Prolog

16 4 3
                                    

Rian dan Rey beserta kekasih mereka, Ayu dan Diana, adalah detektif swasta yang paling dapat diandalkan di daerah agensi mereka. Suatu hari, kepolisian Semarang meminta bantuan mereka dalam satu kasus pembunuhan. TKP berlokasi di Monumen Palagan, Ambarawa. (Jauh amat, buset😂)

   Sesampainya di sana, mereka disambut langsung oleh diorama posisi serta keadaan korban saat ditemukan. Diana bertanya mengenai identitas korban pada petugas disana, yang bernama Aini.

"Korban bernama Riana Aizawa, 22 tahun. Tewas diduga karena pukulan keras dari benda tumpul di bagian belakang kepala." Kata Aini.

Ayu seketika lemas. Untungnya, Rey, kekasih Ayu tanggap dan langsung menangkap tubuh Ayu agar tak jatuh. "Ai.... Kenapa?... Kakak bahkan gak sempet..." Kata Ayu terbata - bata.

"Eh, anda Riana Ayuba?" Tanya Aini. "I, iya, ini rekan kami, Riana Ayuba," jawab Diana.
"Korban diketahui memiliki kakak kembar bernama Riana Ayuba, kan?" Tanya Rian.

"Ya, benar. Dan saudara kembar korban adalah rekan kalian?" Jawab Aini. "Benar," jawab Rey singkat.

"Kami turut berdukacita, detektif," kata Aini. "Terima kasih, opsir, sekarang, apakah sudah ditemukan bukti?" Tanya Rey.

"Bukti belum ditemukan. Tapi hasil pemeriksaan awal oleh forensik menyebut bahwa penyebab kematian korban adalah pukulan keras dari benda tumpul di bagian belakang kepala, seperti yang saya katakan tadi. Tapi, benda tumpul itu mungkin, sedikit basah," jelas Aini.

"Boleh saya melihat jenazah adik saya?" Tanya Ayu, masih dalam posisi ditopang oleh Rey.

"Maaf, tapi saya rasa jangan dulu, kak Ayu, kakak masih terguncang karena korban kasus ini adalah adiknya kak Ayu dan kami tak mau ambil resiko rusaknya mental kakak karena ini." Jawab Aini panjang.

"Ayu sudah pernah membantu proses autopsi jenazah almarhum kakaknya, Rianto Ardhi. Saat itu Ayu melakukannya tanpa persiapan dan mentalnya masih aman hingga sekarang." Bela Rian.

"Haa, kalau begitu baguslah, bisa kalian bantu autopsi korban besok pukul 08.30 pagi?" Tanya Aini.

Baik, kami usahakan^^" jawab Ayu.

"Ayu! Kamu yakin?!" Protes Diana.

"Kalo dia gak pernah seyakin ini, mana mungkin dia sama aku jadian?" Malah Rey yang jawab.

Ayu hanya menyikut keras perut Rey yang masih menopang tubuhnya.

"Hush, di TKP serius, lah, kasusnya pembunuhan calon adik ipar lagi" protes Ayu pada Rey. "Iya, iya," jawab Rey singkat padat jelas.

Sementara, pasangan satunya aka.Rian - Diana hanya terkikik melihat kelakuan rekan mereka.

Penyelidikan hari itu pun belum membuahkan hasil. Pada pukul 6 sore, mereka kembali ke rumah Roy, sepupu Rey, yang kebetulan bertempat sangat dekat dengan TKP. Mereka berencana menginap disana selama penyelidikan berlangsung, agar tak jauh - jauh dari Sragen ke Ambarawa.

Trus kenapa yang minta bantuan kepolisian Semarang? Ya karena kepolisian Ambarawa kekurangan orang, jadi minta bantuan kepolisian Semarang yang tenaganya banyak. Taunya kepolisian Semarang waktu itu juga kekurangan tenaga karena lagi banyak banyaknya kasus lain disana. Akhirnya mereka (kepolisian Semarang & Ambarawa) nyari detektif swasta yang lagi nganggur pake banget. Alhasil nyantol lah ke Rian, Rey, Diana sama Ayu.

Di rumah Roy, mereka ber - 4 + Roy diskusi. Kenapa Roy bisa ikut? Soalnya kadang Roy ikut jadi asisten mereka. Makanya bisa ikut diskusinya.

"Jadi kalian udah dapet identitas korban?" Tanya Roy.

"Korban itu, sebenernya Ai, yang udah lama ilang, ga ada kabar," jawab Ayu.

"Eh?! Ai?!" Tanya Roy tak percaya.

"I, iya," jawab Ayu.

"Ai....." Roy terdiam setelah menyebut nama itu.

"Maaf, Roy, kita ga bisa jagain Ai buat kamu" Rey meminta maaf.

"Maaf, aku ga bisa jadi kakak yang baik buat Ai," lanjut Ayu.

"Jenazahnya belum di autopsi, kan?" Tanya Roy.

"Baru diperiksa sekilas sama tim forensik." Jawab Diana, yang sedari tadi diam.

"Boleh liat hasilnya?" Pinta Roy

"Rian, kamu udah minta fotocopy nya, kan? Jangan bilang lupa lagi" tanya Diana pada Rian.

"Jelas udah😌 Noh" jawab Rian sembari memberikan fotocopy hasil pemeriksaan forensik yang sudah dimintanya pada Aini tadi.

Rey pun membaca data hasil pemeriksaan tersebut. Saat sampai pada bagian penyebab kematian korban,

"Pukulan keras dari benda tumpul dan mungkin basah?" Tanya Roy

"Kayak sejenis es atau jeli super beku gak sih?" Rian bertanya balik.

"Maybe" jawab Diana singkat, padat, jelas.

"Anyway, autopsinya kapan?" Tanya Roy, yang baru menyadari bahwa dia belum menanyakan waktu autopsi sedari tadi.

"Besok, setengah 9 pagi kalo kata petugas tadi. Kalo ga salah namanya Aini, ya?" Jawab Rian

"HEEE??!! BESOK??!!" Roy refleks berseru tak percaya.

"Shut!" Rey menyuruh mereka untuk tenang.

Seketika perhatian Rian, Diana dan Roy teralihkan pada Rey, dengan Ayu yang tertidur dalam posisi kepalanya di pangkuan Rey.

"Ekhem, Rey(⁠ ͝⁠°⁠ ͜⁠ʖ͡⁠°⁠) inget, belum halal loh(⁠ ͝⁠°⁠ ͜⁠ʖ͡⁠°⁠)" Roy menggoda sepupunya itu.

"Berisik, lu_- Kamar Ayu tadi dikunci, kuncinya di atas meja makan, tolong bukain." Pinta Rey.

"Siap, komandan" jawab Roy.

"Pppp" Rian menyahut.

"Apa lagi?" Tanya Roy tak sabar.

Rupanya Diana juga tertidur di bahu Rian.

"Langsung bawa ke kamar aja, kamarnya Diana dikunci juga, ga?" Ucap Roy.

"Tadi Diana bilang ga" jawab Rian.

Keesokan harinya, jam 8 pagi di rumah sakit yang menjadi lokasi autopsi jenazah Ai....

"Kak Aini, ini sepupuku, Roy Gunawan. Dia asisten kami di Ambarawa, sekaligus tunangan korban. Apa dia bisa ikut autopsi?" Rey meminta ijin pada Aini, selaku pemimpin tim penyelidikan kasus tersebut, agar Roy bisa ikut membantu proses autopsi.

"Boleh, asal bantu atau jangan ganggu. Kita juga bisa dapat informasi penting juga dari kak Roy karena dia tunangan korban, kan? Mohon bantuannya, kak Roy" jawab Aini.

"Terima kasih, kak Aini, mohon bimbingannya juga, kak" ucap Roy.




To Be Continued

Yah, akhirnya Mamien bisa nulis book ini. Ya biar book Mamien g husbu x reader terus. Bosen Mamien nulis di wp lama - lama klo gitu. Anyway, book ini akan Mamien kerjain bareng doi nya Mamien. Mamien nyebut nama dulu untuk sekarang, karena akun wp dia baru jadi siang tadi, pas Mamien udh pulang dari sekolah. Mau Mamien tanya lewat wa, dia off terus dari tadi. Jadi Mamien g bisa tag akunnya. Jaa, sekian prolog nya, hope you like this book, thanks and papay, lopyu all<3

Total kata : 964

Dibalik Es Itu...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang