Dengan wajah kesalnya Seokjin terus mengelus perut Lisa yang sudah terlihat sangat besar, 38 minggu, itu yang disebutkan Dokter untuk usia kehamilan sang istri. Perkiraan Dokter Lisa akan melahirkan bulan depan.
"Belum mau berangkat juga?, " Tanya Lisa, mereka sedang ada di ruang tamu depan sementara sekertaris Choi dan sopir dari perusahaan keluarga Kim sudah ada di depan.
Seokjung sedang pergi ke luar negeri untuk urusan pekerjaan, jadi Seokjin diharuskan menggantikannya mulai minggu ini, padahal sejak istrinya hamil Seokjin selalu berusaha menemani sang istri atau kalau harus ada pekerjaan Seokjin mengajaknya ke tempat syuting yang hanya sebentar. Kalau ke perusahaan, Seokjin tak mungkin mengajak Lisa, istrinya itu tak akan nyaman duduk seharian menungguinya berkutat dengan berkas kantor yang seringkali membuatnya kesal juga.
Lagipula kandungan Lisa sudah sangat besar, istrinya itu seringkali tak nyaman bila terlalu lama dalam posisi tertentu. Meski Lisa tak pernah mengatakan ketidaknyamanannya pada sang suami, tapi Seokjin paham. Lisa bahkan seringkali terbangun saat malam. Istrinya sudah tak bisa tidur dengan nyenyak sekarang.
"Sayang,,, " Lisa mengelus rambut Seokjin yang tak juga beranjak dari depan perutnya. Seokjin benar-benar sangat protective pada Lisa dan kandungannya, bahkan terkadang terkesan berlebihan.
"Kalau aku tidak pergi bagaimana?, "tanya Seokjin mendongak untuk menghadap wajah cantik sang istri.
"Wae? Bukankah Seokjung Oppa sudah menghubungimu, kau harus menggantikannya di beberapa rapat kan?."
"Aku tak bisa meninggalkanmu, " Jawab Seokjin jujur, ia selalu berada di samping sang istri sejak hamil. Ketakutannya terlampau besar, mengingat yang pernah terjadi pada Lisa dulu.
"Aku nunggu Yoora kesini dulu baru berangkat, " Kata Seokjin. Pria itu sudah menghubungi istri dari adiknya itu pagi buta tadi, untuk menemani Lisa.
"Tapi sepertinya Paman Choi sudah terlalu lama di depan, tidak baik membuat orang tua menunggu."
"Tapi,,, "
"Ayo aku antar kedepan, " Lisa dengan pelan mulai berdiri yang segera di tahan Seokjin.
"Nggak usah anter aku, kamu disini aja."
"Kamu nanti rewel nggak berangkat-berangkat."
Seokjin mengacak rambutnya kesal, membuat Lisa ikut kesal juga merapikan rambut sang suami lalu jas pria itu yang terlihat sedikit kusut karena terus bergelayut padanya di sofa tadi.
"Jangan di acak-acak terus nanti lecek lagi, kan udah aku rapihin."
"Yoora lama banget sih."
Lisa menahan Seokjin yang hendak mengambil ponselnya pasti hendak menghubungi Yoora, "Yoora Unnie harus mengantar anak-anak dulu, sudah berangkat sana."
"Wakil presider, kita harus berangkat sekarang, " Sekertaris Choi muncul dari pintu depan, membungkuk sopan pada Seokjin dan istrinya.
"Aku hubungi Jihyun saja untuk mengantarkanmu ke cafe Yoora, " Kata Seokjin kembali mengambil ponsel yang sudah ada di sakunya.
"Jihyun sedang ijin libur Sayang, kau tak ingat?."
"Astaga,,, aku tak bisa meninggalkanmu di rumah sendirian, Sayang. Bagaimana ini!!"
"Sayang, aku bukan orang sakit, tak masalah, aku akan segera menghubungi mu bila terjadi sesuatu."
Seokjin menggeleng, ia memang selalu mengkhawatirkan keadaan Lisa, tapi hari ini ia merasa kekhawatirannya lebih besar dari biasanya.
"Paman Choi, kita tunggu sebentar, sampai Yoora datang menemani istriku."
Lisa tak bisa menolak Seokjin, tapi kekhawatiran dari wajah Sekertaris Choi membuat Lisa merasa bersalah, ini sudah hampir jam sembilan pagi. Harusnya Seokjin berangkat dari satu jam yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Being Difficult "KSJ"
Fanfic-Karena acara ngambeknya saat Namjoon malah meninggalkannya untuk bulan madu ke empat di konser mereka di Bali, Seokjin tak pernah membayangkan bahwa ia akan bertemu dengan gadis baik hati dan cantik seperti Lisa. Gadis yang memiliki semua kriteria...