BAB 26

1.4K 31 0
                                    

Dikala aku melihat betapa indahnya makhluk ciptaan Tuhan di hadapanku, bibirku tak berhenti mengucapkan tasbih.

(Muhammad Arsyad)



*





*



Pov Arsyad

Harum semerbak bunga mawar keluar menyengat indera penciuman ku. Reflek mataku menoleh ke arah pintu kamar mandi yang menampilkan sosok bidadari cantik bernama Syahla. Bibirku bergerak mengucapkan tasbih sebagai bentuk kekagumanku atas ciptaan Allah yang satu ini. Tulang rusukku sendiri.

Rambut Syahla yang masih basah itu membuat aku semakin terpana. Senyum hangat yang selalu menyeduhkan jiwaku kini ia suguhkan kepadaku sambil melangkahkan kaki indahnya untuk mendekat ke arahku. Ia berdiri di hadapanku sambil mengulurkan tangannya.

Cup... Ia mengecup tanganku.

"Indah sekali ciptaan Allah yang satu ini..." Ku lihat Syahla tersipu malu dengan wajah yang memerah. Ah, itu sangat menggemaskan. Aku langsung berdiri dan menggendongnya.

"Sudah mandi besar, kan?" Tanyaku tanpa basa-basi yang di balas anggukan oleh Syahla. Aku mendudukkan Syahla dan mengelus puncak kepalanya. Setelah itu, aku melafalkan do'a untuk memulai ibadah yang indah itu.

"Laper, cayang..."

Aku berhenti sejenak. Kutatap wajah Syahla yang memang tampak lemas karena seharian ini dia tidak begitu nafsu makan.

"Mau makan dulu, hmm?" tanyaku sambil mengelus wajah Syahla.

"Iya, mau makan seblak!"

Aku terkekeh melihat Syahla yang sangat antusias dalam menyebutkan makanan apa yang ingin ia makan. Ia sungguh istri manja yang sangat menggemaskan. Terpaksa aku mengalah dulu karena Syahla yang lapar. Aku beranjak mengambil hp di atas nakas untuk memesan dua porsi seblak dan juga dua jus alpukat.

Sebelum aku memesan makanan, aku mengernyitkan dahi ketika melihat sebuah pesan dari nomor tidak di kenal. Anehnya lagi dia menggunakan gaya bahasa seakan-akan dia dan diriku memiliki hubungan spesial. Dia memanggilku sayang!

Drrt...drrt...

Nomor itu memanggilku dan mengundang Syahla untuk mendekat ke arahku. Syahla bersandar di bahu ku, sedangkan aku mengangkat panggilan dari nomor asing itu.

"Baby...aku udah sampai Jakarta!"

Mataku terbelalak mendengar kalimat itu. Ini orang pasti salah nomor. Dari dulu tidak pernah ada yang memanggilku seperti ini. Aku mengalihkan pandanganku kepada Syahla yang kini sedang memberengut kesal. Ia pasti sedang memikirkan hal-hal yang negatif.

"Sayang, kamu--"

"Diem!"

Syahla merebut hp ku.

"Hallo, ini dengan siapa dan di mana ya?"

Aku tidak mendengar balasan dari seberang sana. Namun tak lama kemudian wanita itu berkata.

"Aku Camelia, sepupunya Arsyad."

Ku lihat Syahla menghela napas untuk menurunkan amarahnya.

"Mohon maaf ya, Arsyad udah punya bini. Jadi jangan sembarang manggil baby-baby gitu. Emang dia makanan haram sampai di panggil baby?"

Sebisa mungkin aku menahan tawa melihat istriku yang tidak terima dengan panggilan baby itu.

"Eh, sejak kapan Arsyad nikah?"

Sayap Surga Nya ( Tamat ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang