Bab 7
Pengawal Bima menginstruksikan Fara untuk mengambilkan obat, lalu menghibur Dayang Nadiin beberapa patah kata lagi dan kemudian berbalik.
Dayang Nadiin terus menjaga, dan dia menjadi takut saat sudah mulai malam.
Fara juga datang untuk menemaninya, mereka berdua memandang Edd sambil nahan nafas, takut anak itu tidak menarik nafas lagi.
Namun, Edd telah tertidur dan ketika dia mendekati anak itu, dia terbangun secara tidak terduga dan membuka satu mata untuk melihat Dayang Nadiin, " Nenek, aku lapar!"
Dayang Nadiin sangat terkejut sampai nyaris melompat, setelah terluka parah, dia tidak bisa makan lagi dan dia bahkan tidak bisa minum susu kambing yang sudah sangat sulit didapatkannya.
Dia menghulurkan tangan dan menyentuh dahinya,tapi tidak terlalu panas.
"Obat tabib sangat mujarab, mujarab!" Kata Dayang Nadiin pada Fara.
"Ya,obat tabib manjur!"
Fara juga sangat senang.Tabib Lee diundang lagi ke istana Chu keesokan harinya.
Mendengar bahwa bocah itu belum meninggal, tabib Lee pun menganggapkanny luar biasa,
" Anak ini benar-benar hampir mati. Dia hampir mati!"Dayang Nadiin berlutut dan bersujud," tabib anda bisa meresepkan obat lain lagi untuk menyelamatkan anak itu."
Tabib Lee kaget. Obat yang diresepkan kemarin tidak bisa menyembuhkan lukanya sama sekali obat tersebut hanya bisa di gunakan untuk menghilangkan rasa sakit dan hanya memiliki sedikit efek pada lukanya.
Namun,dia mungkin saja salah.
Dia telah memeriksa denyut nadi Edd dan memang lebih baik dari kemarin. Tubuhnya tidak terlalu panas lagi.
Dia kemudian meresepkan obat lain, " katakan pada pelayan itu untuk mengambil obat. Obat ini akan diminum selama dua hari berturut-turut dan akan ada bubuk untuk lukanya. Jika ada perkembangan,lanjut ambil obat lain lagi."
"Terima kasih,tabib!"
"Siapa yang akan membayar biaya konsultasi?" Tanya tabib Lee.
Biaya konsultasi jemari diberikan oleh pengawal Bima,tetapi biaya konsultasi hari ini diberikan oleh Dayang Nadiin.
Dayang Nadiin melihat coretan harga di tangan tabib Lee dan bertanya sedikit ragu, " lima tael perak?"
"Lima puluh dua!" Tabib Lee berkata dengan sedikit kesal.
Dia bukan dukun dan dia tidak meresepkan obat dengan harga hanya beberapa tael Perak saja.
Mata Dayang Nadiin hampir jatuh.
Lima puluh dua tael perak? Itu gaji selama setengah tahun.
Dan ini hanya dua obat.
Tapi,begitu Dayang Nadiin berfikir, bahwa nyawa anak itu harusnya lebih mahal daripada tael perak,ia mengertakkan gigi dan membawa lima puluh keping tael perak kepada tabib.
Fara menemani tabib Lee untuk mengambil obat. Ketika dia kembali mendapati Dayang Nadiin menangis dia menghibur:" Dayang Nadiin,jangan sedih,Edd pasti akan sembuh."
Dayang Nadiin berkata dengan gentir: "mengapa ada orang yang begitu kejam? Saya ingat bahwa ketika saya mendobrak pintu itu dan masuk ke dalam, saya melihatnya memegang pisau dan mencakar mata anak laki-laki ini. Saya ingin membunuhnya jika sesuatu terjadi pada Edd, aku lebih baik mati karena membunuh perempuan itu."
Fara menghibur " jangan marah-marah,tidak baik marah-marah terus. Yang Mulia telah memerintahkannya untuk menjaga dirinya sendiri. Dia sangat terluka sehingga dia mungkin tidak akan bisa bertahan,jadi aku tidak akan memberikan makanan padanya. Tidak peduli apakah dia meninggal karena sakit atau kelaparan yang pasti dia bisa kehabisan nafas."
Di Paviliun Sarayu.
Sera tidak tahu sudah berapa lama dia pingsan, ia perlahan terbangun,ruangan tersebut benar-benar gelap.
Dia kecewa karena tidak bermimpi kembali ke laboratorium.
Sera meraba-raba dan merangkak,naik ke dekat meja,dia ingat ada teh dan roti kukus di atasnya.
Dia membutuhkan air dan sesuatu untuk di makan.
Tidak ada glukosa di kota obat,mustahil memberikan infus untuk dirinya sendiri.
Setelah beberapa langkah,ia kembali merangkak dengan payah. Dia berjuang perlahan dan tidak bisa berdiri. Dia berlutut dengan kesusahan, tetapi berhasil mengambil Mantau kukus di tangannya, lalu berbaring di tanah menyesap dan makan.
Dia tahu bahwa dia sedang demam, jadi tidak berani makan terlalu banyak,agar tidak menambah beban pada perutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
selir medis penguasa langit (By Juni) (BOOK1)
AdventureSaat seorang dokter profesor jenius berkelana menebus waktu menjadi selir Raja Chu, dia bertemu dengan seseorang yang terluka parah. Dia berusaha menyelamatkannya tetapi berakhir dengan hampir dijebloskan ke penjara. ketika kakek tertinggi sakit k...