28. Entahlah

0 0 0
                                    

Gadis itu bertolak pinggang melihat dua orang yang berdiri di hadapannya. Dia seketika menatap sinis laki-laki yang masih belum melepas helemnya.

"Lo apaain lagi dia,Bang?" serunya

Tidak seperti biasa. Kali ini laki-laki itu hanya diam dan berlalu begitu saja. Merasa kesal di abaikan gadis itu beralih pada gadis seumuran nya.

"Gue heran kok bisa yang model begitu banyak yang suka?" Serunya

Gadis Kuning Langsat itu tertawa lesuh. Dengan suara lirih dia pamit pulang.

"Gue cabut dulu ya" serunya

"Loh, bukannya lo mau main kesini?" Seru Dinda kaget.

Gadis mungil itu menggeleng pelan. Dia berjalan menjauh sambil membuka aplikasi ojek online.

"Lain kali aja" serunya menoleh

*****

Tiba-tiba Dinda membanting pintu kamar Abangnya. Dia langsung menghujani Rio dengan berbagai pertanyaan.

"Jawab jujur Bang, apa yang terjadi?" Serunya

"Kamu kenapa Din, lagi dapet ya?" Serunya tertawa tidak nyaman

"Aku nggak bodoh Bang, pasti ada yang terjadi tadi kan" serunya terus mendesak Rio

Laki-laki itu menghela nafas berat. Dia sendiri pun tidak menyangka akan seperti ini.

"Sindy nembak gue tadi" serunya

"Trus"

"Gue tolak" serunya

Dinda diam sejenak. Dia tidak habis pikir. Begitu banyak yang memenuhi benaknya.

"Trus kenapa lo ngasih dia harapan?" Seru Dinda tidak habis pikir. "Dasar nggak peka"

Dinda pergi berlalu begitu saja dari kamar Abangnya. Gadis itu tidak tahu harus berkata apa. Dia sudah terlanjur kecewa.

******

Saat Sindy memasuki rumah tampak Anita dan Gladis yang tengah ngegibah ria. Pandangan mereka seketika tertuju padanya.

"Diiiss" rengeknya merentangkan kedua tangannya

"Udah, gue paham kok" seru Gladis berinisiatif membawa gadis itu duduk.

"Kayaknya parah juga kali ini" seru Anita bertopang dagu

Sindy terdiam beberapa saat sebelum akhirnya menangis sejadi-jadinya di bahu Gladis. Dia menceritakan semuanya di sela-sela tangis.

Gladis menepuk-nepuk pelan lengan Sindy sambil mengiyakan semua perkataannya. Sementara Anita hanya menyimak sambil memakan cemilan nya

"Ngomong apa kek" seru Sindy kesal

"Gimana sih kan gue lagi makan bego"  seru Anita

Seketika Sindy melempar bantal sofa. Kedua kakak-beradik itu malah perang bantal sofa. Gladis pun menghela nafas dan menjauh sambil mengamankan cemilan

"Lo harusnya bersyukur punya adek perhatian dan baik hati kayak gue, Ndy" seru Anita

"Idih baik hati apanya, kayak setan yang ada" cibir Sindy

Kedua kembali perang bantal seperti anak kecil. Bahkan Anita tidak memberi waktu kakaknya untuk bersedih setelah patah hati.

"Sembarangan lo Ndy, cantik gini di bilang kayak setan" serunya

Tampaknya kehebohan adik-kakak itu membangun Bibi Maemu-eh salah  Marry tercinta. Terlebih Marry di sambut sebuah lemparan bantal tepat di wajahnya.

"Bisa di-am nggak kalian" serunya makin kesal "kamu-arggh" teriaknya

"Oops" seru pelakunya

Sebelum di amuk Bibi Marry tercinta. Gadis itu bergegas lari keluar. Tanpa pikir panjang dia menerobos Harris yang akan masuk rumahnya.

"Loh,Ndy?" Serunya kaget

"Sorry" serunya tak sadar menarik tangan Harris

Saking paniknya dia tidak sadar sudah melakukan hal yang agresif pada laki-laki sebayanya. Jika itu bukan Harris mungkin sudah terjadi hal yang tidak di inginkan.

"Hei keluar kamu" teriak Marry membahana.

Gadis itu mengintip dari jendela. Bibinya benar-benar marah besar. Sudah bisa di pastikan hubungan mereka semakin buruk kedepannya.

"Beneran ngamuk itu Mak Lampir" gumamnya

"Ndy" seru Harris yang persis di sampingnya

Seketika gadis itu mundur sambil mendorong Ketos malang itu. kedua remaja itu mengaduh berjemaah.

"Se-sejak kapan lo-" serunya malu.

"Wah parah lo Ndy orang dari tadi lo narik tangan gue." Seru Harris

Gadis itu seketika berbalik sambil menutupi wajahnya yang merona. Terlebih hanya ada mereka berdua di rumah saat itu.

"Astaga dasar Sindy bego" pikirnya mengutuk kebodohan nya

"Btw itu lo abis nangis kenapa Ndy?" Seru Harris

"Hah?"

"Itu kenapa muka lo berantakan" serunya

Seketika Sindy melihat pantulan wajahnya di cermin dinding . Gadis itu berteriak begitu mendapati maskara dan eyelinernya yang berantakan karena menangis tadi.

"Jadi gue kayak gini dari tadi?" Serunya

"Kayaknya iya Ndy" seru Harris

Laki-laki itu menyodorkan tisu pada Sindy. Dan mempersilahkan gadis itu pergi ke kamar mandi.

Tanpa sadar tangannya membuat kepalan menahan emosi nya. Seketika dia ingat perkataan Anita.

"Makanya jaga sendiri jangan berharap orang lain yang bakal ngelakuin nya buat lo" seru Anita

Ketos itu menggeleng sejenak. Dia berusaha untuk kembali menjernihkan pikirannya.

"Gue malah ikutan kacau sekarang" serunya tertawa lesuh.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 09, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hopelessly GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang