• Five

35 4 0
                                    


     Aissy senang sekali telah menghabiskan waktu natal bersama ibunya. Rasa lelah seakan-akan menghilang dari tubuhnya. Walaupun realita akan kembali menyadarkan Aissy bagai ombak laut yang menghantam karang dengan keras. Ia berhak untuk mendapatkan kebahagiaan.

Aissy sudah kembali lagi kerumahnya sekarang. Jadi ia melanjutkan penelitian ramuannya. Ingat waktu libur musim panas saat Aissy pergi ke Diagon Alley? Dia tidak kesana tanpa alasan. Dia sedang mencari suatu bahan untuk ramuannya. Walau Aissy juga harus pergi bekerja, ia melakukan penelitian ini di waktu kosongnya. Ditambah dengan kejadian kamar rahasia di Hogwarts. Jadi kalau Aissy berkata bahwa ia sibuk, dia benar-benar tidak berbohong.

Pagi ini di Kementerian Sihir, Aissy memeriksa laporan dari Kingsley Shacklebolt —dia salah satu auror— di mejanya. Setelah mendiskusikan beberapa hal dengan Kingsley, Aissy pergi menemui Rufus Scrimgeour untuk menyampaikan hasil laporannya. Scrimgour sendiri tampak puas dengan laporannya, dia memberikan beberapa perintah kepada Aissy untuk disampaikan juga kepada auror-auror yang lain. Aissy pun menarik gagang pintu dan berjalan keluar dari kantornya. Kemudian memberitahukan perintah Rufus Scrimgeour kepada yang lain dan kembali ke mejanya lagi.

Di mejanya, Aissy segera menyelesaikan laporan untuk rapat siang nanti bersama Petinggi Kementerian Sihir dan Dewan Sekolah Sihir Hogwarts. Mereka akan membahas perihal serangan terhadap murid muggleborn di Hogwarts. Sayang sekali Profesor Dumbledore tidak hadir. Padahal Aissy ingin berbicara dengannya. Mungkin Profesor Dumbledore benar-benar ingin menghindarinya pikir Aissy.

Tidak ada keputusan yang jelas dari hasil rapat itu. Tentu saja itu karena Profesor Dumbledore tidak menghadirinya. Maka Aissy mengirim surat kepada Severus untuk bertanya bagaimana keadaan di Hogwarts sana.

Aissy pulang kerja di malam harinya. Dia mampir ke taman kota terlebih dahulu sebelum pulang. Aissy duduk di kursi taman yang terasa dingin diterpa angin malam. Sambil merenung memikirkan kehidupannya yang membingungkan.

Dia mendongakkan kepalanya ke atas untuk melihat bulan yang sekarang bentuknya bulat sempurna. Aissy langsung teringat akan seseorang. Dia langsung pergi mendatangi orang itu.



Beberapa minggu kemudian terdengar kembali terjadi serangan di Hogwarts. Bahkan Hermione Granger juga menjadi korbannya. Aissy merasa sedih mengingat Hermione merupakan anak pintar yang berhati baik. Korban yang lain bernama Penelope Clearwater yang merupakan darah campuran atau halfblood. Para murid menjadi semakin ketakutan dengan kenyataan itu.

Lucius Malfoy kelihatannya sudah bergerak mengancam para dewan sekolah sihir Hogwarts untuk tanda tangan. Aissy tidak tahu untuk apakah tanda tangan itu, tapi Lucius terlihat sangat senang setelah berhasil mendapatkannya.

Aissy kaget sekali mendengar penskorsan Dumbledore sebagai Kepala Sekolah Hogwarts. Menurutnya itu sangatlah tidak masuk akal. Kalau Albus Dumbledore bahkan tidak dapat menghentikan serangan itu, lantas siapa yang bisa melakukannya?

Dan bicara mengenai penskorsan Dumbledore, Fudge juga membawa Rubeus Hagrid untuk dikurung di Azkaban. Aissy pernah mendengar kalau Hagrid memang dikeluarkan dari Hogwarts ditahun ketiganya karena dia dituduh sebagai pewaris Slytherin yang membuka kamar rahasia. Menurut Aissy sendiri itu juga tidak masuk akal karena Hagrid sendiri masuk ke asrama Gryffindor. Tapi mau bagaimana lagi, tidak ada yang percaya kepada Hagrid kecuali Albus Dumbledore dan orang-orang yang mempercayai Dumbledore. Aissy percaya kalau bukan Hagrid pelakunya, karena Hagrid pernah menolongnya dengan tulus di tahun keduanya.

To be continue



Haloo semuanya, apa kabar?
Chapter kali ini pendek, tapi semoga kalian nggak bosen sama cerita ini ya...

Love you all❤️💛💙💚

jangan lupa voment

—17 November 2022—

500++

Remorse [harry potter fanfic female OC] revisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang