Kegiatan Pesantren kilat pasti banyak siswa-siswi mustim yang sangat suka, tapi tidak denganku. Jujur saja aku cukup dikatakan malas menghadia kegiatan keagamaan jika di sekolah entah kenapa rasanya melelahkan. seperti yang aku rasakan pagr malas sekali rasanya untuk hadir ditambah tubuh ini lemas karena puasa Ramadhan, tapi ancaman teman-teman ku lebih membuatku lemas, mereka mengirimiku pesan
"Jika kau tak hadir kami laporkan kau ke Pak Ikhsan bahwa kau malas" begitu pesan mereka di grub chat.
Pak Ikhsan itu Guru Agama Islam di Sekolah ku, meski guru Agama beliau.Sangal kejam jiku memberi hukuman.
Sekarang Jam 06.35 WIB, aku menggunakan motor pemberian Ayahku menelusuri jalan menuju sekolah, ya sekolah ku cukup jauh dari rumah sengaja memang ku pilih sekolah ini agar bisa main sepulang sekolah tanpa sepengetahuan ibunda tercinta. Aku sampai di sekolah setelah 15 menit perjalanan dari rumah, ku parkirkan motor ku di parkiran depan sekolah. Aku memasuki kelas dengan disambut pujian-pujian manis dari teman-temanku
"dateng juga dia we cantiknyaa" begitulah kira-kira,
Kegiatan dimulai awalnya membosankan tetapi saat selesai Sholat juhur berjamaah ada seorang siswa yang diwajibkan memberikan khutbah semua saling menatap satu sama lain. Takut namanya dipanggil untuk maju ke depan, hening, tegang, keringat dingin itu yang ku rasakan ku jauhkan pandangan mataku dari mic yang dipegang guru di depan ku tundukkan kepalaku .
"Assalamualaikum, wr. wb" itu yang ku dengar, kaget Seorang siswa Lelaki yang tidak pernah ku lihat sudah berdiri di depan memegang mic dengan percaya diri. Ya dia yang membawakan kutbah hari ini. keberaniannya cukup membuatku terpesona badan nya tinggi cukup tinggi dari ku yang hanya 155 cm mungkin. jika berdiri bersanding dengannya aku setara dengan dagunya ya kira-kira seperti itu wajahnya tidak tampan tapi juga jauh dari kata jelek, standard lah dimataku, Aku terpesona melihatnya berkhutbah hingga tak sedikitpun yang ia sampaikan masuk be pikiranku, malahan dirinya yang masuk dalam pikiranku hehe.
ini hari kelua pesantren kilat di sekolah, hari ini aku sungat semangat karena sosoknya yang membuatku tidur larut malam sibuk mencari akun istagramnya hehehe, untung saja dapat kini sudah ku ketahui dimana rumahnya, asal sekolah smp nya, akun ig ibunya, ayahnya, adiknya, sepupunya bahkan poto kecilnya juga sudah ku simpan. tapi sayang hari ini dia tidak lagi maju ke depan, sudah berganti dengan murid yang lain cukup mematahkan semangatku tetapi saat pulang sekolah aku bertemu dirinya di gerbang menuju sekolah, baru saja ingin ku kejar untuk sekedar agar matanya melihat diriku tetapi namaku sudah dipanggil temanku yang minta tebengan pulang. huh menyebalkan membuatku gagal caper.
Tidak terasa Ramadhan sudah berakhir juga kegiatan pesantren kilat di sekolah, dan aku juga belum berhasil untuk berkenalan dengan dirinya, karena setiap ku lihat dia pasti sedang sibuk mengurus ini itu karena osis beda dengan ku yang tidak ada jabatan apapun. Sekarang Sudah bulan Agustus, sudah 4 bulan dari pertama kali aku melihatnya. Ku beranikan diri menekun tombol biru yang terdapat kata "ikuti" di layar handphone ku, terlera akun ignya yang sudah dari 4 bulan lalu ku Stalking kali ini ku beranikan diriku.
sudah dia hari belum ada notifikasi dari ig ny untuk mengikutiku balik, notifikasi ig ku hanya dipenuhi tag-tag'an teman ku di video-video konyol. Tetapi siapa sangka, saat itu aku sedang di sekolah menyantap bekal makan siang. Satu notifikasi muncul sengaja ku hiraukan ku pikir paling hanya notifikasi biasa, tidak lama dari itu handphone ku bergetar memunculkan panggilan dari ibuku, langsung ku angkat
"Assalamualaikum" ucapku
"Waalaikumussalam, dek kunci rumah ibu tarok di bawah pot bunga depan, ibu pergi wirit di kampung sebelah"jelas ibuku
belum sempat aku berbicara untuk sekalian meletakkan uang untukku tetapi panggilan sudah dimatikan yang pasti dengan alasan hemat pulsa. Tak sengaja mataku melihat notifikasi yang tadi ku abaikan "Akbarmaulana11.12 mengikuti Anda" mataku berbinar sekali lagi ku baca dengan teliti dan benar notifikasi yang sedang ku tunggu kini telah hadir, tubuhku bagai melayang menelusuri awan-awan di atas sana. Ku lihat lagi akunnya dengan teliti, kini kami saling mengikuti satu sama lain hingga teman semejaku melihat juga ke layar handphone ku "Akbar? Kelas sebelah? ngapain di scrool" ucap temanku langsung ke letak handphone ku agar temanku tidak semakin bertanya-tanya. Malam harinya ku beranikan diri untuk mengirim pesan ke akunya, ku kirim pesan hanya menyebut namanya saja "Akbar" hanya itu selang beberapa menit ia membalas membuat dada ku jedak jeduk tak karuan padahal balasannya hanya "iya?" singka. Tidak lama dari itu ada satu akun Instragram perempuan mengikuti akun ku, sebelum sebelum ku ikuti balik ku lihat terlebih dahulu akunnya. "Aninda11.12" itu nama akunnya, ku lihat fotonya "cantik" kata itu pastinya yang akan terlantarkan ketika melihat Fotonya, tidak sengaja ku lihat Akbar juga mengikut akun ini. Perasaan ku kacau, pikiranku kemana-mana sudah
terlintas pasti mereka punya hubungan ditambah nomor di belakang akun mereka berdua sama 11.12 Harapanku pupus setelah melihat postingan baru Akbar yaitu foto berdua dengan perempuan cantik, di caption nya ia mengtag akun Aninda 11:12, benar dugaan ku mereka punya hubungan di tambah di kolom komentar teman-teman
Akbar yang meminta Pajak jadian, ku telusuri perempuan itu lewat Instagramnya ternyata kami masih satu sekolah. Aninda itu adik kelas ku masih kelas x. Huh semangat ku hilang begitu saja. Esoknya saat pulang sekolah ku lihat Akbar berboncengan dengan Aninda pastinya, aku yakin itu Aninda karena sama dengan di foto hanya berbeda tidak seputih difoto. Kaki ku lemas melihat mereka rasanya dada ku panas tapi apa boleh buat.
Dua Minggu berlalu kini aku sudah terbiasa melihat Akbar tidak berdebar-debar seperti dulu. Kini ada yang membuat ku lebih semangat dari biasanya, teman sekelas Akbar sedang ber PDTK bersamaku, sudah seminggu ini kami sering belajar bersama jika ada tugas, kami juga berencana menghabiskan akhir pekan nanti dengan nonton bioskop.
Ku kenalkan sedikit tentangnya namanya Hafiz lebih tinggi sedikit saja dariku tidak setinggi Akbar dia juga tidak seaktif Akbar disekolah hampir sama dengan ku tapi lebih malas aku haha, sayangnya rumah kami tidak searah dan aku juga membawa motor jadi dia tidak perlu mengantar ku pulang.Sebulan berlalu aku dan hafiz makin dekat saja dan teman-teman ku serta teman-teman nya mendukung hubungan kami tapi tidak ada tanda-tanda Hafiz akan menjadi kan ku pacarnya, tidak apa-apa aku juga tidak berharap lebih banyak bisa seperti ini saja cukup membuat ku senang.