Follow:
@silvamm_228Malam tiba dan sudah mendekati waktu party yang di tentukan dalam undangan,namun Elbara masih saja duduk santai sambil memainkan handphone di apartemennya.
"El, lo ngapain masih disini? Bukan nya siap siap,acaranya bentar lagi anjir!" tegur Malvin yang menghampiri dan duduk di sebelah Elbara,dengan pakaian yang sudah siap untuk mendatangi party malam ini.
"Males banget gue sebenernya. ngantuk!" balas Elbara dengan raut wajah yang begitu lesu.
"Yah El...biasa nya juga lo ikut gimana si. Si Viola juga yang murid baru ikut, masa lo enggak?" tanya Malvin.
"Kata siapa lo?" tanya Elbara,dia nampak lebih semangat ketika mendengar Viola akan datang malam ini.
"Kata apa?" tanya Malvin lagi.
"Si Viola bakal dateng ke acara itu," jawab Elbara.
"Penasaran banget nih bapak Elbara!" ejek Malvin.
"Apaan si lo!" Tanpa asa asa Elbara mendorong Malvin, hingga tersungkur.
"Aduh! Sakit bangsat! Udah tau gue tempel tempel koyo semalem!" teriak Malvin sambil memegangi pinggangnya yang kesakitan,Elbara membalasnya dengan wajah julid.
"Cepetan! Masih duduk di sini lagi lo udin ah! Si Viola pasti dateng lah jamin!" ucap Malvin meyakinkan.
"Ah yaudah deh! Gue ganti baju dulu!" Elbara berdiri dan melangkahkan kakinya.
"Awas lo kalo si Viola gak ada! Gue usir lo dari sini!" teriak Elbara.
"Gak! Si Viola bakal dateng! Kalo enggak pun lo bakal bahagia malem ini!" balas Malvin dengan teriakan.
Malvin diam dan berpikir sejenak,"Ini perasaan gue atau emang beneran ya? Kayaknya si El tertarik deh sama si Viola," ucap Malvin, saat Elbara baru saja pergi.
Dia sendiri senang jika itu memang benar terjadi pada Elbara sekarang,karena susah sekali jika Malvin ingin melihat rasa itu kembali lagi pada diri Elbara.Pasalnya trauma itu masih ada di dalam ingatan Elbara.
Wanginya parfum elegan yang di gunakan Elbara tercium di seluruh sudut kamarnya. Pria itu berdiri di depan jendela,berpakaian formal berwarna hitam yang di padukan dengan kemeja putih,membuat dia terlihat semakin tampan.
Elbara sangat menikmati suasana nya saat itu,dia menunggu Malvin padahal tadi dia yang menunggu Elbara.
'Gue kok liat si Viola kayak berasa liat Lara ya? Apa emang dia yang mirip sama Lara, bahkan sampe sikap dia pun ada dalam diri Viola. Napa gue jadi gak jelas gini ah!' batin Elbara.
Melihat lihat dari postur wajah dan cara bersikap Viola, yang mirip dengan mantan kekasih nya,yang bernama Lara yang meninggal dua tahun yang lalu. Kejadian itu justru membekas bagi Elbara.
"Elbara!" panggil Malvin, dari balik pintu kamar Elbara yang tertutup.
Dia sedikit terkejut dengan panggilan dari Malvin. "Iya ah bentar!" Elbara pun pergi menghampiri, dan membuka pintunya.
Malvin terpanah pada Elbara, sungguh luar biasa tampan Elbara malam ini. "Wih! Mau ketemu siapa lo? Rapi banget! Wangi banget!" tanyanya menjaili.
"Heh! Gue juga tau gue itu ganteng, gak usah kayak gitu mandangnya!" Elbara menepuk pelan kepala Malvin, yang badan nya lebih tinggi darinya.
"Eh kalo mau ketemu si Viola emang nya harus ganteng yah?" tanya Malvin, namun Elbara mengabaikan nya, dan pergi terlebih dahulu.
▶▶
KAMU SEDANG MEMBACA
HAL '143
RandomDi saat dunia hanya menuntut hidup Viola,hanya Elbara yang mengerti keadaan Viola saat itu.