Your Butt

520 25 10
                                    

Oikawa berlari mengejar Iwaizumi yang terlihat berjalan keluar sekolah. Dengan menunjukkan cengirannya, Oikawa menyodorkan sebatang coklat untuk lelaki tersebut. "Untukmu, Iwai chan~" Tidak mempedulikan tatapan sinis lelaki didepannya, Oikawa masih setia menunjukkan senyuman lebarnya. Bahkan dapat dipastikan semua giginya dapat terlihat akibat lebar senyumannya tersebut,"Aku tidak makan coklat murahan seperti itu."

Senyuman Oikawa tidak luntur. Malah lelaki itu semakin melebarkan senyumannya hingga batas sewajarnya. Tatapan matanya terus menatap Iwaizumi yang berjalan melaluinya, hingga lelaki itu menghilang di kerumunan siswa yang bergegas pulang. Wajahnya seketika memerah ketika matanya dengan sengaja mengarah pada bongkahan bulat di bagian belakang bawah Iwaizumi.

"Tsh. Apa yang sebenarnya kau suka dari Iwaizumi?" tanpa menoleh, Oikawa sudah mengetahui siapa pemilik suara ini. Matsukawa temannya,"Tentu saja karena dia sangat manis, imut, menggemaskan dan jangan lupakan bongkahan bokongnya yang padat itu!" Oikawa berkata dengan api yang berkobar disekelilingnya. Hal yang biasa terjadi ketika dirinya mendeskripsikan seorang Iwaizumi Hajime. Saking senangnya akibat pikiran yang berada didalam kepalanya, Oikawa melompat-lompat kecil sambil meremas coklat ditangannya dengan gemas,"Aku benar-benar ingin menampar dan meremas bokongnya."

"Tampar dan remas bokongku saja, Oikawa. Bokongku tidak kalah padat dengan bokong si pangeran es itu kok." Seketika wajah berseri-seri Oikawa hilang. Ia menoleh pada seorang lelaki lainnya yang bertubuh lebih pendek darinya. Apalagi saat lelaki itu menunggingkan tubuhnya lalu menggoyang-goyangkan bokongnya sambil tertawa senang. Oikawa menggepalkan tangannya kesal. Si Hanamaki ini. Merusak imajinasi di kepalanya,"Biar aku saja yang lakukan Maki!"tawar Matsukawa

"Diam kau idiot!"

Akhirnya Oikawa memutuskan untuk meninggalkan kedua temannya setelah menampar bokong tepos Matsukawa.

"Oikawa Tooru sialan!"


"Jadi, bagaimana?"

"Apa ini gila? Kelas kita harus menampilkan drama Snow white?!"

Kito selaku ketua kelas menghela nafasnya lalu mengangguk. Ia menatap teman-teman sekelasnya dengan tatapan bersalah,"Ini karena kau ketua kelas sialan!" Seketika tatapan bersalah itu berubah dengan tatapan kesal disertai kedutan pada sudut bibir. Akibat ucapan kurang ajar dari Hanamaki, satu kelas langsung melayangkan protes dan cacian untuknya.

"Dasar tangan baumu tidak berguna!"

"Bagaimana kau bisa mengambil undian drama?!"

"Sudah ku bilang harusnya aku saja yang ambil undian itu!"

"Brengsek."

"Tidak berguna!"

Menghela satu nafas panjang, kito memukul meja kencang. Bukannya diam, suasana kelas malah semakin ramai karena teman-temannya yang lain ikut memukul meja secara bersamaan dalam jangka waktu yang lumayan lama. Tidak ingin menunjukkan amarahnya yang lebih dari ini, Kito memilih diam hingga teman-temannya kembali hening,"Jadi... aku tau kalian sangat marah kepada tangan pembawa nasib buruk milikku." Sebenarnya memang terlihat berlebihan ketika satu kelas harus demo saat mengetahui bahwa mereka harus menampilkan drama. Jika hal tersebut terjadi pada sebuah kelas dengan murid yang berisikan lelaki dan perempuan. Tapi ketika satu kelas hanya berisikan lelaki, bahkan satu sekolah. Bukankah akan menjadi hal yang wajar ketika satu kelas menunjukkan protes?

"Siapa yang ingin bersukarela menjadi putri?"

Tiba-tiba satu kelas menjadi hening.

"Hanamaki saja."

"Iya, dia paling pendek."

"Dia pasti cocok."

BRAK

Orang yang disebut-sebut berdiri sambil menggebrak meja. Hanamaki menatap para pelaku dengan tajam. "Aku tidak mau. Cantik-cantik begini aku 'kan masih laki-laki." Namun bukannya takut, para pelaku yang mendapatkan tatapan tajam Hanamaki malah tertawa senang ditempat duduk mereka,"Kalau begitu Iwaizumina saja. Kan dia adalah ibunya tim Voli."

Obsession to ur Booty( ONE SHOT)Where stories live. Discover now