||siapa lagi?||

41 31 44
                                    

Hai prenn... 🐒

Makasih udah mampir kelapak ini!

Kira-kira ada yang baca gak sih kalo up jam segini?

Jangaan lupa vote dan komen untuk lanjutt‼️awas aja sampe kaga, gua samperin lo!

Harap hargai author dengan tidak plagiat!! Karna ini karya asli tanpa adanya tiruan dari manapun!!

Sebelum baca wajib follow!! akun Yola baik wattpad, Instagram maupun Tiktok fyolaaaa

⚠️⚠️ Terdapat beberapa kata yang tidak ⚠️⚠️
pantas didalam chapter ini, tidak untuk dititu

.
.
.
.

Absen....

Emoji yang mewakili perasaan kalian prennn..

Okeee happy reading 🐒

**

Bell istirahat pertama menggema ke penjuru kelas, beberapa murid terlihat keluar gerbang untuk membeli makanan tentunya.

Aku? Seperti biasa, aku tentu membawa bekal. Aku rasa dengan membawa ini bisa mengurangi pengeluaran uang sakuku. Hanya mengurangi, hal biasa untuk para gadis. Ya, barang incaran mereka yang biasanya terbatas itu memiliki harga yang mahal dan harus dibeli dengan sepotong kumpulan uang  saku

Tak hanya aku yang membawa bekal, ada murid lain juga yang sama. Dan kadang kami makan bersama juga.

Tak lama, aku telah menghabiskan bekalku sebelum tiba-tiba. Seorang gadis dari arah jendela menyapaku. ''Yola,'' selibat kata yang mampu membuatku melirik kearahnya.

Hanya kubalas senyuman, tak ingin lagi ku memperpanjang dialog diantara kami.

''Oh ya, Malvin mana?'' mulai nya dengan ucapan yang memancing.

Mataku sedikit melirik sembari menggeleng, jika ini diteruskan dan akhirnya akan sama, sama seperti kala itu.

''Eh, lo tauga? Kemarin gue dianter sama Malvin.'' Ucapnya dengan bangga.

Aneh rasaku setelah mendengar perkataannya. Namun, apa yang ia katakan merupakan kebenaran? Padahal kemarin setelah mengantarku saat hujan kurasa ia langsung pulang kerumahnya.

Ah biarlah, untuk apa juga aku berpikir. Aku bahkan tak bisa membuat lelaki itu menengok ke arahku. Aku mengangkat sebelah alisku, ''terus gue. Harus apa?'' tanyaku terus terang. ''Serah lo, mau apa sama dia! Ngerti?!'' tekanku.

Gadis itu memicingkan senyum licik, ''berarti kalo gue rebut lagi ga masalah kan?''

Aku menolehkan kepala kearahnya, mataku menatapnya tajam. Menatap bagian tubuhnya hingga ia merasa tertekan dan pergi dari situ.

**
Pelajaran ketiga diisi dengan Sejarah Indonesia, salah satu mata pelajaran favoritku. Namun, saat ini berbeda ucapan gadis tadi terngiang terus memutar seperti kaset rekaman.

Gak masalah kan? Kalo gue ambil lagi setelah yang kemarin.

Yakin lo gak nyesel? Fayola, Fayola lo itu terlalu pinter dalam pembelajaran. Sampai-sampai lo terlalu bodoh dalam percintaan.

Lo tau? Gue bakal buat semua milik lo, jadi milik gue!?

Lamunan itu buyar, saat aku mendengar panggilan dari seseorang. Begitu aku menengok ke sumber suara aku bingung.

empatheiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang