33. Sandaran Hati

344 31 1
                                    

MEJA makan berbahan marmer itu mungkin kalah dingin dengan suasana yang terbangun di antara Ivan dan kedua orang tuanya siang itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

MEJA makan berbahan marmer itu mungkin kalah dingin dengan suasana yang terbangun di antara Ivan dan kedua orang tuanya siang itu. Tidak banyak obrolan mendalam selayaknya hubungan anak dan orang tua ketika sudah terpisah oleh jarak dalam waktu yang lama. Hanya melulu soal pekerjaan, persiapan penerimaan jabatan, tentang kinerja para karyawan dan rencana-rencana Ivan ke depannya nanti yang selalu ingin Papanya dengar.

Pria tua itu mengangguk mengerti. Ia merasa Ivan sudah berada di jalur yang benar, dalam hati kecilnya ia merasa bangga telah berhasil mendidik anak semata wayangnya hingga secerdas ini. Meskipun dalam kaca mata Ivan sendiri, maknanya jadi bertolak belakang. Baginya, Abraham hanya menggunakan dirinya sebagai alat untuk meneruskan kerajaan megahnya. 

Mungkin banyak sekali di luaran sana yang iri pada kemujuran Ivan. Tapi, apalah guna semua harta benda yang ia punya jika ia tidak di izinkan menggunakan ide-ide murninya?. Semuanya serba terbatas, semuanya serba di awasi. 

Dahulu, ketika negeri sedang dilanda bencana alam dahsyat, Ivan berinisiatif untuk mengirim seratus personil bodyguardnya untuk menjadi relawan untuk membantu para korban di lokasi kejadian. Belum sempat niat baiknya terlaksana, Abraham dengan telak menolaknya dan segera menggantinya dengan bantuan berupa uang. Alasannya, katanya ini soal nama baik. Dengan alasan apapun orang-orangnya tidak boleh muncul ke permukaan secara terang-terangan demi terjaganya semua privasi clientnya.

Padahal, waktu itu personil yang hendak Ivan turunkan adalah personil baru. Dan niatnya itu tidak lain untuk meminimalisir stigma orang banyak tentang bisnisnya yang sering di bilang sedikit gelap, hampir seperti organisasi-organisasi rahasia yang berisi orang-orang bertrack record hitam seperti Yakuza dan Mafia. Pada kenyataannya, yang Ivan handle adalah murni tentang penjagaan. Mengutamakan pelindungan dan keselamatan serta rahasia dari para clientnya.

Namun berkat nama Ryder yang besar dan sedikit menakutkan itu, banyak orang penting yang sudah sejak lama menggunakan jasanya. Tidak lain itu adalah pejabat, artis, anak konglomerat hingga pengawalan tamu-tamu penting yang bersifat urgent. Semua Ivan sudah geluti dari semenjak lulus kuliah, sehingga kalau hari dirinya menjadi CEO sudah dekat, itu sama sekali tidak membuatnya gentar. 

Mungkin hanya ada satu perasaan yang mengganjal. Tentang adanya Denis di malam pentingnya nanti, agaknya membuat dirinya gundah hingga kini. Ivan menyadari jika ia sangat membutuhkan Denis di setiap momen penting dalam hidupnya, tapi di sisi lain rasanya ia tidak pantas mendapatkannya lagi karena ia telah mengecewakan gadis itu. Ivan bingung, ia seperti kehilangan sandaran hatinya. Dan di tengah hari yang cerah ini ketika ia berhadapan dengan kedua orang tuanya, sudah pasti dia akan berbohong jika pertanyaan tentang Denis terlontar untuknya kapan saja.

"Soal permintaan pengamanan night club di Serpong nanti, Papa percayakan sebagai proyek pertama yang kamu tangani secara penuh ya Van. Tolong kamu hati-hati, siapkan personil yang terlatih, cekatan dan juga menguasai bahasa asing. Kebetulan clientnya itu relasi Papa dari Ibiza langsung. Kamu tahu kan night club di sana seperti apa? Jangan sampai temen Papa itu kecewa."

Sweet Escape [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang