11 : Only Us

1.6K 201 63
                                    


18+


POV : Jay

"Akhirnya selesai juga..."

Aku perlahan merapikan berkas milikku yang ternyata cukup banyak dan aku tidak akan tahu kalau bukan Mas Yeonjun, tunangan Xiaoting, yang memintaku mengumpulkan ini semua.

Jam digital meja kerjaku menunjukkan pukul dua lima puluh dini hari. Mataku terasa sedikit berat namun walpaper ponselku membuat mereka lebih cerah. Disana ada foto Sunoo dan bayangan cermin sambil memegang perut rata berisikan Gyul. Aku sangat merindukan mereka.

Jujur saja seminggu ini amat berat karana kulewati tanpa melihat dua cintaku, namun apa mau dikata kalau urusanku harus segera dikerjakan bersama Mas Yeonjun minggu ini juga. Hanya waktu tersebut yang senggang untuk dia tersedia membantuku. Sambil merawat Xiaoting, Mas Yeonjun masih menyempatkan untukku dan aku merasa sungkan pada keduanya. Namun mereka mengatakan sangat bersemangat menolongku. Semuanya seperti sulap karena hanya dalam waktu singkat ini, urusanku selesai.

Kembali pada kekasihku Sunoo, aku tidak bisa menahan gemuruh dalam dadaku. Seperti apa keadaan Sunoo sekarang, aku banyak menerka meski kami bertukar pesan dan aku sesekali melihatnya di kantor.

Ah, itu juga. Kesibukan di kantor hanya mampu memberiku waktu kosong saat jam makan siang dan sedikit di waktu pulang. Disaat-saat itu aku usahakan bertemu Sunoo meski kadang tidak berjalan mulus.

Aku menunggu pagi hingga lebih terang dan bergegas menuju supermarket sebelum ke apartemen Sunoo. Aku akan memasak sarapan pagi spesial untuk menandai kepulanganku.


My Very Bestfriend


Apartemen dengan bau khas Sunoo selalu menjadi tempat nyamanku. Aku menuju kamar tidurnya dan Sunoo tidak ada disana, berarti ia sedang mandi pagi dan akan bersiap berangkat kerja. Jadi kuputuskan untuk menggeledah dapur.

Lokasi dapur yang berada di sisi ruang berbatas tembok dengan kamar kami membuat kehadiranku tak terlalu kentara. Tapi aku bisa dengan jelas mendenger Sunoo mendekat, senyum terulas di wajahku.

Aku segera mematikan kompor dan berbalik, benar saja ada Sunoo disana. Ku gapai tubuhnya dan erat kupeluk. Aku sangat merindukan Sunoo-ku.

Didepan perut kurasakan gundukan kecil yang membatasiku dan Sunoo. Anakku, Gyul si bayi jeruk.
"Daddy rindu sekali dengan Gyul..." ku cium perut Sunoo beberapa kali lalu aku berdiri dan menyapa pipi Sunoo yang semakin berisi.

"Kenapa kesini? Tidak bersama Xiaoting?"

"Tunangannya sudah datang. Dia nggak butuh bantuanku." Malah aku yang butuh bantuan mereka, maaf aku tidak bisa mengatakan tentang itu padamu Sunoo.

Gemas rasanya ku lihat Sunoo yang menatapku hingga aku ingin memakan pipi Sunoo tapi aku harus melanjutkan masakanku.

Bangga dengan kepulan asap lezat diatas kompor, aku memindahkan pada piring dan membawanya ke meja makan. Beberapa kali kupanggil Sunoo tapi dia tidak muncul sehingga aku beranjak dan menuju kamar. Sunoo tidak disana. Di ruang lain di rumah ini, Sunoo tidak ada.

Aku teringat saat mengerjakan plating tadi mendengar suara pintu depan unit tertutup yang kupikir Sunoo keluar sebentar. Karena dia tak segera kembali, firasat membawaku keluar unit dan menuju basemen. Mobil Sunoo masih ditempat terakhir kali aku melihatnya.

Aku mengintari basemen hingga lobi gedung apartemen.

Betapa terkejut nya saat kudapati Sunoo dengan pakaian rapi memasuki taksi. Refleks aku berlari mengerjar mobil itu tapi aku tertinggal. Kudapati kunci di saku, aku berharap bisa mengikuti Sunoo meski pagi ini, sepeti biasa, padat.

My Very BestfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang