#16 : Kenyataan

38 14 0
                                    

Hai semuanya kembali lagi sama akyu hihi, Jum'at ini gimana? Ada cerita apa?
Harapan kalian esok hari apa nih?

Jangan lupa bersyukur yah!

_____

Kenapa selalu ada tangis di sela-sela kebahagiaan.
(Arga Byantara)

DILARANG KERAS PLAGIAT!!
Happy reading guys!


_____

"Vanila?" panggil Arga pada Adira dengan tatapan intens.

"Iya kenapa?" jawab Adira mengalihkan pandangannya ke Arga yang menatapnya lekat.

Deg

Seolah jantung Arga berhenti berdetak, firasatnya mengatakan jika Adira adalah 'vanila' teman masa kecilnya. Dan kenapa Adira menyahut ketika ia memanggil dengan sebutan 'vanila'?

Adira yang tersadar, menatap Arga dengan tanda tanya. "Kamu?" Adira menggantungkan pertanyaannya. Meletakkan sisa ice cream tempat semula.

"Kenapa dia tahu panggilan aku sewaktu kecil?" batinnya bertanya-tanya.

Pasalnya hanya Nenek dan teman masa kecilnya yang tahu akan sebutan Adira. Bahkan orang tuanya pun tidak tahu menahu mengenai panggilannya.

"Lu si cewe vanila itu kan?"

"Tunggu, kenapa kamu tahu?"

"Jadi benar lu vanila, ini gue Ra." Adira membiarkan ingatannya berputar bak kaset.

"Huwaa Bunda hikss tolong aku hikss." Seorang anak laki-laki berusia 8 tahun menangis tersedu-sedu di bawah perosotan tempatnya berteduh.

Di kala hujan deras seperti ini, ia takut untuk pulang. Anak kecil yang tak lain Arga memeluk lututnya sendiri terus memanggil Bundanya, berharap Bundanya menyusul keberadaannya yang sekarang ini ada di taman.

"Bunda hiks... Bunda Arga takut..." Tangisnya semakin menjadi-jadi ketika suara sambaran petir mulai sahut menyahut.

Di tempat yang sama, Adira yang sedang mencari pulpennya yang hilang terus mengedarkan pandangannya ke tanah yang basah akibat guyuran hujan.

"Aduhh pulpen aku jatuh dimana sih?" monolognya, sambil memegang payung berwarna biru supaya ia tidak basah kuyup, ia terus berjalan di sekitar taman.

"Nah itu." Pulpen berwarna merah tergeletak di dekat perosotan. Ia segera mengambil, lalu memasukkan di kantong roknya.

"Hikss tolong." Tangisan Arga terdengar, Adira mencari sumber suara lalu matanya tidak sengaja menangkap anak kecil yang memeluk lututnya sendiri dengan air mata yang terus-menerus menetes.

Ia memutuskan untuk menghampiri anak laki-laki tersebut. "Kamu kenapa nangis?" tanya Adira yang kini sudah di depan Arga.

"Aku pengin pulang hikss, tolong. Aku cuman hikss pengin ketemu hikss sama Bunda hiks," jawab Arga sambil menangis.

"Ayo sama aku, kamu tinggal nunjukin aja jalan rumah kamu." Adira tersenyum manis membuat Arga sedikit lebih tenang.

Arga mengusap air matanya. Ia mengangguk lemah.

"Ayo." Adira mengulurkan tangannya membantu Arga berdiri. Arga menyambut uluran tangan Adira lalu berdiri di samping Adira, satu payung dengannya.

Aku dan Semesta✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang