Vonna adalah sahabat karib ku. Terhitung hampir setengah dari umur ku sudah aku habiskan waktu bermain ku dengan dirinya.
Awal pertemuan kami adalah saat dimana Aku pindah rumah, dan kebetulan rumah kami saling berhadapan. Aku bersama kakakku yang baru keluar rumah untuk meninjau sekeliling, melihat Vonna yang sedang bermain di taman depan rumah kami. Karena Aku yang masih malu malu, kakakku memutuskan untuk berkenalan dengan Vonna diikuti dengan Aku setelah nya. Dan dilanjut dengan perkenalan diri dari Vonna.
Semakin sering bertemu semakin cepat kami akrab.
Di taman depan rumah kami terdapat pohon kresen milik Vonna yang sering kami jadikan alat untuk berfantasi ria. Berlagak seolah menjadi bajak laut, Peri, bahkan Princess. Berbagai Tokoh fantasi kami perankan.
Waktu kecil bila ada acara RT, kami berdua bersama teman yang lain seperti Alel, Endo, Dava, Mbak Jose dan Mbak Elva selalu bermain bersama. Memainkan permainan traditional seperti Petak Umpet, Polisi Maling, Donal Bebek, dan banyak lagi.
Namun, suatu hari Aku dan Vonna terjadi konflik pertemanan. Yah, itu normal terjadi karena gimana pun kami masih tidak pandai untuk memecahkan masalah kecil.
Saat setelah aku bermain masak-masakan dirumah Vonna, Aku lupa membereskan barang mainan nya dan langsung terburu untuk pulang kerumah. Ya, ini murni kesalahan dari aku. Lalu, Vonna kesal Dan secara diam diam mengambil Salah satu dari sandal ku dia sembunyikan dirumah kosong dekat rumah kami.
Aku tau siapa pelaku nya ketika menemukan pasangan dari sandal ku hilang. Tapi Aku tidak melakukan apa-apa. Selama beberapa hari Aku dan Vonna tidak saling berinteraksi. Setiap kami bertemu kami selalu acuh terhadap satu sama lain. Namun, Aku tidak peduli.
Lalu setelah beberapa hari berlalu Vonna datang ke rumah ku.
"Mut Aku minta maaf, main lagi yo" Ucap Vonna tiba tiba.
Tidak ada respon dari ku, tapi aku menyetujuinya "Iya ayo main lagi."
Lalu kami kembali bermain kembali seperti semula.
Beberapa tahun berlalu.
Kami tumbuh menjadi remaja yang sibuk dengan urusan pribadi. Kami semakin jarang berinteraksi bahkan sekadar bertemu saja hampir tidak pernah. Karena jarang nya interaksi diantara kami, kami juga mulai acuh terhadap satu sama lain. Aku yang tidak peduli dengan urusan Vonna , dan Vonna yang tidak peduli dengan urusan ku. Kami menjadi jauh.
Ketika kami bepapasan bahkan tidak sekali pun Aku tertarik dengan kehadiran Vonna. Dia pun sama. Bahkan sekadar berbicara saja sudah sungkan.
Pada suatu ketika, di RT kami mengadakan acara silahturahmi. Semua warga RT kumpul. Kami bertemu dan duduk bersebelahan. Awalnya kami saling diam, kecanggungan semakin melanda. Mungkin Vonna yang pribadi nya bertolak belakang dengan ku sedikit terganggu akan kecanggungan diantara kami, makannya dia memutuskan untuk memecah kecanggungan itu.
"Mutt, apa kabar"
Aku diam. "Ya seperti yang kamu lihat"
"Idih, cuek amat"
"Apaan dah von, wkwk"
Kami kembali diam.
Kali ini giliran Aku bertanya " Von mau sekolah dimana? SMA apa SMK?"
Dia mulai tertarik dengan obrolan kami, dan menghadapkan tubuh nya ke diriku.
"Aku mau ke SMK. Soalnya mau ambil tata boga, jadi bisa lanjutin usaha nya mama"
Aku menganggukan kepala. Paham.
"Lha kamu Mut?"
"Aku mau SMA, cuman pengen nya ke IPS tapi ibu sama ayah maunya ke IPA. Jadi ya udah"
Dan obrolan berlanjut sampai acara selesai.
Dari saat itu kami mulai tidak sungkan ketika bertemu, kami mulai bebas untuk berinteraksi satu sama lain. Kami menjadi dekat, sampai saat ini dan nanti.
Amanat yang dapat kita ambil dari cerita diatas adalah interaksi dan komunikasi menjadi kunci dari sebuah hubungan. Entah persahabatan atau percintaan.