Kini kelas sudah selesai dan semua siswa siswi berhamburan keluar untuk pulang kerumahnya masing-masing.tak beda jauh dari ana dan kawan-kawan, meski ana baru dekat dengan mereka 6 bulan terakhir ini ana sudah selayaknya sahabat lama .
" Guys kita di tawarin buat ikut main ke rumah ava , mau kesana apa gimana nih " ucap nila sembari menunjukkan isi chat dari sang kekasih
" Wah bagus tuh , gas aja lah iya nggak guys " kini giran yang menyahut
"Aku ok , lo ikut kan na " tanya hani
" Nggak , gua kan nggak kenal sama mereka " jawab ana yang hendak pergi namun urung lantaran giran sudah menarik tas ana untuk mencegah
"Eh eh , lo harus ikut . Kalo lo nggak ikut kapan tau nya nyonya jimin " paksa giran
" Ih gua males kenalan , kapan kapan aja deh kalo udah sempet"
"Yah ana kok gtu sih , nggak asik lo " kini nila yang cemberut
" Lo semua banyak drama " tanpa pikir panjang hani sudah menarik ana menuju parkiran dan di ikuti yang lain dengan rasa bingung.
" Tinggal naik , pake helmnya terus ikut . Kalo lo udah nggak nyaman pulang , se simpel itu na " ucap hani setelah sampe di parkiran
" Tap......"
" Yang nggak ikut kita kasih hukuman buat nyatain suka sama crush" kini giran sudah menambah beban pikiran ana , bagaimana bisa ana yang notabenenya tak kenal cowok di suruh menyatakan perasaan entah apa yang sudah merasuki pikiran teman ana .
" Ok gua ikut " pasrah ana
Dan yap , kini mereka menuju rumah ava teman dari para kekasih ke 3 temanya
Kisar 20 menitan mereka kini sampai di rumah yang di tuju .namun keterkejutan kini menjadi ekspresi ke 4 orang yang berdiri , bagaimana tidak rumah megah dengan nuansa modern tepat berada di depan mata .
" Kita nggak salah rumah kan " tanya giran masih dalam rasa kagumnya memandang rumah megah di depan matanya
" Iya ran kan gua yang gua yang pegang maps nya "
Jawab nila yang sama masih terpesonaBerbeda dengan hani yang kini sudah menghubungi seseorang untuk memastikan
" Gua udah nyampe , rumahnya chat abu* kan no 1"
" Iya yang , tunggu bentar kita turun dulu " dan sambungan selesai
Namun entah kenapa ana merasakan dejavu dengan rumah yang sekarang ada di depan matanya, rasa pusing dan mual juga cemas bercampur menjadi satu . Seperti ada sesuatu yang mungkin membuat ia merasa ketakutan yang membuatnya bingung sendiri .
" Na , lo kenapa kok keringat lo banyak banget . Perasaan nggak panas² amat deh " tegur giran
" Ana !, Heh lo gua ajak ngomong malah bengong . Lo kenapa sih " tepukan giran pada pundak ana kembali menyadarkan ana untuk tetap tenang
" Hah , apa nil " jawab ana linglung
" Gua na yang tanya bukan nila " kesal giran
" Ouh lo , kenapa ran "
" Nggak jadi , lo aneh banget deh, lo... "
Belum selesai giran berbicara sudah di potong dengan kedatangan para cowok." Gigi " panggil langit menhampiri giran
"Lala , tadi macet nggak " kini hendri yang menghampiri nila dengan elusan sayang pada kepalanya
" Nggak terlalu sih beb "
Berbeda dengan pasangan yang satunya , karena notabennya sang cewek cuek jadi tidak ada sapaan yang seperti yang lain , namun tatapan dari mereka sudah mengatakan segala rasa .
KAMU SEDANG MEMBACA
AvalonAna
RandomMenceritakan tentang Avalon Ganendra Abraham yang masih penasaran dengan sook yang pernah menolong waktu kejadian yang membuat adik kesayangannya meninggal. Dan tak sengaja mengenal sosok Ana Nadira Saputri yang ava pikir ada sangkut pautnya dengan...