11 - Jangan menjawabnya

2.6K 273 6
                                    

"AURA IBLIS!!" Teriak seorang dewi ketika merasakan aura hitam di sekitar Carma.

Kesadarannya lansung kembali dan aura hitam yang disekitar tubuhnya lansung menghilang. Ia lansung berlari kearah Lorenzo yang berada di pangkuan Selena.

"SAKITTTT!" Ringis Lorenzo yang merasakan sakit di matanya. Tangannya reflek memegang tangan Selena.

"Tenanglah, aku akan melindungimu." Balas Selena.

Carma melihat semua itu didepan matanya tanpa bisa berkata apa-apa ini bukan saatnya untuk cemburu. Tapi, kenapa rasanya ia seperti orang ketiga di dalam hubungannya sendiri.

Raja iblis yang melihat Lorenzo melemah lansung mengeluarkan serangan mematikan.

BLAMMMM

Lorenzo yang merasakan kekuatan gelap semakin mendekat kearahnya lansung melindungi Selena dengan tubuhnya. Ia sama sekali tidak bisa merasakan kehadiran Carma.

Dewi Karma lansung menumbalkan tubuhnya sebagai tameng untuk melindungi Lorenzo. Ia lansung terpelanting jauh.

"Dewi karma," panggil Selena pelan dengan wajah panik.

"Apa yang terjadi dengan Carma?" Tanya Lorenzo yang masih tidak bisa melihat dan berusaha mencari tau apa yang terjadi dengan Carma.

Carma dari jauh mengeleng-gelengkan kepalanya. Memberi isyarat untuk tidak meberitahukan apapun kepada Lorenzo.

"Aku akan melindungimu," Carma berusaha terdengar kuat dengan tubuh kesakitannya.

Raja iblis berjalan kearah Carma, "ingin menjadi pahlawan?" Ucapnya sambil mencekik Carma.

"Ia bahkan melindungi wanita lain, bukan dirimu. Seberapa tidak pentingnya kau dimatanya." Lanjutnya sambil tersenyum jahat.

Carma berusaha melepaskan cengkraman raja iblis. "Berhenti menjadi provokator di dalam hubunganku dengannya."

"Kalau begitu, aku akan memberimu sedikit pertunjukan." Raja iblis tersenyum miring.

"LORENZO," Panggil Zeref, Raja iblis.

Lorenzo berusaha menoleh ke sumber suara.

"Aku akan memberimu dua pilihan. Carma atau wanita yang ada disebelahmu itu? Salah satu dari mereka akan mati ditanganku." Zeref bahkan tidak tau siapa nama wanita yang ada di samping Lorenzo itu.

"Berhenti membuat pilihan konyol seperti itu." Ucap Carma sambil menatao kearah Lorenzo.

"Kenapa? Kenapa sampai saat ini kau masih membelanya? Kenapa kau tidak pernah sekalipun melihat kearahku?" Tanya Zeref seakan mengenal Carma sangat lama.

"Aku bahkan tidak mengenalmu, lepaskan aku." Berontak Carma memegang tangan yang sedang mencekiknya.

Raja iblis sama sekali tidak mempedulikan Carma, "waktumu 3 detik."

1

2

3

"Bunuh saja aku," jawab Carma secara lansung.

Ia takut, ia terlalu takut dengan jawaban Lorenzo. Ia takut mendengar namanya tidak disebutkan. Ia terlalu takut untuk menerima kenyataan seperti itu. Ia lebih memilih tidak mendengar jawaban itu.

"Aku menunggu jawabanmu, Dewa laut." Raja iblis tidak memperdulikan Carma.

"AKU BILANG BUNUH SAJA AKU." Tegas Carma sekali lagi.

"Diamlah, ini bukan saatnya kau untuk bicara." perintah Zeref.

"Aku memilih....."

"AHHHHHHH, AKU TIDAK MAU MENDENGARNYA. AKU TIDAK MAU MENJADI PILIHAN. AKU TIDAK MAU MENDENGARNYA JAWABANNYA" Teriak Carma agar tidak mendengar jawaban Lorenzo.

"Jangan menjawabnya. Jangan menjawab pilihannya. Aku mohon padamu. AKU MOHON HANYA SEKALI INI SAJA AKU MOHONNNNNN." Ucap Carma yang dibasahi tangisan di akhir kalimatnya.

Zeref lansung melepaskan cekikannya, "air matamu hanya terjatuh ketika kau berada di dekatnya. Apakah pantas kau mencintai laki-laki seperti dia?" Tanya Zeref dengan wajah penuh menahan amarah.

"Mundur," perintah Zeref kepada semua pasukannya.

C A R M ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang