Sesuai janji Ashel, gadis itu
mengantarkan Adel sampai rumahnya, bahkan dia sampai meminta agar supir pribadinya menjemput dia dan Adel dan mengantarkan bayi gede itu kerumahnya.sebenarnya dia malas tapi mau bagaimana lagi, dia juga agak tidak tega melihat Adel yang menangis di pinggir jalan seperti korban pencabulan huft..
"Astagfirullah den adel teh kenapa " pekik wanita paruh baya menghampiri Ashel dan juga Adel yang berjalan masuk.
kalo Ashel tebak dia pasti asisten rumah tangga di rumah ini.
"Keserempet motor bi " bukan Adel
yang menjawab melainkan Ashel, jika di tanya Adel masih mencebikan bibirnya.bahkan masih ada sesenggukan karena sisa tangisannya tadi ko bisa bisanya ketua geng seperti Adel cengeng!
"Ya Allah ko bisa non? " Tanya wanita itu sambil membantu memapah Adel.
" Biar Acel aja bi, bibi bikinin minum buat dia aja ya " ucap Adel membuat Ashel membulatkan matanya jangan jangan pria ini hanya bersandiwara.
Setelah membantu Adel memasuki
kamar, gadis itu berkacak pinggang
menatap tajam ke arah Adel." Lo pasti tipu tipu gue kan" tuduhnya
Adel yang di tuduh seperti itu
menggelengkan kepalanya dengan polos."gak ko, ini beneran sakit "
memang dia tidak berbohong dengkul maupun jidatnya benar benar sakit, jangan kalian sangka Adel tipe laki laki yang kuat, nyatanya setiap dia habis tawuran pasti pulang pulang dia akan merengek pada mamihnya karena badannya sakit semua dan berakhir tidur bersama sang mamih sambil di elus elus.
Merasakan perih yang kembali menyerang jidatnya Adel melengkungkan bibirnya kebawah bersiap untuk nangis, Ashel yang melihat itu langsung menghampiri
Adel." Ko nangis lagi " tanya Ashel.
" Pe-perih "jawab Adel dengan terbata
sambil memegang jidatnya.Huft
huft
huft
reflek Ashel meniup niup
jidat pria itu yang terluka." obatin ya, gue ambil obat dulu"
Kedua mata gadis itu melihat ke seluruh penjuru kamar, dia baru sadar jika kamar Adel ini rapih dan banyak sekali koleksi mainan di satu lemari kaca dan jangan lupa ada banyak botol minum Spiderman di sini, seketika matanya melihat benda yang dia butuhkan Ashel segera mengambilnya dan duduk di samping Adel kembali.
" Jangan pake itu Acell perih " rengeknya
melihat Ashel yang sedang menuangkan alkohol ke kapas." Biar gak infeksi jadi harus pake ini ya " bujuk Ashel.
"adel gak pernah pake itu perih"
"Terus pake apa? Kalo gak di obatin nanti.infeksi terus busuk, mau jidatnya busuk ?" Ucap Ashel seperti seorang ibu yang sedang membujuk anaknya Dengan polosnya.
Adel menggelengkan kepalanya.
" gak mau"
"Yaudah pake ini kalo gak mau busuk
lukanya ""Shhh " Adel memeluk erat Ashel saat
kapas alkohol itu mengenai lukanya
bahkan dirinya sudah mencengkeram kuat baju yang di pake Ashel."Udah Cell perih " pintanya membuat
Ashek menyudahi mengobatinya.Tok tok tok
" Den, non ini bibi " ujar bi ita dari balik pintu kamar Adel.
" Masuk bi " sahut Ashel.