Ini sudah kesekian kalinya Abi terlihat ragu mencium bibir Kana. Kana tidak mau memaksa Abi melakukannya, padahal dia pernah menyatakan ingin merasakan ciuman pertama di bibir. Selama ini Abi hanya mau mencium punggung tangannya dengan dalih ingin menjaga agar Kana tetap 'suci'. Dan Kana sangat mengagumi tekad Abi yang satu ini. Ah, Abi memang perayu ulung. Dia bisa membuat hati Kana luluh seluluh luluhnya. Apa lagi Abi punya paras tampan dan manis tidak membosankan.
"Beh. Kalo sudah kena rayuan maut, beda mukanya," decak Fina saat Kana memasuki kamarnya. Fina masih dengan toples keripiknya.
"Minggu ini dia ajak aku ke Setia Budi," ujar Kana dengan senyum sumringah. Dia tidak mempermasalahkan ciuman gagalnya barusan.
"Ke Setia Budi?" Fina berdecih sinis. "Minimal lima ratus ribu. Kamu lagi yang bayarin. Dia yang rayu-rayu kamu," decak Fina geregetan. Dia sudah hafal watak licik Abi. Sudah sering Fina mengingatkan Kana, tapi Kana tetap berhubungan dengan Abi.
Kana hanya tersenyum tipis mendengar celoteh Fina. Fina sedari awal teguh dengan pendapatnya bahwa Abi tidak sungguh-sungguh mencintai Kana. Abi hanya memanfaatkan Kana.
______
Cukup lama Kana tercenung mengingat ajakan Abi ke mall yang cukup mewah di area Kuningan. Ini kali ketiga Abi mengajaknya. Sebelumnya, Abi pernah mengajaknya makan dan nonton di Plaza Sudirman dan mall mewah di Tangerang. Kana habis ratusan ribu untuk bersenang-senang dengan Abi. Dan Abi tidak mengeluarkan uang sepeserpun. Abi memang mengeluarkan dompetnya saat hendak membayar, tapi Kana selalu merasa bahwa dia akan lebih disayang Abi jika membayarkannya. Setelahnya, tentu kata-kata sayang dan mesra serta rayuan meluncur panjang dari mulut Abi tertuju ke Kana.
Namun kata-kata sinis Fina barusan menghentak batin Kana malam ini. Abi memang mengajaknya bersenang-senang, tapi siapa yang akan membayar kesenangan itu? Dia lagi? Baru saja dia meminjamkan uang ke Abi tiga ratu ribu rupiah dan Abi tidak menyebut kapan akan mengembalikannya. Lalu Abi mengajaknya ke mall Minggu ini? dan Fina memperkirakan dia akan menghabiskan setidaknya lima ratus ribu rupiah. Satu minggu ini Kana akan menghabiskan uang satu juta lebih jika digabung dengan keperluannya sehari-hari. Dalam satu bulan?
Kana tidak bisa tidur memikirkan keuangannya. Dia memang memiliki tabungan yang cukup untuk dirinya sendiri sampai selesai kuliah. Tapi jika pengeluarannya berlebihan pasti akan cepat habis. Kana mulai khawatir jika uang habis sementara dia masih berjuang menyelesaikan kuliahnya.
"Aku harus kerja...." Kana memutar otaknya.
Kana menggelengkan kepalanya saat wajah manis Abi terlintas di benaknya. Kana belum sanggup membayangkan jika hari-harinya absen dari kata-kata manis Abi, seandainya dia memutuskannya. Hanya alasan uang?
_____
"Di mana-mana tuh laki-laki yang traktir, Kana. Bukan cewek. Aku mah lebih baik sendiri dan mengatur kehidupan sendiri daripada diporotin," omel Fina saat berada di kantin kampus. Fina dan Kana sedang menikmati makan siang di kampus. Menu pilihan mereka berdua siang ini adalah bakso Malang, kesukaan Fina. "Duit utuh. Hati tetap bahagia dan nggak was-was mikirin cowok," lanjutnya lagi sambil menumpahkan saus sambal ke atas baksonya.
Kana memang meminta saran dari Fina bagaimana menolak ajakan Abi minggu ini.
"Kamu bayangin. Dalam sebulan aja harus habis lima juta buat senang-senang. Belum bayar uang kos dan ongkos kuliah,"
"Emang nggak sepenuhnya aku sih. Dia juga bayarin kok...." Kana tetap membela Abi.
"Berapa per sen? Kamu itung-itung dong. Percuma hemat-hemat tapi ujung-ujungnya diporotin. Kamu harus ingat perjuangan kamu, Na," ujar Fina sambil mengunyah bakso.
KAMU SEDANG MEMBACA
KANA
Romance"Saya suka kamu, Kana. Saya ingin mengenal kamu lebih dekat." Bisma berujar tanpa basa basi. Kana tersenyum kecut. "Nggak salah, Pak?" "Apanya yang salah?" "Maksud, Bapak ... Bapak menyukai saya sebagai apa? Apa karena saya bisa mengasuh anak-anak B...