Dentuman jam itu terus berisik, berjalan menyusuri waktu yang tak pernah henti. Satu tangkai mawar hitam itu kembali terbayang, durinya masih tertancap pati pada jari jemari ku.
Tuan, harap ku hanya satu, ambil kembali duri ini dan pergilah dengan damai. Aku tak suka bila kau meninggalkan jejak bahkan satu noda darah sekalipun. Pergilah pada dekapan sang tuhan, dan berbahagia lah bersama dayang dayang. Tunggu aku di persimpangan, dan peluk aku kala raga ini siap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maybe empty is real
Short StorySebuah cerita yang ku rangakai dengan kata kata, mungkin berkenan mampir sebentar untuk membaca, siapa tau dapat mengambil sebuah pembelajaran, atau keseruannya. Ingat, hanya sebuah kata kata absurd yang ku rangkai kala aku gabut. Hanya sekedar quo...