Selamatkan Bronya&mei part end

178 20 3
                                    

"Bwahahaha, ngapain kau tiduran disana, Kiana-chan?" tanya Naruto sambil menertawakan Kiana yang 'tidur' cantik di lantai.

"Temeee!" umpat Kiana mencoba berdiri. Namun, dia kembali kepleset karena minyak yang licin tersebut. "Uwaaaaaa!" Serunya ketika jatuh kembali.

"Pfft, ada ada aja kelakuanmu, Kiana." Himeko berusaha menahan ketawa melihat kekonyolan Kiana. Dia masuk ke dalam ruangan dengam hati-hati karena tidak ingin 'bobo cantik' di lantai penuh lendir-lendir itu.

Naruto juga masuk ke bangunan yang diduga markas Anti Entropy tersebut. Tiba-tiba sirine berbunyi dengan kencang. Hal itu membuat mereka bertiga kaget. Tepatnya, salah satu dari mereka hanyalah pura-pura saja.

"Hah? Ada apa?!" Tanya Kiana yang akhirnya bisa berdiri.

"Pintu terkunci. Kita terjebak disini." Ujar Himeko sambil menendang keras pintu masuk itu namun hasilnya nihil.

"Wow pintunya lumayan keras." Ujar Naruto takjub Karena pintunya masih berdiri kokoh.

"Hoh, tidak aku sangka Valkryie veteran sepertimu masuk jebakan, Murata Himeko."

Sekitar ruangan terdapat speaker dan dari sana asal suara perempuan tersebut. Suara tersebut menggema karena ruangan ini tertutup.

"Terus? Apakah aku harus berteriak ketakutan? Kyaaa~ Aku terjebak! Aku cyakutt" Teriak Himeko dengan nada main-main. Dia terlihat jelas memprovokasi pemilik Suara tersebut.

"Sebelum kalian mendapatkan Herrscher itu, mari kita olahraga!"

Sesaat setelah mengatakan itu, suara sirine berbunyi kencang. Samar-samar mereka bertiga mendengar sebuah mesin yang bergerak. Selain itu, lama kelamaan muncul suara langkah kaki dalam jumlah banyak dan Diantaranya terdapat suara gesekan antar besi.

"Siap-siap, mereka datang!" Ujar Himeko memberikan intruksi sambil memegang erat pedang besar nya.

"Baik!" Ujar Kiana sambil mengenggam erat pistol andalannya. Matanya terlihat fokus.

Suara geraman yang terkesan liar menggema di ruangan tempat mereka bertiga berdiri. Derap langkah kaki makin lama makin terdengar jelas yang dapat disimpulkan bahwa mereka mendekat.

"Mari kita bersih-bersih!" Teriak Himeko melesat duluan. Pedang besar miliknya diselimuti api yang menggelora.

Naruto hanya terkekeh melihat Himeko yang semangat membantai kawanan Zombie. Namun, samar-samar dia melihat mark yang merupakan efek samping penggunaan energi Honkai tersebut. Makanya, dia langsung melesat menerjang kawanan Zombie itu.

"Jangan berlebihan, Sensei." ujar Naruto dengan nada menasehati yang dibalas dengusan oleh Himeko.

"Jangan nasehati aku, Newbie!" Teriak Himeko sambil mengayunkan pedangnya tinggi-tinggi. Beruntung bangunannya tinggi, jadi dia tidak ada masalah mengangkat pedang besarnya tersebut. "

Butuh waktu beberapa jam untuk Naruto, Himeko dan Kiana untuk sampai di tempat Mei dan Bronya disekap. Alasan utama mereka butuh waktu lama karena tempat tersebut sangat besar dan luas serta memiliki beberapa lantai.

"Ugh..." Himeko melenguh sedikit karena mark yang ada di tubuhnya makin menyebar. Sang guru berambut merah itu terus-terusan menggunakan honkai energy untuk menghancurkan robot-robot menyebalkan tersebut.

"Baka sensei, pakai serum ini!" Seru Kiana mengeluarkan serum yang berisi cairan yang menyembuhkan efek samping energi Honkai. Dia menjalankan perintah rahasia Gakuincho untuk menyerahkan serum tersebut kepada Himeko ketika tanda asing menyebar di tubuhnya.

"Terima kasih... Ugh... Kiana." Ujar Himeko sambil menyuntikkan serum tersebut. Perlahan-lahan, marknya menghilang. Nafasnya sang guru tersebut mulai stabil tidak seperti sebelumnya.

Naruto DXD: Group DimensionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang