Apa Itu?

319 46 1
                                    

Riku jalan lebih dulu sambil bersenandung, sedangkan Tenn masih diujung tangga menguping pembicaraan kakek dan neneknya, ia memasang telinganya dengan tajam supaya mendengar jelas perbincangan kedua paruh baya itu

"Bisa kau hentikan tingkah laku aneh mu?, kau bisa membuat kedua anak itu ketakutan" ujar sang kakek dengan marah-marah

Sang nenek yang tidak ingin kalah saing dengan perkataan sang kakek "aku tidak sabar lagi, aku ingin hidup kita bahagia tanpa hambatan, dengan mereka berdua.... Kita bisa menyingkirkan rasa takut ini"

"Aku faham perasaanmu, namun bisakah jangan mereka berdua? " ucap sang kakek yang mengelus pundak sang nenek

"Kalau bukan mereka siapa lagi?, ini kesempatan emas" Sobo~

Tenn yang mendengar perbincangan itu, langsung pergi setelah perbincangan kakek dan neneknya selesai, ia terbirit-birit menyusul Riku yang tidak sadar sedari tadi kakaknya tidak disampingnya

"Riku!!! " seru Tenn memanggil adiknya

Dengan langsung Riku menghentikan langkahnya, ia memalingkan pandangannya kearah Tenn dengan senyum manis terukir diwajahnya " iya.... Ada apa Tenn-nii?, sesuatu yang ingin kau katakan? "

"Riku, kau merasa aneh tidak dengan sikap Sobo dan Sofu? " tanya Tenn pada Riku dengan firasatnya yang buruk

"Ahh iya, Tenn-nii tidak tahu ya tadi, Sofu juga mengatakan hal sesuatu tentang 'kumohon jangan mereka' begitu, seakan ia sedang berdoa" ucap Riku dengan mengerutkan keningnya

Tenn membelalakan matanya, ia kaget dengan ucapan yang barusan Riku katakan, Riku menatap heran kakaknya "ada apa Tenn-nii?, ada sesuatu yang buruk? "

Spontan Tenn tersadar dari lamunannya, ia menatap khawatir pada adiknya, hatinya was-was, takut bertebaran dipikirannya "Riku, jangan-jangan-

Ucapan Tenn terputus karena kakeknya menyela " kalian berdua, apa yang sedang kalian lakukan disini? "

"Ahahaha... Tidak ada, aku dan Tenn-nii cuma mengobrol tentang perjalanan tadi kok" sahut Riku seadanya, raut wajah Tenn hanya menurut dengan ucapan adiknya, seolah wajahnya mengatakan 'kerja bagus Riku'

"Ohh... Kalau begitu, selamat bersenang-senang yaa" ucap kakeknya yang langsung pergi melewati mereka berdua

"Sudah Tenn-nii, ayo kita mencari kesibukan" ajak Riku menarik tangan Tenn dengan paksa

"Iya pelan-pelan Riku, nanti asmamu kambuh lagi" ucap Tenn sembari terus mengikuti Riku yang menarik tangannya

Mereka terkejut, diruang menonton TV.... Disana ada Gramaphon yang terputar lagu seriosa dengan keras tanpa ada seseorang yang memutarnya, lagu itu nyaring memenuhi seluruh ruangan, Tenn bergidik ketakutan dengan keganjilan itu, namun pikirannya berusaha tetap tenang dengan berkata 'mungkin hanya Sobo atau Sofu yang lupa mematikannya '

Saat Tenn masih sibuk dengan pemikirannya, Riku mendekati kursi dekat dengan Gramaphon itu, ia seperti memperhatikan sesuatu... Bukan Gramaphon nya namun memperhatikan sesuatu seperti ada yang duduk di kursi itu, padahal di tatapan Tenn tidak melihat apapun, Tenn memiringkan kepalanya karena kebingungan

"Kenapa memutar lagu yang menakutkan Sobo? " tanya Riku pada sosok yang tidak dapat dilihat Tenn, Tenn membelalakkan matanya karena terkejut dengan yang dilakukan adiknya, Tenn lupa bahwa Riku dapat melihat makhluk halus

"Kenapa tidak dijawab? " tanya Riku lagi, Tenn langsung menghampiri adiknya dengan cepat dan memegang erat tangan Riku " ehhh... Tenn-nii!!?? "

Dan terus berlari keluar dari ruangan itu dengan raut wajah Tenn yang terlihat sangat ketakutan, genggaman tangan Tenn sangat erat untuk menarik tangan Riku, saat di Koridor yang cukup jauh dengan suara Gramaphon yang sudah tidak terdengar lagi, Tenn melepaskan genggamannya dan menatap marah pada Riku

"Ada apa Tenn-nii?, tadi itukan Sobo.... Kenapa Tenn-nii malah menarik ku lari? " tanya Riku dengan menggembungkan pipinya karena kesal dengan tingkah egois kakaknya

"Bukan begitu Riku, itu bukan Sobo.... Bahkan aku tidak melihat Sobo disana tadi, tidak ada siapapun disana Riku, hanya ada Gramaphon yang memutar lagu yang mengerikan tadi" sahut Tenn sembari memberikan ekspresi marah pada Riku

Riku membelalakkan matanya, ia kaget dengan ucapan yang dikatakan oleh kakaknya, bahkan hampir tidak percaya "benarkah Tenn-nii?, kau tidak bercanda kan? "

"Aku tidak bohong Riku, kau lupa yaa?.. Kalau kau sendiri dapat melihat makhluk halus seperti itu" ucap Tenn mengingatkan kemampuan nya yang dapat melihat makhluk tak kasat mata

"Oh iya, aku lupa kalau aku bisa melakukan itu" ucap Riku sembari menutup matanya dengan tangannya

Riku langsung menatap takut dan khawatir kearah Tenn, raut wajahnya dapat dibaca dengan cepat kalau ia ingin menangis untuk meluapkan rasa takutnya "Tenn-nii, aku takut"

Tenn langsung memeluk Riku dengan erat,yang dibalas pelukan oleh Riku, ia mulai merasakan baju bagian pundaknya basah "tidak apa Riku, aku ada disini... Selamanya untukmu"



Riku dan Tenn memutuskan tidur di kursi dekat dengan jendela, tempatnya di koridor yang sama, mereka belum pindah sedikitpun dari tempat itu, karena kantuk yang sudah memutari pikiran mereka akhirnya mereka memutuskan untuk tidur di kursi yang tidak jauh dari tempat mereka berdiri

Saat mereka asyik tidur di kursi itu bersama, dengan Tenn tidur terduduk sedang Riku tidur dipaha kakaknya sebagai bantalnya, neneknya berjalan melewati mereka berdua dengan senyum tipis yang terukir diwajahnya

Riku membuka matanya perlahan setelah neneknya melewati mereka berdua, ia terduduk dan melihat neneknya berjalan terus hingga hilang dibelokkan ruangan, Riku memutuskan untuk berdiri bangun dan mengikuti kemana neneknya pergi

Ia berlari kecil untuk dapat mengikuti neneknya yang sudah jauh darinya, kakinya dengan pelan berjalan saat keberadaannya tidak jauh dari neneknya, ia bersembunyi sebentar ketika neneknya memalingkan pandangannya kebelakang

Dan dilanjutkan lagi ketika neneknya berjalan maju kembali, neneknya memasuki ruangan di tangga bawah yang sangat gelap

Riku tidak dapat melihat apapun disana, namun hanya sedikit cahaya yang menerangi nya, seketika ia masuk ke ruangan yang minim cahaya, disana seharusnya ada keberadaan neneknya namun tidak ada siapapun, hanya perabotan tua dan usang yang ditumpuk tumpuk, Riku mulai kebingungan

Ia mendengar sesuatu dari belakangnya, dan sesaat

//Seett

Riku menghindari serangan dari sosok hitam membawa senjata tajam dari belakangnya, saat ia berhasil menghindarinya, sosok hitam itu langsung menghilang dan lenyap dimakan udara, Riku menahan nafasnya yang ngos-ngosan karena kaget dengan kejadian yang ia lihat tadi 'dia berusaha membunuhku? ' batin Riku

"Riku-kun!! "

Riku memalingkan pandangannya, ia dapati neneknya yang berdiri di ambang pintu dengan raut wajahnya yang khawatir "kau baik-baik saja Riku-kun-? "

Neneknya langsung menghampiri Riku, dan memeluknya erat, Riku pun merasa nyaman saat dipeluk "aku baik-baik saja Sobo, jangan khawatir"

"Jangan disini Riku-kun, disini tidak aman" ucap neneknya dengan nada bicaranya yang terdengar tergagap "aku tadi melihat ada-

Ucapan Riku terputus karena neneknya menyela
" sudahlah, kau keluar dari ruangan ini, Sobo mau mengambil barang dulu disini "

Riku hanya menurut dan langsung keluar dari ruangan itu, dengan pikirannya yang banyak pertanyaan "kalau itu Sobo, yang ku ikuti tadi siapa? " gumam Riku

Neneknya sedang menatap punggung Riku yang semakin jauh dari ruangan itu, matanya seperti memberikan amarah besar pada Riku 'kenapa bocah itu dapat melihatnya? ' batin neneknya

To be continued-




















Thanks for read😆
Vote please🤗

INDIGO (AU IDOLiSH7)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang