Bagaimana mungkin seseorang bisa bertahan dalam ruang lingkup kedatangan? kedatangan seorang lagi dalam hidupnya, dan berpikir cepat bahwa orang itu akan segera pergi. Aku mungkin tidak akan sanggup menahan kesedihan lagi untuk kesekian kalinya. Telah banyak orang yang datang dan pergi begitu saja tanpa memberi tanda pamit padaku. Semakin banyak yang datang dan pergi, akupun telah terbiasa dengan fase itu. Pada waktu yang berbeda, hal yang ditakutkan pun datang. Waktu yang semakin dewasa, semakin dewasa juga pikiran yang dibawa ini.
Pikiran yang merasa sok dewasa padahal masih tertinggal ditahun 2019. Merasa paling jago dalam hal patah hati karena takut ditinggal. Hai... aku telah muak dengan fase ini, hanya karena aku tak punya banyak nyali untuk berkata. Berkata hal sederhana tapi susah diucap. Mudah untuk mengatakan bersama, tapi takut untuk berkata bersama-sama.
Nyaman dengan fase yang sama di waktu berbeda, aku merasa tidak melakukan hal yang benar belakangan ini. Aku berusaha untuk tetap menjaga dan melindunginya, dengan akhiran takut untuk menyakiti. Apapun yang ada diakhir harus diterima, entah apapun itu. Setelah masuk akhir, masuk juga hari kesedihan yang mendalam. Bertanya, apakah siap untuk memulai fase yang sama lagi? sudah siap dengan persiapan yang harus disiapkan untuk diakhir? timbul tanya pikiran yang tiada ujung membuat tenggalam di dalam permukaan laut, bukan untuk menyelam tapi untuk mensama ratakan pikiran. terima kasih untuk semua yang datang untuk pergi, semoga di kedatangan selanjutnya bisa bertahan lama, tanpa harus memikirkan akhirnya.
-rozii-
KAMU SEDANG MEMBACA
Datang Untuk Pergi
Short Storybercerita tentang aku yang sedang berada fase kurang baik karena mengalami lalu lintas perasaan yang tidak teratur.