Siang telah berganti menjadi sore
Setelah sang kakek bercerita banyak tentang almari itu, kini sesi tanya jawab dari Riku dan Tenn yang penuh penasaran
"Sofu, apa yang terjadi ketika kita membuka almari itu? " Tenn~
"Kau akan terpaksa terseret menjadi makanan empuk mereka" Sofu~
"He?, secepat itu? " Riku~
"Tentu saja, siapapun yang membuka almari itu berarti sudah siapnya korban nyawa untuk membayar kenikmatan yang dinikmati" Sofu~
"Lebih baik Riku-san dan Tenn-san tidak mendekati almari itu lagi" Shun~
"Kau benar Shun" ucap Riku sembari memegang pundak Shun sembari bergidik ngeri membayangkan almari itu
"Ahahaha... Shun bilang 'lebih baik Riku-kun dan Tenn-kun tidak mendekati almari itu lagi' " Sofu~
"Begitu yaa... Riku jangan ceroboh jika kau tidak sengaja masuk kedalam ruangan itu" Tenn~
"Iyya Tenn-nii, aku bisa jaga diri kok" Riku~
"Tunggu, jadi kalian sudah memasuki ruang lukis itu? " ucap Sofu sembari mengernyitkan alisnya
Melihat ekspresi yang tiba-tiba berubah dari sang kakek membuat Tenn dan Riku merasa bersalah "maaf Sofu, aku dan Riku janji tidak akan keruang lukis itu lagi, sebenarnya aku sudah 2 kali kesana, namun Riku baru sekali"
Kedua saudara kembar itu saling menundukkan kepalanya, karena takut menatap ekpresi kakeknya yang sedang marah, Riku memegang tangan sang kakak karena merasa khawatir, kakeknya yang melihat cucu termuda nya sudah ketakutan mengingat Riku memiliki penyakit asma, tidak baik membuatnya tertekan
Maka sang kakek segera mengukir senyum pada wajahnya, supaya kedua cucunya itu tidak takut terhadapnya "tidak apa, lain kali jangan ulangi lagi yaa... Sofu maafkan kalian, sudah-sudah jangan takut begitu, Sofu tidak berniat jahat kok"
Sang kakek sangat menyayangi kedua cucunya, sehingga tidak ingin membuat kedua cucunya itu menghindari bahkan takut dengannya "terimakasih Sofu, kami Janji kok"
Riku langsung memeluk sang kakek dengan senyuman merekah begitu juga disusul oleh Tenn yang tidak ingin kalah "Sini Shun ikut pelukan kami! " ajak Riku
Shun segera tersenyum dan menghampiri ketiga marga Nanase itu, dan segera dipeluk oleh Riku juga Tenn, meskipun Tenn tidak merasakan apapun kecuali tangan sang adik tapi ia yakin ia sedang memegang tubuh Shun
•
•
•
Malam hari~
Kedua saudara kembar itu memutuskan untuk tidak ikut makan malam bersama diruang makan dengan kakek neneknya, Tenn mengatakan akan lebih baik begitu, namun sang kakek tidak mau kedua cucunya makan malam sendiri, dan Tenn juga mengatakan kalau mereka akan makan malam bersama dikamar Tenn
Sang kakek tidak ingin terus menolak keinginan kedua cucu yang disayanginya, maka ia mengiyakan nya
Terlihat kedua saudara kembar itu makan ditemani Shun yang juga duduk di sebelah Riku, mereka makan dilantai dengan karpet yang hangat supaya Riku tidak kedinginan
"Ne... Shun juga mau makan? " tanya Riku sembari menodongkan sendoknya bermaksud menyuapi Shun
"Terimakasih Riku-san, aku tidak memiliki nafsu yang tinggi seperti kedua orang tuaku, dan aku masih kenyang" jawab Shun sembari memberi senyum manis
"Kau bahkan lebih pintar dari kedua orang tuamu, kau tidak memiliki nafsu yang tinggi, kenapa malah kedua orang tuamu yang tidak bisa menahan nafsu mereka? " Riku~

KAMU SEDANG MEMBACA
INDIGO (AU IDOLiSH7)✔
TerrorWARNING!! HOROR STORY sebuah rumah dengan misterius, tanpa engkau bekerja, tanpa kau harus membanting tulang dan susah payah untuk mendapatkan uang...... rumah ini dengan sendirinya bisa memberikan semuanya, kenikmatan dan kemewahan yang langsung bi...