Mobil hitam milik Yuta memasuki pekarangan rumah berlantai dua yang terletak di salah satu kawasan elit di kota itu. Hari ini Yuta pulang setelah beberapa hari tidur di kantor karena pekerjaannya yang banyak.
Renjun dan Jaemin keluar lebih dahulu dengan membawa tiga kantong plastik yang berisi makanan.
Jaemin berlari ke arah gerbang untuk menghampiri satpam yang menjaga rumahnya, lalu memberikan satu bungkus makanan. Setelah itu, ia melangkahkan kakinya ke taman yang ada di sebelah rumahnya, mencari tukang kebun yang biasa membersihkan taman rumahnya untuk diberikan makanan.
Yuta tersenyum bangga melihat tingkah anak-anaknya. Ia merasa dirinya berhasil mendidik si kembar.
"Udah?" Tanya Yuta begitu Jaemin sampai di sebelahnya.
Jaemin mengangguk lalu berjalan masuk bersama ayahnya dengan memeluk lengan sang ayah. Sementara Renjun, anak itu sudah masuk ke dalam rumah untuk memberikan sebungkus makanan kepada bibi yang mengurus rumah.
"AYAAHH!"
Yuta dan Jaemin yang baru saja memasuki rumah disambut oleh teriakan nyaring Renjun.
"INJUN JANGAN TERIAK!!" Kesal Jaemin.
"NANA JUGA TERIAK YA!"
Yuta hanya tersenyum sabar, sudah biasa mendengar kedua anaknya saling berteriak satu sama lain.
Renjun berlari menyusul ayah dan saudaranya yang sudah duduk santai di depan televisi. Mengambil tempat di sebelah kanan ayahnya, lalu menunjukkan hasil karyanya yang ia buat selama Yuta tak menemani mereka di rumah beberapa hari yang lalu.
"Wah, ini Injun yang buat? Bagus sekali."
Renjun tersenyum senang sembari bertepuk tangan mendengar pujian sang ayah.
"Ayah ayah! Liat punya Nana juga." Ucap Jaemin, ia baru saja kembali dari kamarnya untuk mengambil hasil gambarannya.
Yuta mengalihkan pandangannya ke arah Jaemin. Dapat ia lihat hasil karya Jaemin yang tak jauh berbeda dengan Renjun. Yuta tersenyum sambil mengelus pelan kedua kepala si kembar. Yuta akui, kedua anaknya ini selain cepat menangkap apa yang ia ajari, mereka juga memiliki kreatifitas yang tinggi, mereka juga sangat pandai bermain warna. Lihat saja hasil gambar mereka, di saat anak seusia mereka hanya bisa membuat coretan abstrak, si kembar sudah mampu membuat gambar binatang yang cukup sulit untuk anak usia 5 tahun.
Bakat si kembar pasti menurun dari kedua orang tua kandung mereka.
Yuta menggendong kedua anaknya menuju kamar. Hari sudah sore, ini saatnya si kembar mandi. Ia menurunkan kedua anaknya di atas ranjang king size miliknya, melepas seluruh pakaian yang melekat di tubuh si kembar sebelum membawa mereka ke dalam kamar mandi.
Renjun dan Jaemin langsung masuk ke dalam bathtub begitu Yuta menurunkan mereka. Ia mengambil bebek karet milik si kembar yang tersimpan di lemari kecil yang berada di bawa wastafel.
"NANA ITU PUNYA INJUN!!"
"INI PUNYA NANA, INJUN YANG ITU!"
Yuta yang sudah lelah segera menghentikan keributan itu. Setelah tenang, ia menyalakan shower untuk membilas tubuh mungil si kembar.
"HUAAA AYAH DINGIN!"
Astaga. Tuhan tabahkan lah Yuta dalam menghadapi upin ipin ini.
"Injun, jangan teriak-teriak." Ucap Yuta sembari menggosok pelan tubuh Renjun. Selesai dengan Renjun, Yuta beralih ke Jaemin yang sedang bermain dengan bebek karet kepunyaannya.
Setelah selesai membersihkan tubuh si kembar, Yuta segera membalut si kembar seperti kepompong dengan handuk. Menggendong kedua anaknya ke arah ranjang untuk dibajukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy's Secretary
Fiksi PenggemarNakamoto Yuta, CEO Nakamoto Corp, mencari seorang sekretaris untuk membantunya mengurus pekerjaan kantor. Namun, saat sekretaris itu mulai bekerja, Yuta malah tidak memberikan tugas apapun untuknya, ia mengerjakan semuanya sendiri. Entah apa yang di...