Beni seorang atlet bulutangkis yang selalu unggul dan dapat juara dalam bertanding. Ia adalah lelaki pekerja keras. Beni mempunyai adik perempuan yang cukup jauh jaraknya dari Beni. Beni dan adiknya di lahirkan di keluarga yang mewah. Tetapi ada sesuatu yang terjadi menjadikannya ia hidup berdua dengan adiknya.
Terjadi kecelakaan tunggal yang merenggut nyawa orang yang paling mereka cintai, hanya Beni dan adiknya yang selamat. orangtua mereka meninggal saat Beni berusia 3 tahun dan adiknya berusia 8 bulan, Setelah kejadian itu Beni dan adiknya di rawat oleh paman dan bibinya yang sangat sayang mereka.
Paman dan bibinya hanya seorang buruh tani yang hidupnya sangat sederhana. Akan tetapi Beni dan adiknya tidak hiraukan itu, mereka tetap sayang paman dan bibinya.
Beni yang biasanya latihan bulutangkis setiap hari ketika masih ada orangtuanya kini terhalang oleh biayanya yang sedikit, untuk makan pun dia tidak ada uang. Karena uang saku dari orangtua mereka menipis.
Pamannya sering melihat Beni melamun dan menangis, pada sore itu paman pun menghampiri beni yang sedang melamun.
"ada apa ben? ko melamun gitu?" tanya paman
"eh engga paman aku cuma kangen ayah dan bunda, dan biasanya ketika mereka masi ada aku sering latihan bulutangkis, sekarang aku sudah tidak ada semangat paman." jawab beni
"loh loh kenapa tidak semangat?" tanya paman
"biaya beni tidak cukup paman, paman kan tau untuk makan saja beni dan adik harus minta makan ke paman dan bibi." jwb beni
"yaampun ben kalau perihal makan itu sudah kewajiban paman dan bibi untuk memberi makan kepadamu dan adik, ikut saja lagi latihan bulu tangkis, nanti paman yang akan membiayainya." jawab paman
"HAH SERIUS PAMAN? terimakasihh." jawab beni sambil memeluk paman.
Hari hari pun Beni jalani dengan semangat dan penuh kerja keras, Beni semakin rajin latihan bulu tangkis, ia mengikuti banyak kejuaraan dengan kerja kerasnya, Beni pun bisa membuktikan ke paman dan bibinya bahwa ia bisa. Paman dan bibinya sangat bangga ketika melihat beni berdiri di panggung dan dapat medali emas beberapa kali. Dari kejuaraan itu Beni mendapat sedikit upah untuk menafkahi adiknya agar tidak selalu kebergantungan kepada paman dan bibinya.
dalam suatu kejuaraan beni pernah tidak fokus karena ia mengingat kedua orangtuanya. dulu saat orangtua beni masih ada ayah dan bundanya selalu mengantar dan menemani beni latihan namun sekarang hanya angan angan. Beni kerap kali melihat bayangan orangtua nya yang semakin membuat beni sangat sedih. Suatu waktu saat beni sedang istirahat dalam latihannya ia duduk di pojok sambil melamun, pelatih beni pun melihatnya
"ada apa ben? saya lihat belakangan ini kamu sangat murung, apa kamu selalu mengingat orangtuamu?" tanya pelatih
"iya om beni selalu kepikiran ayah dan bunda, beni gabisa tanpa mereka om" jawab beni dgn mata yg berkaca kaca
"yaampun ben om juga tau ini sangat menyakitkan, jadi agar mereka tenang disana kamu harus selalu memberi doa pada mereka, ayah dan bunda mu pun sangat rindu sekali kepada beni dan adikmu, yang kita bisa hanya mengikhlaskan kepergian mereka kalo kamu sedih terus ayah dan bunda mu juga ikutan sedih disana." jawab pelatih dengan lemah lembut.
"iya om beni akan belajar ikhlas, beni juga akan selalu mendoakan ayah dan bunda om. Terimakasih" jwb beni
"Sama sama ben" jwb pelatih sambil mengusap kepala beni.
"oh ya ben sebelum mereka pergi ayah dan bunda mu nitipikan kamu kepada om, kamu bisa ke tempat latihan ini kapan pun yang kamu mau"
" wah seriuus omm??? terimakasih banyakk" jawab beni dengan sangat gembira.
Beni langsung melanjutkan latihannya dengan serius karena besok ia akan mengikuti kejuaraan yang bergengsi di kotanya, ia sangat mengharap kan memenang kan kejuaraan itu agar sekali kali ia bisa menyenangkan paman dan bibinya.
setelah pulang latihan beni membantu pamannya yang sedang bertani, beni pun menceritakan semuanya yang dikatakan pelatih tadi dan pamannya pun ikut senang. setelah selesai membantu pamannya beni selalu membantu bibinya di dapur menyiapkan makanan untuk makan malam. Ada suatu perbincangan di dapur itu
"kak ben aku kangen ayahh sama bundaa" kata adik beni
"kakak juga kangen dek, tapi yang bisa kita lakuin hanya mendoakan mereka, kata pelatih kakak jangan sedih nanti ayah sama bunda ikutan sedih disana jadi adik sering sering ya doain ayah sama bunda." jwb beni
"pinter kamu ben, bener tuh ndok kita harus selalu mendoakan mereka agar mereka tenang disana" kata bibi
"oh ya bi besok beni mau ikut kejuaraan, hadiahnya lumayan bi doain beni ya agar menang"
"bibi selalu mendoakanmu ndok, semangat ya jika ada kesempatan paman dan bibi akan menonton." kata bibi
"ihh adik juga ikutttt" kata adik
"adik kan sekolah, doain kakak aja ya"
"siap kakk"
Keesokannya ia bertanding dengan sangat hebat dan mampu mengalahkan lawannya dengan gampang, bibi dan paman ikut menonton. tak di sangka beni mendapakan juara peringkat pertama dan hadiahnya ialah uang.
"paman, bibi mari kita makan yang enak sekarang beni yang bayarin ya, beni ajak ke restoran kesukaan ayah dan bunda"
"serius ndok? gausah repot repot, simpan saja uang itu untuk dirimu sendiiri" jawab bibi
"tidak bi aku ingin membahagiakan bibi dan paman sesekali hehehe" jawab beni
mereka pun makan makanan enak itu dengan lahap dan beni membelikan pakaian baru untuk paman bibi dan adiknya.
ketika di perjalanan adik pun bercerita tentang sekolahnya dan memgatakan sesuatu ke beni yang membuat beni kaget
"eh kak aku lusa ulang tahun lohhh aku pengen eskrim sama kue ya kak yang cantikkkk" sentuk adik
"O oh iya ya hahha ciee udah gede" jawab kakak
di dalam hati beni berkata
"yaampun saya lupa adik lusa akan ulangtahun sedangkan uangku habis mengtraktir paman dan bibi, aduh bagaimana ini." beni sangat berfikir bagaimana cara mendapatkan uang untuk membelikan eskrim dan kue.
keesokannya ia berinisiatif untuk menghampiri pelatih nya
"om kirakira besok ada turnamen lagi ga ya? saya butuh uang om untuk ulangtahun adikku, ia ingin kue dan eskrim, uang sisa turnamen kemarin saya belanjakan kebutuhan untuk paman dan bibi, dan sekarang saya bingung harus bagaimana om saya tidak mau mengecewakan adik saya." sentuk beni
"astaga besok tidak ada turnamen apapun ben kamu harus istirahat. om bisa membelikan kue dan eskrim untuk adikmu kamu tidak usah khawatir." jawab pelatih
"saya tidak mau merepotkan om, yasudah om kalo tidak ada saya akan usaha sendiri" jawab beni dengan tergesa gesa menuju suatu tempat.
beni memasuki sawah dan menanya nanya kepada warga sekitar
"bu apakah saya bisa bekerja disini membantu? berapapun upahnya saya terima bu tolong."
"silahkan langsung kerja" jawab petani di sekitar
hari itu beni habiskan dengan bertani mencari upah, selain bertani ia pun membantu tetangganya bergembala, memeras susu dari sapi dan masi banyak lagi sampai ia pulang dengan baju yang lusuh
"yaampun ndok dari mana kamu?.kamu jatuh?" ucap bibi ketika melihat beni pakaiannya kotor.
"tidak bi, sudah ya aku mau mandi" jawab beni dengan singkat, ia tidak mau memberi tahu siapapun tentang ini
sementara itu pamannya yang melihat aktivitas beni seharian itu pun langsung tau tetapi paman tidak mau memberi tahu bibi.
ulangtahun adik pun telah tiba beni sudah menyiapkan kue dan eskrim dari kemarin paginya ia merayakan ulangtahun adiknya dengan senang dan lega. adiknya pun bahagia