Happy reading 😁
Minggu pagi...
Mikko berkali-kali melihat room chat nya dengan Sela, berharap gadis itu akan membalas pesannya. Namun hasilnya nihil. Sela memang sudah membacanya, tapi sampai detik ini tak kunjung mengirimkan balasan. Padahal sudah sejak semalam pesan darinya terkirim.
Sela memang sengaja tidak membalas chat dari Mikko, ia masih kesal karena kemarin Mikko malah tidur saat dirinya menjelaskan materi.
Mikko menatap jam di layar handphonenya. Pukul tujuh lebih tiga puluh menit.
Ia kemudian meletakkan handphonenya di atas nakas dan bergegas menuju kamar mandi. Meski Sela tidak membalas chatnya tapi ia akan tetap kesana. Lagi pula dirinya juga sudah mengabari bukan?
Sementara itu Sela sedang sedang dimarahi habis habiskan oleh Arga akibat tidak sengaja memecahkan piring yang hendak dibawa ke meja makan. Ia tidak tahu kenapa tangannya tadi tiba-tiba terasa lemas.
"Kamu gimana sih! Cuma suruh nyiapin piring aja nggak becus, tiga hari yang lalu kamu mecahin gelas, sekarang piring. Besok apa lagi yang mau kamu pecahin, hah! "
Kepala lu yang gue pecahin, jawab Sela dalam hati
Ya, tiga hari yang lalu ia memang tidak sengaja menjatuhkan gelas. Malam itu ia terbangun dan memutuskan untuk ke dapur untuk membuat teh hangat. Baru saja ia akan menyeruput teh tangannya mendadak seperti kehilangan tenaga dan akhirnya gelas tersebut berujung pecah di lantai.
Sela merasa ada yang tidak beres dengan dirinya. Sekarang ia menjadi mudah lelah, sering pusing dan kadang mimisan tanpa sebab.
"Yang bener ngebersihin nya, awas aja kalau sampai masih ada pecahan yang tertinggal, " Omel ayah.
" Gue bantuin kak, " tutur Seli yang kini ikut berjongkok di depan Sela.
" Seli kamu nggak perlu membantu Sela, biarkan dia sendiri saja yang membereskan, " Cegah Arga
"Tapi pa–"
"Sudahlah kita tunggu saja di ruang makan," Ajak Arga," Dan kamu habis ini siapin makan sama satu lagi, jangan sampai ada barang yang pecah. " Sembari menunjuk Sela.
Seli berjalan mengikuti Arga menuju ruang makan, ia sebenarnya ingin membantu kakaknya namun Arga tidak pernah mengijinkannya melakukan itu, berbeda dengan Sela yang suka melawan papanya Seli selalu patuh dengan dengan Arga, mungkin hal itu juga yang membuat Arga menyayangi Seli–karena ia adalah anak yang penurut.
Setelah Arga pergi Sela membersihkan pecahan piring sambil menggerutu.
"Kalo emang takut gue mecahin piring lagi kenapa nggak abil piring sendiri aja? kenapa mesti gue yang harus nyiapin? Semua pekerjaan rumah gue yang nyelesain, sedangkan Seli disuruh nyantai nggak ngapa-ngapain, " gerutunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka
Teen FictionDibalik tawa ceriaku, terdapat luka yang menganga. Aku rindu hangatnya pelukan dan kasih sayang. Rindu? Aku bahkan sudah lupa bagaimana rasanya semua itu. Start : 19 Oktober 2022 End : - Cover and cast by © pinterest