KEMBALI BERJUANG
Dahulu, para pahlawan rela mengorbankan jiwanya demi terbebasnya Bumi Pertiwi dari belenggu penjajahan. Dengan segenap hati yang ikhlas , bertempur tiada lemas. Tak sedikit raga ditumpahkan, tak sedikit jua harta diserahkan demi cita-cita yang telah lama diidam-idamkan. Dengan senjata khasnya, bambu runcing yang siap menerjang dan mengoyak para perut kolonialis yang tak beradab. Walaupun mereka menghujani sepuluh ribu peluru dalam satu kedipan mata, tidaklah cukup untuk menghentikan gelora pahlawan dalam melindungi tanah kelahiran kebanggan.
Isak tangis meronta-ronta para bayi yang kehilangan sosok ayahnya pada medan perang. Para ibu, yang senantiasa menyiapkan persediaan perbekalan dengan hati yang luluh lantak dan juga retak dikarenakan pujaan hati yang kehilangan nyawanya ketika menunaikan tugas dalam medan perang. Apapun direlakan, apapun diperjuangkan, walaupun segalanya harus diserahkan, haruslah kemerdekaan bangsa didapatkan.
Hari itu, beberapa hari sebelum perayaan kemerdekaan Indonesia di sekolah. Wali kelasku menjelaskan tentang bagaimana para pahlawan berjuang mendapatkan kemerdekaan. Diri ini tak begitu mendengarkan apa yang diterangkan oleh bu guru karena semalam aku tidur hingga larut malam, game favoritku memang selalu saja menyita segala waktuku. Hampir terlelap dengan mata setengah terpejam dan yang setengahnya lagi diusahakan tetap terjaga. Namun, perjuanganku dalam menahan rasa kantuk sepertinya berakhir disini......
"Dubrakkkkk..!!!" Sontak wali kelasku memukul meja ku dengan penggaris besar. Belum ada lima menit aku terpejam dan sedang menuju alam mimpi yang indah haruslah pupus. Tak lama setelah wali kelasku yang memukulkan garisan besarnya ke mejaku. Waktu itu juga, aku dimarahi habis-habisan. Kata beliau "Pahlawan mengorbankan segalanya demi kalian, para penerus bangsa agar dapat belajar dengan tenang. Eh, yang diperjuangkan malah tidur waktu pelajaran. Apa ga sakit hati ? hati para pahlawan seketika sadar penerus bangsanya tertidur pulas pada saat pelajaran di kelas. "maaf bu" hanya sepatah kalimat sederhana yang dapat ku lontarkan dari mulut manusia penuh salah ini. Tak seharusnya aku terpulas ketika jam pelajaran sedang berlangsung, apalagi ketika Ibu Guru sedang menerangkan.
Setelah kejadian miris tadi, Ibu Guru melanjutkan penjelasannya, beliau menjelaskan bahwa esok hari tepatnya tanggal 16 Agustus 2022. Tepat, sehari sebelum perayaan kemerdekaan Indonesia. Sekolah akan mengadakan perlombaan dengan tema "kembali berjuang". Pikirku, memang benar sebagai penerus bangsa, perjuangan kita dalam meneruskan cita-cita para pahlawan masih kurang. Kini ku tersadar, para generasi baru memang perlu adanya revolusi besar-besaran dalam segala bidang , salah satunya pendidikan. Jika pendidikan sudah baik, pastinya bidang lain seperti ekonomi dan politik akan mengikuti. Ah, padahal aku masih duduk di bangku SMP, pikiranku sudah sampai situ saja.
Suatu pagi di salah satu sekolah menengah pertama di kota Temanggung. SMP Harapan pahlawan , ya.. itu nama sekolahku. Semalam, aku membaca pesan di grub whatssapp kelasku. Ternyata banyak sekali lomba yang diadakan, ada tarik tambang, sepak bola, dan ada juga lomba musikalisasi puisi. Kebetulan, aku dipilih menjadi perwakilan dari kelasku untuk mewakili lomba musikalisasi puisi, aku yang membacakan puisi dan satu temanku mengiringi musik dengan gitar. Setelah bel pulang sekolah, kami memutuskan untuk persiapan dan latihan sebelum tampil. Aku berpikir, dengan tema kembali berjuang aku ingin membuat beberapa paragraf puisi yang berisi tentang mengajarkan kepada para pelajar penerus bangsa agar memiliki semangat kemerdekaan seperti para pahlawan yang berjuang tiada henti demi kemerdekaan bangsa.
Sepatah dua patah sudah ku tuliskan dalam kumpulan goresan kalimat yang hampir jadi menjadi puisi yang utuh. Diiringi dengan latar belakang musik akustik penuh penghayatan, harapku semoga tersampaikan. Sedih bila ku ingat diriku kemarin, seperti tak hargai jasa pahlawan yang sudah susah payah banyak mengorbankan. Ku harap, dengan puisi ku yang ku tulis dengan hati yang tulus bisa menjadikan teman-teman ku tersadar akan pentingnya belajar karena masa depan bangsa ada di tangan para pemuda.
KAMU SEDANG MEMBACA
CERPEN ARUNIKA
DiversosCERPEN ARUNIKA : Kumpulan cerita pendek yang bermakna cahaya matahari pagi sesudah terbit, yang artinya ialah sesudah malam yang gelap dan panjang akan datang cahaya yang membuat kita tampak bersinar dan dapat menunjukkan sosok aslinya.