*Chapter 34*

1.8K 175 11
                                    

"Lo nerima pesanan aja ya, Gar. Biar gue yang nyiapin sama bikin minumannya. Ntar lo liatin aja cara gue bikin, supaya bisa." Ujar Shino saat melihat kedatangan adiknya yang dari ruangan Dani itu. Mereka sudah mengenakan apron barista.

"Ya lo sambil ajarin gue juga lah, bang! Ini juga cara pake nya gimana?" Gara menunjuk mesin kasir.

"Tinggal di sentuh-sentuh aja." Balas Shino singkat.

"Apanya yang di sentuh?"

"Monitornya lah adek ku." Shino beranjak dari duduknya, mendekati Gara yang berdiri di depan mesin kasir.

"Iya tau! Maksud nya gimana caranya nanti pas ada orang pesan?"

"Disini udah di input semua nama menu beserta harganya. Ada foto-foto nya juga nih. Nanti Lo cari aja sesuai pesanan. Menu minuman, pastry atau makanan ringan, abis itu lo sentuh-sentuh aja. Ntar muncul totalannya. " Shino menjelaskan secara singkat.

"Terus gimana lagi?"

"Lo tinggal tanya mau bayar pake apa,"

"Ya pake duit lah! Masa pake daun? Jadi kayak sundel bolong ntar kalo bayar pake daun,"

"Maksud gue itu metode pembayaran nya, dodol! 'Kan ada cash sama cashless!"

"Haha, canda aja gue. Lo pikir gue bego?" Gara tertawa melihat wajah Shino yang nampak kesal.

"Hih, gue jitak juga nih kepala lo!" Balas Shino gemas.

"Jitak aja nih! Tapi siap-siap aja nanti lo di jitak balik sama bang Thaka," Gara menyodorkan kepala nya ke dekat Shino.

"Aduin aja terooos! Gue gak takut sama Thaka!" Shino kembali ketempat duduk nya tadi. Lalu mengeluarkan handphonenya dari dalam laci meja bar.

"Bang, kerja! Malah main hape. Ajarin gue cara bikin minuman!"

"Iya, nanti gue ajarin, pelan-pelan aja belajarnya. Kita kerja disini tuh sambil santai aja, gak usah terlalu serius! IYA 'KAN, YUR?"

Shino berteriak ke arah Yura yang sedang membersihkan salah satu meja pelanggan. Yura yang di ajak bicara tidak menanggapi sama sekali. Ingatkan Shino kalau Yura itu tidak suka di panggil Yur. Jadilah Yura lebih memilih mengabaikan Shino saja.

"Kacang..kacang!" Gara mengejek Shino.

Tapi yang di ejek tidak mengerti dan dengan polosnya malah berkata, "Lo pengen kacang? Di dapur ada noh, kacang almond untuk bikin pie. Ambil aja, tapi jangan banyak-banyak."

Gara meringis lalu menggelengkan kepala. Abangnya ini terlalu polos atau bego sih. Astaghfirullah, tidak boleh ngatain Abang sendiri.

Perhatian Gara teralihkan saat melihat ada pelanggan datang memasuki cafe, berjalan ke arah meja bar.

Inilah saat nya, bismillah.
Gara menarik napas dalam lalu menghembuskan nya perlahan. Kemudian menaikkan sudut bibir nya membentuk senyuman manis, memasang raut wajah seramah mungkin.

"Selamat pagi, selamat datang di 101's Cafe. Mau pesan apa, ka?" Ucap Gara menyambut pelanggan itu dengan ramah.

"Waaaah, Gemesin banget sih! Kamu barista baru ya? Sebelum nya saya belum pernah liat," Ujar seorang pelanggan wanita yang seperti nya sudah sering datang ke cafe ini.

Shino terkekeh pelan mendengar perkataan pelanggan wanita itu yang sedang memuji adiknya. Dari suaranya sih sepertinya ia kenal. Wanita itu memang pelanggan setia di cafe mereka. Jadi semua karyawan pasti mengenalnya. Tapi ia mencoba pura-pura tidak mendengar. Biarlah adiknya saja yang melayani. Belajar.

Shino lantas kembali fokus pada handphonenya. Posisi Shino duduk membelakangi kasir. Jadi pelanggan wanita itu tidak bisa melihat wajah nya. Kalau lihat, bisa di pastikan wanita itu akan mengenalinya. Tapi bisa juga lupa sih, karena Shino sudah lumayan lama tidak bekerja di cafe.

About GaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang