P R O L O G

9.3K 438 8
                                    

Angkasa Oscar Dwinata. Pemuda tampan yang menjadi idola banyak orang. Bukan hanya tampan, tapi ia juga pintar. Kerap kali mengikuti olimpiade sains, tidak ayal di balik ketampanan dan juga ke geniusan nya mampu memikat banyak orang.

Di tambah lagi dia juga kapten basket, menambah kesan sempurna di mata mereka.

Udah ganteng, pinter, jago main basket pula.

Tapi meskipun populer, tidak ada yang berani mengganggunya. Jangankan mengganggu sekedar menyapa saja mereka tidak berani.

Sikapnya yang dingin, acuh tak acuh dan terkesan bodo amat membuat mereka ragu untuk mendekati remaja tampan itu.

Tapi tidak banyak dari mereka yang terang-terangan menyatakan cinta padanya, meskipun akan mendapat penolakan dari Angkasa.

"Woi sa!"

"Jadi latihan basket gak hari ini?"

"Hm"

"Kuy lah keburu hujan, udah mendung soalnya."

Berjalan melewati pemuda itu menuju lapangan basket dengan wajah datar andalannya.

"Dasar kulkas, untung temen kalo gak."

"Kalo gak apa? Emang Lu berani ma si Asa?" Ujar salah satu pemuda itu menatap remeh temannya.

"Ya Kagak lah njir, sama aja ketemu malaikat maut gue." Lirihnya takut-takut jika sang empu mendengarnya.

"Cih, dasar lemah. Gitu aja gak berani," cibirnya.

Pemuda satunya melotot mendengarnya. "Emang lo berani? Belaga bener jadi orang,"

"Ya Kagak lah! Ya kali." Cengirnya tanpa dosa.

"Anjing emang lo, nyebut namanya aja udah bikin keringet dingin. Apa lagi berhadapan langsung sama orangnya."

"Ya itu lo tau, serasa macu adrenalin njing." Yang mendapati anggukan setuju dari pemuda lainnya.

"Woi! Buruan malah pada ngerumpi!" Teriak pemuda yang tengah berjalan bersama Asa.

"Iye sabar!"

Setelah selesai dengan segala pemanasan, mereka pun mulai bermain basket dengan di bagi menjadi 4 klompok, dengan dua kubu dua kubu.

Ngerti kan?

Angkasa dkk pun mulai bermain dengan Asa yang memimpin, bahkan saat pluit baru di bunyikan ia sudah mencetak poin. Membuat mereka menatap kagum sang ketua basket.

Tapi saat hendak mencetak angka yang kesekian kalinya, entah bola dari mana tiba-tiba mengenai kepala Asa dan itu membuat dirinya oleng, lalu jatuh tidak sadarkan diri.
















Bruk

Asa pun tak sadarkan diri, tubuhnya sudah menghantam lapangan basket yang keras karena lemparan bola basket itu. Mereka semua pun panik bukan main, dan langsung menghampiri Angkasa yang sudah tidak sadarkan diri dan membawanya ke rumah sakit.

"Eunghh"

Terdengar lenguhan halus dari pemuda yang baru sadar dari tidur siangnya.

Matanya mengedar menatap sekeliling dengan mata yang belum sepenuhnya terbuka.

"Dimana?"

.
.
.
.
.

17 November 2022

_CHANGE_Where stories live. Discover now