"Bisa kita bertemu sekarang?"
Suara berat teralun melalui sambungan telepon, terdengar lesu namun mengisyaratkan sebuah harapan besar pada perkataannya yang berupa ajakan, pikirannya rumit, hatinya pun tak tenang dan kinerja otaknya mungkin saat ini cukup berantakan, yang pemilik suara berat itu inginkan hanya kehadiran orang di seberang sana, orang yang saat ini ia hubungi
"Dimana?"
"Kau akan datang? Kau tidak sibuk?"
"Aku sudah menyelesaikan pekerjaanku, kirimkan alamatnya sekarang."
Ada secercah senyuman penuh kepuasaan yang terpatri di wajah pria bersuara berat tersebut, selagi mengirimkan alamat dimana dia sekarang pada seseorang, hatinya entah kenapa selalu merasa lega dan senang setiap kali bertemu dengan-nya, seperti ada sebuah cahaya yang menerangi hidupnya yang dirasa cukup abu - abu dan terkadang tidak jelas
Dan hampir tiga puluh menit kemudian yang ditunggu akhirnya datang, menggunakan coat demi melindungi dirinya dari udara dingin malam hari, topi hitam dan masker yang hampir menutupi seluruh wajahnya, mulai mendekat dengan langkah cepat
"Baekhyun-ah."
Pria mungil dengan topi dan masker itu menoleh pada asal suara, mendapati pria jangkung dengan setelan yang tidak jauh dengan dirinya, namun bedanya si pria jangkung sudah melepaskan topi dan maskernya
"Oh! Chanyeol-ah."
Mereka berdua tampak duduk bersebelahan pada sebuah kursi yang memang tersedia privasi, sehingga siapa saja tidak akan bisa melihat ataupun mengambil photo secara sembarangan, juga untuk masuk ke tempat bergengsi tersebut butuh melakukan reservasi terlebih dahulu
"Ada apa?" Si mungil bertanya
Keduanya saling menatap dalam diam, pria bernama Chanyeol itu sesekali menyeruput kopi americano yang berada di hadapannya, namun sama sekali tidak menyentuh kudapan yang sudah ia pesan sejak beberapa menit yang lalu sebelum pria bernama Baekhyun datang, ada juga satu gelas kopi yang sama yang sudah dipesankan oleh Chanyeol mengingat kesukaan mereka berdua sama
Baekhyun dapat melihat kecemasan dan kelesuan yang ada di wajah Chanyeol, seperti mempunyai masalah dan beberapa hal rumit lainnya yang berada di dalam kepala si pria jangkung
"Tentang rumorku."
Baekhyun mengangguk, seolah sudah memahami apa yang akan Chanyeol katakan sampai menyuruhnya kemari, serta ikut menyeruput kopi yang berada di atas meja sebelum mengeluarkan suaranya
"Sudah aku bilang sebelumnya, hal seperti ini pasti akan terjadi, kita hanya perlu menunggu keputusan agensi atau memberikan klarifikasi yang mungkin saja tidak dapat diterima oleh semua orang, terutama para fans."
Chanyeol dalam hati menyetujui perkataan Baekhyun, pria mungil itu selalu bisa membuat hatinya sedikit lebih tenang dan otaknya lebih bisa berpikir secara rasional, tidak terburu - buru ataupun menggulung seperti kaset rusak seperti sebelum Baekhyun datang, sehingga bisa saja pikiran buruk itu merusak mental, batin dan juga fisiknya
"Dengarkan aku, aku yakin para fans tidak akan langsung menelan berita itu secara bulat - bulat, aku pernah bilang untuk jangan mempercayai apapun yang ada di internet kecuali aku sendiri yang bilang dan kau menyetujui itu, dan aku tahu fans setia kita, mereka menyayangimu lebih dari apapun Chanyeol-ah, yang perlu kau lakukan adalah bersikap seolah rumor itu tidak ada dan hanya fokus bekerja keras untuk karirmu."
Keadaan yang akan Chanyeol hadapi mungkin terdengar berat, rumor yang menimpanya, berita - berita tak mengenakan lainnya pun ikut menguar di media
Banyak sekali oknum - oknum yang ingin menjatuhkan mereka, mengingat mereka ini adalah idol terkenal! Bukan hanya di dalam negeri namun juga sudah memasuki pasar internasional
KAMU SEDANG MEMBACA
7) BACKSTREET
FanfictionMain Cast : 1. Park Chanyeol 2. Byun Baekhyun Oneshoot BXB Bahasa Baku Romance Rated T