pulang

159 21 2
                                    

Pagi pagi sekali jungkook sudah berada di rumah sakit.

Hari ini ia akan membantu Jimin pulang kerumah karena kondisi Jimin sudah membaik.

Jungkook membantu Jimin memasuki barang-barang yang akan di bawa pulang ke dalam tas.

ayah Jimin mengatur admistrasi.

Sedangkan Jimin hanya melihat gerak dan langkah jungkook yang memasukan satu persatu barang miliknya ke dalam tas,sambil memakan potongan buah di atas ranjang rumah sakit.

Jungkook melihat pipi Jimin yang penuh akan potongan buah itu pun tak dapat menahan gemas.

Jungkook mendekat kan langkah nya mengecup pipi itu.

Jimin kaget dengan perlakuan jungkook yang tiba-tiba,ia mematung dan matanya mengedip lucu.

Jungkook menangkup pipi penuh buah itu dan mendongakkan kepala Jimin pelan agar melihat kearah nya, tatapan mereka bertemu, jungkook mengelus sayang pipi Jimin.

"Ehem"

Sontak saja suara itu memutus Padangan mereka dan beralih menatap ke arah suara itu berasal.

"Selamat pagi,maaf menganggu, tapi saya harus membantu melepaskan infus nya dek Jimin."-penjelasan suster

Jungkook refleks menjauh kan tangan nya dari pipi Jimin dan mempersilahkan suster melakukan tugas nya.

Suasana menjadi canggung sekarang.

"A-aku akan meletakkan ini dulu ke dalam mobil"-jungkook berjalan keluar membawa 2 tas di tangan nya.

Jimin? Dia kembali menguyah buah yang sedari tadi berada didalam mulut nya.

"Pacar nya dek Jimin pengertian sekali ya"-suster

"Hah? jungkook? Dia temen saya sus hehe"-jimin

"Lho jadi bukan pacar nya dek Jimin? Saya kira dia pacar nya kamu,habis nya perhatian banget sama kamu"-suster

"Jungkook memang baik kesemua orang sus bukan hanya ke saya."-jimin

begitulah pikir Jimin,jujur saja ia tak ingin jatuh cinta terhadap perlakuan jungkook.sehingga ia tanamkan dalam pikiran nya jika dasarnya jungkook memang Orang yang baik.

Setelah melepaskan jarum infus dari tangan kiri Jimin,suster itu pamit dan keluar dari ruangan.

Saat akan membuka pintu suster itu berpas-pasan dengan Jungkook yang akan ke dalam ruangan Jimin.

"Yang begini bukan pacar? Masa iya si?"-tanya suster menggoda Jimin.

"Sussss"- Jimin membuat mimik wajah nya seperti sedang marah.

Tapi malah terlihat imut di mata suster dan jungkook.

Suster itu terkekeh dan meninggalkan mereka berdua.

Jimin dan suster tersebut memang sudah cukup dekat,suster itu yang telah menjaga Jimin dari awal ia mengalami gejala hingga saat ini.

"Kookie maaf ya, suster jadi ngira kita pacaran,aku jadi ga enak sama kamu"-jimin

Jungkook terkekeh,ucapan jimin ada benarnya. ia belum menyatakan perasaannya kepada Jimin, itu pasti membuat Jimin tidak enak hati.
Tapi secepatnya Jungkook akan mengutarakan perasaannya.

Mobil hitam dan motor yang mengikuti dari belakang sampai di halaman rumah mewah berwarna putih.

Rumah yang Jungkook datangi di hari Jimin menghilang.

Jungkook memapah Jimin menaiki tangga rumah.

"Kook,aku bisa jalan seperti biasa."-jimin

"kau masih sakit jimin.aku akan memastikan kau baik-baik saja."-jungkook

Jimin menarik nafas, Jungkook sangat overprotektif terhadap nya, Jimin mengerti. hanya saja Jungkook seperti nya lupa kalau Jimin sakit jantung bukan patah kaki.

Mau tak mau Jimin mengikuti keinginan Jungkook untuk memapahnya.

Ayah Jimin yang melihat itu hanya terkekeh. Sudah lama ia tak melihat Jimin berinteraksi dengan teman sebaya nya, semenjak Jimin di diagnosa memiliki penyakit jantung seperti sang mendiang istri.

Saat Jimin lahir tidak ada tanda-tanda jika ia memiliki masalah pada tubuhnya,namun saat beranjak pada umur 13 tahun Jimin sering sesak dan pingsan di sekolah,mulai dari situlah diketahui jika ia memiliki penyakit jantung.

Semenjak itu Jimin harus homeschooling agar tak ketinggalan pelajaran.

Tanpa sadar air mata itu jatuh.

Jungkook menemani jimin istirahat di kamar, ia membantu Jimin meminum obatnya, walaupun kondisi Jimin sudah membaik tapi ia tetap harus minum obat dan banyak istirahat.

Setelah meminum obat Mata Jimin merasakan kantuk di sebabkan efek samping obat yang ia minum.

Jungkook mengelus sayang rambut Jimin hingga Jimin tertidur pulas.Ia menaikkan selimut hingga menutupi tubuh mungil Jimin.

Saat akan beranjak dari tempat nya Jungkook tak sengaja melihat Album foto di meja belajar Jimin.saat di buka album itu menampakkan foto Jimin kecil dengan kedua orangtuanya.

Jungkook melihat foto-foto di dalam album tersebut dan kadang terkekeh kecil, hingga saat membuka lembaran berikutnya secarik kertas jatuh ke lantai.

Yang ia yakini kertas ini berasal dari dalam album foto, Jungkook mengambil kertas tersebut lalu membacanya.

Jungkook berjalan keluar dari kamar dan mencari keberadaan ayah Jimin untuk berpamitan.

"Dia sudah Istirahat?"

Jungkook mengarahkan pandangannya ke arah suara,dimana ia melihat ayah Jimin sedang membuat coffe di pantry.

"Sudah tuan"-jungkook

Ayah jimin terkekeh "panggil saja aku papa seperti Jimin memangil ku"

"Aah baiklah pa"-jungkook

"Kemari lah Jungkook,aku membuatkan mu coffe sebagai ucapan terimakasih karena membantu merawat anak kesayangan ku"-ayah Jimin membawa dua gelas coffe itu mendekati ruang keluarga.

Disusul Jungkook di Belakang nya.

Mereka berdua berbincang ringan dan di penuhi tawa, mereka menjadi teman mengobrol yang klop.

Hingga perbincangan itu berubah menjadi sendu ketika jungkook menyodorkan kertas yang ia temui.

Jikook/ Kookmin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang