Oneshoot By.fitri Asyamtah
Note: oneshoot ini sudah pernah saya publish tahun 2021, sekarang saya publish lagi dengan remake yang lebih baik, silahkan di baca♡"Promise"
[Jeon Jungkook]
•
•Angin berhembus pelan, udara yang sejuk dan mentari berwarna jingga keemasan, sedang menyinari bumi dengan kilauan yang begitu indah.
"Selamat pagi dunia," sapa seorang gadis mungil. Gadis dengan mata biru, rambut berwarna keemasan dan kulit putih pucat.
Gadis cantik ini menatap sekeliling, senyumnya selalu terukir, seolah menandakan bahwa senyuman tersebut tidak akan pernah pudar.
"Huaaaa, segar banget udara pagi ini." Lagi, mata gadis ini masih menatap sekeliling. "Lebih baik aku duduk di sini ajalah," ucapnya seraya duduk di sebuah bangku kecil yang tidak jauh dari posisinya berdiri.
Tangannya memegang sebuah buku gambar dan pensil. Kembali dia menatap sekeliling, "gambar apa yah pagi ini? Sepertinya aku sudah menggambar semua objek yang ada di taman ini."
Diperhatikannya buku gambar yang dia pegang, ada begitu banyak gambar di buku miliknya. "Hah, ternyata buku gambar ku tinggal lembaran terakhir."
Tiba-tiba matanya berembun, panas dan seolah ingin mengeluarkan sesuatu. "Ternyata aku sudah menghabiskan banyak waktu, apakah ini akan menjadi gambar terakhir ku?"
Hatinya berdenyut sakit, "kalau memang ini lembaran terakhir yang harus ku isi, aku harap aku menemukan objek yang begitu indah untuk yang terakhir kalinya."
Dia berusaha tersenyum, "aku gak boleh begini, ayok semangat Haruna!" Ya, gadis cantik berwajah barat ini bernama Haruna.
Haruna kembali manampakkan senyum cantiknya. Bangku yang Haruna duduki terletak di dekat danau kecil, tempat favoritnya ketika sedang jenuh ataupun sedih.
"Lebih baik aku melukis," Haruna mulai mencoret-coret buku gambarnya, dia ingin melukis danau berkilauan yang ada di hadapannya.
"Eh?" Fokus Haruna beralih pada seorang pemuda yang tiba-tiba berdiri di pinggir danau dan tidak jauh dari jangkauannya.
Pemuda tersebut begitu tampan, rahangnya terlihat begitu gagah dan bentuk hidungnya yang sangat sempurna. "Tampannya," guman Haruna.
Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, Haruna menggambar pemuda yang ada di depannya.
Hanya butuh waktu 20 menit, gambaran Haruna telah selesai. "Gambar terakhir ku yang begitu sempurna," lirihnya.
Haruna kembali menatap pemuda tersebut, dia masih di sana. Padahal sudah hampir setengah jam, kenapa pemuda tersebut masih tahan berdiri di sana?
"Dia buta?" Haruna sedikit tercengang ketika baru menyadari ada tongkat yang di pegang pemuda tersebut.
Tiba-tiba pemuda tersebut berjalan ke depan, Haruna menjadi panik, padahal di depan adalah danau, apa pemuda itu tidak menyadari nya?
"Ya Tuhan, aku lupa." Haruna baru ingat kalau pemuda tersebut buta, dengan panik Haruna berlari dan langsung menarik tangan pemuda tersebut. "Grap!" "Bruk!'
"Awww!" Keduanya terjatuh ditanah, dengan posisi sama-sama terduduk.
"Kamu gapapa?! Ya ampun maafkan aku, aku tidak sengaja, aku hanya ingin menolong mu." Haruna panik, takut jika pemuda tersebut marah padanya.
Hening, tidak ada respon apapun dari pemuda tersebut.
"Kamu marah?" Tanya Haruna. "Di depan ada danau, aku takut kalau kamu terjatuh di sana, maka dari itu aku menarik mu." Dengan canggung Haruna memperjelas, berharap pemuda tersebut tidak salah paham padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE [Oneshoot]
Short Story"Hidup memang tidak abadi, tapi cinta akan abadi jika jatuh pada orang yang tepat."