Prem berlari, tanpa sadar melepaskan diri dari pelukan Boun, dia berlari penuh air mata, ke kamar perawatan Ohm, kerinduannya membuncah, rasa syukurnya tak tertahankan.
Ketika sampai di depan pintu perawatan nafasnya terengah, dia berhenti karena pintu itu masih di tutup rapat, Tee tergopoh-gopoh mengejarnya, "Prem, jangan masuk dulu, dokter baru menstabilkan kondisinya."
Penantian itu terasa begitu lama, sampai kemudian Prem diizinkan masuk, hanya lima menit untuk sekedar menengok Ohm, setelah itu dokter harus mengevaluasi kondisinya Ohm lagi. Dadanya sesak tak tertahankan ketika mata itu balas menatapnya, mata yang selama ini terpejam, tertidur dalam damai, membuat Prem menanti, mata itu sekarang terbuka, hidup, dan balas menatapnya.
"P'Ohm.." suara Prem serak oleh emosi, dan tangisnya meledak, dia menghampiri tepi ranjang, ke arah Ohm yang masih terbaring, pucat dengan alat-alat penunjang kehidupan yang masih menopangnya, tapi hidup dan membuka mata.
Prem meraih tangan Ohm dan menciumnya, lalu menangis. "P'Ohm.."Banyak yang ingin Prem ungkapkan, dia ingin mengucap syukur karena Ohm akhirnya bangun, dia ingin merajuk karena Ohm memilih waktu yang begitu lama untuk terbangun, dia ingin menangis kuat-kuat, tapi semua emosi menyebabkan suaranya tercekat di tenggorokan.
Air mata tampak menetes dari pipi Ohm, lelaki itu mencoba berbicara, tetapi tampak begitu susah payah, "stttt... kau tidak boleh bicara dulu." gumam Prem lembut, mencegah Ohm berusaha terlalu keras, "mereka memasang selang di tenggorokanmu, untuk makanan, kau koma selama kurang lebih dua tahun."
Mata Ohm menatap Prem, tampak tersiksa, dan dengan lembut Prem mengusap air mata di pipi Ohm, "Nanti, setelah mereka yakin kondisimu membaik, mereka akan melepas selang itu dan kau akan bisa berbicara lagi, tapi sekarang, kau cukup mengangguk atau menggeleng saja ya, sekarang..." Prem menelan ludah, menahan isak tangis yang dalam, "Sekarang kita harus mensyukuri karena kau akhirnya terbangun.."
Ohm menganggukkan kepalanya, dan seulas senyum dengan susah payah muncul dari bibirnya. "Sekarang istirahatlah dulu, dokter akan mengecek kondisimu lagi." bisik Prem lembut ketika melihat isyarat dari dokter yang menunggui mereka.
Ketika Prem akan beranjak, genggaman Ohm di tangannya menguat. Dengan lembut Prem menoleh dan memberikan senyuman penuh cinta kepada Ohm. "Aku tidak akan kemana-mana, aku harus menyingkir karena dokter akan memeriksamu lagi, tapi aku tidak akan kemana-mana, aku akan berada di dekat sini sehingga saat kau butuh nanti aku akan langsung datang."Pegangan Ohm mengendor, lelaki itu mau mengerti. Dengan lembut Prem mengecup kening Ohm dan melangkah menjauh keluar ruangan perawatan. Air matanya mengucur dengan derasnya ketika dia melangkah menghampiri Tee. Tee masih berdiri di sana dan Prem langsung berlari ke arahnya, menangis keras-keras. "Dia sadar... dia akhirnya sadar... aku masih tak percaya, selama ini aku hampir kehilangan harapan. Mulai berpikir kalau P'Ohm memang tidak mau bangun, mulai berpikir kalau semua perjuanganku ini sia-sia... tapi sekarang..." Prem terisak, "Aku tak percaya bahwa pada akhirnya dia sadar... dia kembali dari tidur panjangnya, dia ada di sini untuk aku..."
Dengan lembut Tee mengelus rambut Prem, "Ini semua karena perjuanganmu Prem, Tuhan melihat keyakinanmu maka ia mengabulkannya." mata Tee juga berkaca-kaca, terharu melihat pasangan yang sudah hampir menjadi legenda karena kekuatan cintanya di rumah sakit ini, akhirnya akan berujung bahagia.
Tapi kemudian, Tee menyadari kehadiran Boun di ujung ruangan, masih bersandar di pintu lorong ruang perawatan, dengan wajah tanpa ekspresi. Dengan lembut dilepaskannya Prem dari pelukannya, "Mungkin aku harus pergi dulu Prem, karena sepertinya masih ada hal-hal yang ingin kalian bicarakan."
Baru saat itulah sejak pemberitahuan Tee tadi, Prem menyadari kehadiran Boun di ruangan itu. Pipinya langsung memerah mengingat pernyataan cinta Boun, sesaat sebelumnya. Tapi dia sungguh tidak bisa berkata apa-apa.
Setelah Tee meninggalkan ruangan itu, suasana menjadi canggung, dalam keheningan yang tidak menyenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
A ROMANTIC STORY ABOUT YOU AND ME (BOUNPREM VER)
Fiksi PenggemarDua manusia yang seharusnya tidak pernah bersilang jalan, kini dipertemukan oleh keadaan. Dua manusia yang saling membenci satu sama lain, tetapi dikalahkan oleh hasrat dan kebutuhan. Hubungan mereka panas membara, luar biasa panas sampai mereka bis...