut ke arah yang lebih baik.
Leo selalu berkeliling sekolah untuk menyiapkan beberapa hal. Dia menemui Wakil Kepala Sekolah, menghandiri wawancara dan berbagai kegiatan yang begitu menyita waktunya. Terkadang dia begitu lelah, namun disaat itulah dia malah tak sengaja bertemu dengan seseorang yang tak pernah dia perhatikan sebelumnya.
"Masih sibuk?" Tanya seorang siswa dari kelas sebelah, itu adalah teman Leo.
"Masih, banyak yang belum lengkap. Dari sekarang harus dilengkapi. Anggota OSIS sama MPK yang lain juga lagi pada sibuk nyiapin pemilu untuk pemilihan ketos" Jawab Leo tanpa melihat wajah siswa itu.
"Semangat yaa, nanti gue bawain cimory deh ahahaha" Suara tawa itu menggema di ruang kelas 8G, Leo hanya menanggapinya dengan senyuman, "Tapi kemungkinan besar emang lo bakal menang"
"Kenapa lo yakin banget?" Tanya Leo.
"Leon, lo gak peka atau gimana. Lo itu murid paling dikenal kejeniusannya satu sekolah" Jawab siswi itu yakin.
"Dikenal jenius juga gak akan cukup, Kei" Leo menghembuskan nafas kasar.
Leo tahu. Hampir semua murid di sekolah ini selalu menganggapnya jenius. Jadi semuanya yakin dia pantas menjadi seorang Ketua OSIS, tapi bagaimana kalau yang meilihnya itu siswa dengan nilai analisis tinggi? Dia yakin orang lain lebih pantas menjadi seorang Ketua OSIS daripada dirinya yang hanya dipandang kejeniusannya saja.
"Gue gak mau. Gak mau dianggap jenius aja. Bakat gue gak cuma itu, Kei. Gue gak mau mereka naro ekspetasi terlalu tinggi tentang kejeniusan gue" Leon menunduk, dia nampak sedikit pesimis dengan tujuannya sekarang.
"Kebiasaan banget ya lo, suka tiba-tiba pesimis kayak gini" Kerien—orang yang sedari tadi mengobrol dengan Leo langsung menepuk bahu temannya itu, mencoba memberinya semangat, "Gue yakin lo bisa. Video perkenalan yang lo buat dan di post sama pihak sekolah kemarin, udah lumayan meyakinkan kok"
"Terima kasih ya, Kei" Leon tersenyum, dia kembali mengerjakan beberapa tugasnya dengan sedikit lebih percaya diri.
"Terima kasih kembali, Leon"
Obrolan singkat hari itu memang sederhana. Tapi siapa sangka, efeknya begitu luar biasa di masa depan.
Setelah mengobrol dengan Leon, Kerien berpamitan untuk kembali ke kelasnya. Kelas 8B. Disana sudah terlihat beberapa murid yang tersisa sedang piket kelas. Kerien pun lebih memilih duduk di dekat pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
About You || Na Jaemin
Teen Fiction"Siapa sih yang gak akan jatuh cinta kalau modelannya kayak lo!" Rania itu gak gampang jatuh cinta, tapi kalau orangnya kayak Leonard, gimana dia gak jatuh cinta? Bahkan setelah tidak pernah lagi menemukan cowok menarik dimatanya, sampai-sampai dibi...