Everligh 09. Pertemuan

5.4K 474 50
                                    


◕𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠◕

Asteria duduk melamun di sandaran kasurnya, ia berkali-kali meremat sprei meredamkan segala kekesalan.

"Arghh! Brengsek! Sialan! Pria sialan! Sebenarnya siapa dia," lirihnya di akhir, ia bahkan mengabaikan derit pintu kamar yang terbuka.

Sebenarnya tadi Daisy dan Daisha menemani gadis itu berusaha menenangkannya, melihat wajah sayu Daisy membuat Asteria lebih mengkhawatirkan Bundanya itu, jadi ia beralasan telah baik-baik saja agar Daisy percaya.

Sementara Sagra, pria itu tengah berbicara diruang tamu bersama kedua Papah dan Papih nya.

Asteria menyentuh bibirnya yang sedikit membengkak, tiba-tiba sekelebat desisan lembut namun mematikan pria itu mengalun indah di memorinya.

"Bibir ini dan tubuhmu ini sepenuhnya milikku, jika pria itu memeluk milikku lagi... Dia akan mati perlahan-lahan."

"GAK! AKU GAK MAU!!!" Asteria menggosok bibirnya yang telah ia basuh dengan air beberapa kali, namun tetap saja rasa lengkap itu melekat bagaikan lem di bibirnya. "Hiks... Aku gak mau! Gamau-"

"Sssttt... Cukup Asteria, aku disini. Aku disini," pelukan hangat disertai ucapan lembut Sagra membuat tubuh Asteria melemah. "It's okay, semuanya akan baik-baik saja. Sekarang ada aku, aku akan jaga kamu selalu Asteria. Aku bahkan sudah berjanji pada Papah dan Papih kamu."

Asteria mendonggakan wajahnya dipelukan Sagra.
"M-maksudnya?"

Sagra tersenyum lembut, lengannya mengusap anak rambut juga jejak air mata di pipi gadisnya.
"Aku melamar mu untuk menjadi milikku seutuhnya Asteria."

Bibirnya menipis dengan getaran kecil yang mana mata bulatnya ikut menyipit walau bulu mata lentik itu lagi-lagi terbiasahi oleh air matanya, isakan keluar dari dalam sana.

"Tapi... Aku kotor Sagra-"

"No! Siapa yang mengatakan itu hm? Kamu tidak pernah kotor Asteria, tidak pernah. Aku mencintaimu dan kecelakaan itu tidak akan mengubah rasa cintaku, tidak akan."

Senyuman manis diberikan Asteria, matanya menyipit kala pria itu mengecup pelipisnya pelan.
"Tidur, kamu harus istirahat sekarang. Apapun yang terjadi tadi, anggap itu hanya mimpi burukmu, jangan memikirkannya, aku akan mencari orang gila itu dan menyeretnya sejauh mungkin dari gadisku ini."

Kekehan diberikan Asteria, Sagra mengelus pipi tembam yang menjadi candunya itu.
"Kamu kayaknya harus diet."

Bugh!

Asteria memukul pundak pria itu yang mana membuat sang empunya meringis.
"Mulai deh! Jangan bawa-bawa masalah berat badan! Aku masih sensitif buat itu!"

"Iya-iya sayang, udah sekarang tidur," Sagra membantunya membenarkan posisi kaki juga menyuruh Asteria untuk menghadap samping kanan, ia menarik selimut sampai perut gadis itu.

Cup...

"Goodnight, aku akan kemari lagi besok, sekalian bawa puding coklat buatan Mommy. Mau?" Sagra mengelus rambut Asteria dengan sayang.

"Mau banget!" seru Asteria tertawa renyah, karena gemas Sagra mencium pipi tembam itu sekali lagi. "Haish! Udah ih basah kan, eh. Tapi janji harus bawa puding buatan Mommy Angel nya besok ya! Awas aja kalo bohong!"

Sagra mengangguk.
"Iya janji deh, sekarang kamu tidur dulu baru aku keluar. Ayo."

Asteria memejamkan matanya seraya mesem-mesem.

"Pangerannya pulang dulu cantik," ia mengecup pelan hidung gadisnya lalu berdiri dan beranjak pergi dari sana smbil mematikan lampu kamar.

Mata Asteria terbuka kembali, hatinya menghangat setiap melihat Sagra namun ada rasa ganjil dihatinya karena kejadian tadi.

EVERLIGH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang