BAB 31

346 32 1
                                    

Awalnya Xiao Zhan menolak. Tapi entah apa yang Sun Anke bisikkan, membuat Xiao Zhan segera meminumnya dan tidak lama dia segera tertidur. Sun Anke menutup pintu kamar Xiao Zhan perlahan. Ia menunjukan wajah kesal ke Wang Yibo dan Zhoucheng. Setelah mereka keluar dari kamar Xiao Zhan, ia sibuk menelpon temannya yang sepertinya seorang dokter. Setelah telpon ia berencana akan masuk kembali ke kamar Xiao Zhan, namun di cegah Xiao Zhoucheng yang ternyata secara tidak sengaja mendengar pembicaraan Sun Anke di telpon.

"Katakan, apa maksud ucapanmu tadi di telepon? Kau bilang mental Zhan terganggu?" tanya Zhoucheng
"Cheng ge. Jangan marah. Dia dulunya seorang perawat" kata Wang Yibo
"Tuan Yibo, saya tau anda kesal dengan Tuan Zhan. Saya juga tau Tuan Zhoucheng sama kesalnya. Tapi bisakah anda bayangkan saja jadi tuan Zhan. Sembuh dari jantung malah kehilangan kaki"
"Hei jawab saja apa maksudmu gangguan mental? Depresi?" tanya Zhoucheng
"Hai, anda memang kakak tuan Zhan, tapi bukan berarti saya takut dengan anda! Anda yang lebih dewasa seharusnya lebih bisa menjaga sikap, dari pada saya yang umurnya jauh di bawah anda! Anda terlihat perhatian dengan adik anda. Tapi jika seandainya Tuan Zhan benar-benar depresi apa anda bisa memperhatikannya seperti dulu? Saya sendiri tidak yakin jika anda masih menganggap tuan Zhan seperti tuan Zhan saat sakit jantung!"
"Yibo! Dia berani sekali!!?"
"Maaf ge. Tapi hanya dia yang aku percaya menjaga Zhan. Anke, kau bilang Zhan depresi, benarkah?" tanya Wang Yibo halus
"Seandainya Tuan... Tadi saya bicara dengan saudara saya yang seorang psikiater. Saya tau ilmu tentang kejiwaan. Awalnya saya memperkirakan depresi. Tapi setelah saya bertanya hanya kemungkinan gangguan psikologis biasa pasca amputasi. Jadi bagi Tuan-tuan sekalian, jika tidak sabar saya bisa merawatnya dengan sabar. Karena pasien seperti Tuan Zhan sangat memerlukan kesabaran. Ia bisa saja berbuat nekat. KAPANPUN!!" kata Sun Anke memperjelas kata terakhirnya
"Nekat yang bagaimana?"
"Melukai diri sendiri, melukai orang lain atau bunuh diri" jawab Sun Anke
"Bunuh diri?!!"
"Jadi bersabarlah menghadapi pasien seperti itu! Kalian juga berfikirlah, jika jadi tuan Zhan. Kehilangan kakinya setelah sembuh dari jantungnya. Jangan kasar dan bersikap tidak baik ke pasien seperti tuan Zhan!!"
"Emn. Terima kasih Anke" kata Wang Yibo
"Saya heran dengan kalian. Katanya sayang. Katanya keluarga. Katanya saat dia punya sakit jantung mengurungnya karena terlalu menyanyanginya. Sekarang dia kehilangan semua kakinya, kalian mudah sekali marah dan tidak sabar!? Sebenarnya yang punya gangguan psikologis kalian atau Tuan Zhan!? Tadi bilang mau ajak pergi, baru sedikit Tuan Zhan terkena gangguan emosional eh kalian sudah langsung emosi... Bilang masih pagi jangan bertengkar... Tapi kalian sendiri yang memicu pertengkaran. Kalian aneh!" tanya Sun Anke lalu masuk ke kamar Xiao Zhan
"Hei! Kau berani sekali!?" bentak Zhoucheng lagi
"Sun Anke tidak pernah takut jika ia benar. Dia selalu jujur" kata Wang Yibo
"Tapi lihat perlakuannya! Dia juga untuk apa masuk ke kamar Zhan?" tanya Zhoucheng
"Tenang saja. Anke dapat di percaya"
Sun Anke akhirnya keluar kamar Xiao Zhan "apa yang kau lakukan di kamar Zhan!?" tanya Xiao Zhoucheng
"Saya hanya lihat keadaannya sekilas!! Saya juga hanya merawat keadaan Bos saya! Dia terluka di lutut dan kalian lihat... kepalanya memar" kata Sun Ank
"Sudah jangan marah lagi Anke"  kata Cheng Jun tiba-tiba muncul
"Mereka kaya, pintar tapi tidak di gunakan untuk adiknya yang jelas ada gangguan psikologis! Kalian bertujuan ingin membahagiakan Tuan Zhan. Tapi tidak melihat kondisi fisik dan psikologisnya, menurutku, rasa sayang kalian hanya terlihat di luar. Tidak pakai hati! Hanya ingin diperlihatkan keorang lain, bukan ke tuan Zhan yang jelas lebih membutuhkan daripada pandangan orang!" ujar Sun Anke "ah satu lagi, jangan ganggu pasien di dalam! Dia terlihat tidak tenang, namun ia masih dalam pengaruh obat!"
"Umurmu berapa? Ucapanmu, sikapmu, seperti orang tua" tanya Zhoucheng
"Umur boleh muda, tapi jangan remehkan pengalaman saya"
"Ayo, kau tidak ingin di pecat Tuan Yibo kan?" kata Cheng Jun
"Di pecatpun tidak masalah. Aku sudah selesai bicara jujur. Aku pergi tuan" salam Sun Anke
"Tuan-tuan maafkan Anke. Dia sangat sensitif jika menyangkut penyakit. Maaf" kata Cheng Jun lalu pergi
"Dia sudah merawat adiknya sendiri sejak kecil, pemikirannya dewasa sebelum waktunya. Tanggung jawabnya tinggi untuk merawat adiknya seorang yang dulunya autis" kata Wang Yibo
"Lalu kedua orang tua nya dimana? Adiknya dimana sekarang?" tanya Zhoucheng
"Orang tua nya sudah meninggal. Sedangkan adiknya juga meninggal 2 tahun lalu. Karena kecelakaan"
"Bagaimanapun sikapnya. Ia hanya berusaha bersikap jujur" kata Liu Haikuan

Wang Yibo, Liu Haikuan, dan Xiao Zhoucheng masuk ke kamar Xiao Zhan. Mereka melihat keadaan Xiao Zhan sejenak. Xiao Zhan tampak tidak nyenyak. Keringat mengalir di pelipisnya, matanya terpejam namun kepalanya terus bergerak. Wang Yibo mendekat dan memegang tangan Xiao Zhan. Wang Yibo menangis. Ia tidak bicara apapun. Hanya air mata yang tertumpah tanpa henti. Ia merasa bersalah karena mengabaikan dan tidak sabar ke Xiao Zhan. Padahal bisa di katakan penyebabnya dirinya.

"Zhan. Maaf. Maafkan aku... Tidak seharusnya kesal dan marah karena ketakutanmu. Zhan, maafkan aku" katanya. Tapi perlahan Xiao Zhan mulai tenang. Kepalanya tidak lagi bergerak gelisah
"Zhan hanya tidur bo" kata Zhoucheng
"Tapi aku bersalah. Dia memang sangat kehilangan kakinya. Ia memang sangat pesimis dan terlalu memikirkan kita. Aku, kau, kedua orang tuanya. Aku seharusnya lebih memahaminya. Bukan ikut kesal dan marah dengan sikapnya"
"Tapi dia baik-baik saja" kata Liu Haikuan
"Harus memakai obat penenang bisa dikatakan baik? Jika bangun selalu jatuh dengan alasan lupa jika tidak lagi punya kaki bisa di katakan baik?"
"Aku sebenarnya juga salah. Aku membentaknya dan aku menyalahkan Kuan Ge karena berita yang ia dengar terlalu kencang" kata Zhoucheng
"Kita keluar.  Tenangkan diri masing-masing. Atau Zhan akan bangun" kata Liu Haikuan

Xiao Zhan terbangun pukul 2 siang dan ia tidak menemukan siapapun di kamar. Dia berusaha bangkit dan meraih kursi roda yang ternyata tidak berhasil ia gapai dengan tangan. Alhasil ia terjatuh Tengkurap. Sialnya tidak ada yang mendengarnya. Xiao Zhan mencoba merangkak mendekati kursi rodanya. Tapi sulit untuk membuatnya berdiri. Ia mencoba berpegangan ke kursi rodanya. Tapi Jika ia memaksa berdiri, kursi nya yang akan menimpanya dan lukanya akan kembali terbuka.

"Kenapa kalian tidak membuangku saja!? Kenapa kalian membuatku harus berusaha berdiri? Kalian mengejekku karena aku tidak mempunyai kaki?" gumam Xiao Zhan penuh amarah
"Sial, aku harus duduk di kursi ini sendiri. Ini sakit!!" pekik Xiao Zhan

Dengan posisi duduk - merangkak - duduk - merangkak Xiao Zhan mencoba mendorong kursi nya dengan tangannya hingga dekat dengan ranjang. Ia berusaha naik lagi keatas ranjang. Setelah berhasil naik ke atas ranjang, ia memindahkan pantatnya ke kursi roda. Xiao Zhan menatap bekas luka kakinya yang di balut perban tebal. Ia merasakan nyeri dan darah yang mengalir.

"Sial. Ini sakit sekali" gumam Xiao Zhan

Prok
Prok
Prok

Orang-orang masuk dengan bertepuk tangan. Namun Xiao Zhan tetap diam. Ia tidak menerima uluran tangan dan pertolongan orang lain. Perasaan kesal dan sangat marah hinggap di hatinya Ia melajukan kursinya ke toilet. Semua orang memberinya jalan. Semua orang secara tidak langsung merasa bersalah.

"Zhan, kau mau kemana?" tanya Liu Haikuan namun tidak ada jawaban dan langsung masuk ke toilet
"Aku baru sadar jika pintu di kamarmu, konsepnya sliding door" kata Zhoucheng
"Sengaja. Agar mudah jika keluar masuk ge"
"Tunggu Zhan..Zhan...? Hai!!! Buka!!!" kata Zhoucheng
"Zhan, aku bantu, nanti kau jatuh saat ke closet duduk" kata Wang Yibo

Zhan, Kau KeajaibanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang