Part 1. Pelatih Tampan

43 4 13
                                    

"SOK kecakepan!"

Seorang gadis berkuncir kuda bersidekap bersama dua sosok kembar di belakangnya. Menatap tajam seorang gadis bersurai panjang yang manis.

"Apa, sih, maumu? Jadi sok Cinderella?" Via melotot.

"Cinderella Jomblo kali," kekeh salah satu si kembar dengan tahi lalat di bawah dagu, Shelly.

Via dan si kembar pun tertawa. Gadis satunya dengan tahi lalat di bawah mata pun ikut menimpali, Felly.

"Cocok banget. Lagian, kamu itu nggak tau apa?" Felly menatap gadis yang bahunya bergetar. "Via adalah Queen SMA Merak Putih. Jadi kamu itu harus hormat!"

Nuri yang semula menunduk, memberanikan diri untuk mengangkat kepala.

"Te-terus kenapa kalau aku rakyat jelata? Bukannya kalian ini masih banyak dikagumi orang-orang? Buat apa iri sama aku?"

"What?" Via menggeleng sambil tertawa kecil.

"Kepedean banget kamu! Iri? Yang bener aja."

"Vi, mending kasih pelajaran aja. Biar dia paham di mana posisinya," saran Felly yang tangannya sudah gatal.

Via tersenyum sinis. Ia mulai mendekat, membuat Nuri mundur. Via berdecak.

"Bisa diem di tempat, gak, sih?" dengkus Via yang lelah terus berjalan.

"Ma-mau ngapain emang?"

Via mengulurkan tangan, menyentuh rambut Nuri.

"Kira-kira kalau dijual dapet berapa, ya?"

Nuri menepis tangan teman sekelasnya itu. Merasa tersinggung, Via kembali membentak.

"Bener-bener nggak sopan kamu, hah?"

Tiba-tiba seorang gadis lainnya bersurai sebahu muncul.

"Ada Pak Dwi mendekat," kata Keza sambil mendekati Nuri, sahabatnya.

"Terus masalah buat aku?"

Shelly menarik tangan Via. "Mundur aja, Vi. Tau sendiri Pak Dwi kayak gimana."

Via berdecak, lantas ia pergi bersama dua teman kembarnya. Entah mengapa, sejak pertama bertemu di hari pertama, Via tidak menyukai gadis itu.

Nuri seorang gadis miskin, tetapi mampu menarik perhatian orang-orang di sekitarnya. Sementara Via yang sering berlatih pelajaran, melukis, bahkan berdandan pun masih begini-begini saja. Via hanya merasa tidak puas, meski telah menjadi seorang ratu sekolah.

(⁠ ⁠˶⁠ ⁠❛⁠ ⁠ꁞ⁠ ⁠❛⁠ ⁠˶⁠ ⁠)

Hari itu, Via dan teman-teman sekelas mengunjungi GOR Ken Aris. Semua orang menyebar. Ada yang bermain basket, voli dan masih banyak yang lain. Hingga Via menemukan ruangan yang unik di matanya.

Panahan.

Via bersama Shelly dan Felly pun pergi ke sana. Ia lalu mendengkus sebab melihat Nuri dan Keza juga berada di ruang yang sama.

"Kalian lagi?" komentar Via sambil mengerling sinis dua teman sekelasnya.

Nuri dan Keza hanya diam. Mereka tidak mau menambah masalah.

Tak lama kemudian, sang pelatih pun tiba. Via menganga melihat pria dua puluh tujuh tahun yang tegap, dalam balutan atasan putih dengan bawahan hitam, menggenggam busur panah yang besar. Lelaki itu menghadap ke arah murid-murid, tepat di hadapan Via.

Via menahan napas. Sungguh rupawan pelatih itu.

"Cakep banget."

Via menoleh. Bukan hanya dia yang terpesona. Hampir semua gadis terpana. Tentu saja ia mendapati Nuri juga melakukan hal yang sama, membuatnya mendengkus.

[Cerpen] Penjelajah Hati✓ (Tamat)🌹Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang