3 tahun dahulu hiduplah keluarga sederhana yang bahagia, pasangan suami istri yang mempunyai 2 anak bernama Doni dan Indra. Doni adalah anak pertama dan Indra anak kedua, yang berarti mereka dua bersaudara. Doni bersekolah di SMP kelas 7, sedangkan si adik belum bersekolah karena masih berumur 3 tahun. Orang tua mereka bekerja di Dinas Sosial. Ketika orang tua mereka dinas di luar kota mereka di titipkan ke nenek mereka.
Di sekolah, Doni termasuk anak yang pintar, dia juara 1 berturut-turut dari SD, dia juga sering menjawab pertanyaan guru. Karena kepintarannya, Doni selalu diikutkan olimpiade dan berhasil membawa tropi tanda juara. Jika Doni berhasil Juara, orang tuanya selalu memberikan Doni hadiah. Saat ditanya ingin diberi hadiah apa, Doni pun meminta dibelikan mobil remote. Mobil remote tersebut ia berikan pada adiknya, hal tersebut menandakan rasa sayang seorang kakak pada adiknya, Doni sangat menyayangi Indra karena dia adik satu-satunya Doni. Saat Doni memiliki waktu luang, ia sering mengajak adiknya bermain.
Selain adiknya, Doni juga sangat sayang pada neneknya, Doni juga sering berkunjung ke rumah neneknya pada hari libur. Nenek Doni adalah ibu dari Ayahnya, Kakeknya meninggal 2 tahun lalu karena serangan jantung, jadi nenek Doni tinggal sendiri di kampung. Saat Doni berkunjung kerumah Neneknya, dia sangat senang karena cucunya mau menghabiskan waktu bersamanya. Nenek Doni selalu memasak makanan kesukaan Doni. Doni sering di ajak nenek keliling kampung untuk menikmati pemandangan.
Kini, Doni sudah beranjak 16 dan sudah melanjutkan pendidikannya ke SMA. Adiknya sudah berumur 6 tahun dan bersekolah di taman kanak-kanak. Di SMA, Doni menjadi anak yang memiliki ambisi untuk menjadi juara umum di sekolahnya, untuk membahagiakan kedua orang tuanya. Doni fokus untuk belajar dan mengurangi waktu bermain. Karena itu Doni disekolah tidak memiliki teman dan teman sekelasnya memanggilnya "si kutu buku". Doni terlihat murung setiap hari karena merasa kesepian. Indra merasa kasihan melihat kakaknya seperti itu. Indra pun menghibur nya.
"Kakak, tau gak perbedaan antara hiu dengan ayam?" tanya Indra kepada Doni.
"Apa tuh?"
"Sama sama hewan, YAHAHA HAYUU"
"Lawak dehh," Doni tertawa lepas bersamaan dengan adiknya.
Meskipun Doni tidak memiliki teman, namun dia memiliki adik tercinta yang senantiasa menemani dan menghibur dirinya.
Saat sedang asyik-asyiknya tertawa, tiba-tiba nenek mereka datang dalam keadaan panik disertai keringat yang bercucuran. Lantas Doni pun ikut panik dan bertanya apakah yang sebenarnya sedang terjadi.
"Ada apa nek? Kok panik gitu?" Kening mengerutkan keningnya.
"Don... Dra... Orangtua kalian..." Neneknya berbicara dengan terbata-bata membuat situasi saat itu semakin runyam.
"Kenapa nek? Kenapa dengan orangtua kami?" Doni semakin panik.
"Orangtua kalian... Meninggal dunia karena kecelakaan mobil.."
"HAH!?" Doni dan Indra terkejut bukan main setelah mendengar berita duka tersebut. Mereka tak pernah menyangka bahwa kedua orangtua mereka yang selama ini dirindukan akan pergi secepat itu. Mereka akhirnya menangis, membasahi wajah mereka dengan air mata dan memenuhi seisi ruangan dengan suara tangisan.
Beberapa hari setelahnya, seperti biasa dalam budaya Indonesia, jika ada orang meninggal dunia pasti selalu di pasangkan bendera kuning di depan atau sekitaran rumah. Sanak saudara berdatangan satu-persatu ke rumah neneknya Doni dan Indra. Jenazah kedua orangtuanya kini telah sampai ke rumah neneknya dan akan segera dimandikan.
Tangis kencang keluarga terdengar jelas disekitaran rumah, rasa sedih yang tak bisa lagi dibendung. Membuat Doni dan Indra terpukul. Jenazah kedua orang tua mereka dikebumikan di pemakaman. Doni dan Indra tidak bisa berhenti menangis dan tetap memeluk batu nisan kedua orang tuanya, nenek pun menenangkan kedua cucunya dan berkata bahwa tangisan tidak bisa mengembalikan kedua orang tua mereka.
Sekarang Doni dan Indra tinggal bersama nenek nya. Neneknya sepebuh tenaga menafkasi kedua cucunya itu. Neneknya berjualan kue dengan dibantu Doni. Ketika malam Nenek dan Doni membuat kue untuk dijual dan berkeliling kampung dari pagi sampai sore demi sesuap nasi.
1 bulan setelah orang tua mereka pergi meninggalkan mereka. Doni tetap bersekolah namun saat pulang sekolah ia langsung membatu nenek nya berjualan kue. Doni tidak pernah mengeluh saat berjualan kue bersama neneknya. Ia hanya ingin membuat adik nya bahagia.
Namun pada suatu hari, saat berjualan kue tiba tiba nenek terkapar di jalan. Sontak Doni meminta tolong ke warga sekita. Neneknya dibawa ke rumah sakit. Namun naas, nyawa nenek tidak tertolong kan. Dokter menyatakan bahwa nenek terkena serangan jantung karena kelelahan.
Doni dan Indra sangat terpukul dengan meninggalnya sang nenek tercinta. Ini adalah luka kedua setelah kematian orang tua mereka. Mereka bingung ingin bergantung pada siapa lagi. Doni pergi ke masjid untuk sholat dan berdoa supaya ia diberi kekuatan untuk tetap hidup dalam penderitaan seberat ini. Pak Ustad melihat Doni yang sedang berdoa sambil menangis, ia merasa kasihan pada Doni yang sudah tidak memiliki keluarga selain adiknya. Pak Ustad itu menawarkan Doni untuk menjadi pengurus masjid dan akan membiayai hidup Doni dan Indra. Doni sangat berterimakasih pada Pak Ustad, Doni pun menerima tawaran Pak Ustad dengan senang hati.
Setiap malam Doni pergi tahajud ke masjid lalu melaksanakan sholat tahajud dan berdoa kepada Allah memohon kemudahan dalam hidupnya. Selesai sholat tahajud Doni membersihkan masjid dengan menyapu dan mengepel lantai masjid. Selesai membersihkan masjid adzan subuh pun berkumandang dan Doni melaksanakan sholat subuh berjamaah bersama Pak Ustad.
2 hari lagi adalah hari ulang tahun Indra. Indra sangat senang dan menantikan hari ulangtahunnya. Indra meminta kepada kakaknya untuk memberinya kue ulang tahun dan es krim. Doni pun berjanji akan memberikannya kue dan eskrim yang diminta oleh adiknya itu.
Karena dulu Doni sering membantu neneknya membuat kue, jadi ia membuat kue ulangtahun Indra sendiri. Namun ia bingung dengan es krim yang diminta adiknya, karena uang Doni sudah habis dibelikan bahan bahan membuat kue. Pak Ustad berkunjung ke rumah Doni dan melihat Doni sedang nembuat kue.
"Assalamualaikum nak Doni, sedang apakah kamu"
"Waalaikumsalam Pak Ustad, saya sedang membuat kue ulangtahun untuk Indra."
"Oh begitu, jadi besok ulang tahun Indra ya? Pak Ustad harus memberi hadiah. Apa ada saran dari nak Doni?"
"Terimakasih Pas Ustad, Indra sangat menginginkan es krim untuk hadiah ulangtahunnya, tapi uang Doni habis dibelikan bahan untuk membuat kue."
"Kalau begitu biar Pak Ustad yang memberikan es krim."
Pak Ustad bersedia memberikan hadiah berupa es krim kepada Indra. Keesokan harinya Doni merayakan hari ulangtahun Indra. Indra sangat senang dan bahagia walaupun tidak ada kedua orang mereka disaat Indra ulangtahun
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana
Short StorySebuah cerita kakak beradik yang kehilangan orang tuanya, sehingga si kakak harus bekerja keras demi memenuhi kebutuhan hidup mereka berdua.