Amiyada | Versi 01

252 47 1
                                    

Dedicated to @GramediaPustakaUtama

Amiyada, Amiyada... Dia adalah gadis pemikat pria, matanya memberikan efek kepada para pria yang menatapnya. Amiyada bukanlah penyihir, dia hanyalah seorang penghipnotis pria. Ini bukanlah kekuatan, melainkan kutukan bagi dirinya. Dengan kutukan yang dimilikinya, Amiyada sering sekali mengerjai pria yang mendekatinya.

Amiyada bukanlah anak orang kaya, dia adalah gadis yang tinggal sendiri disebuah flat kecil dekat kota London. Ibunya memiliki hutang yang cukup lumayan besar sehingga mengharuskan Amiyada berkerja paruh waktu sehabis kuliah. Tetapi sekarang tidak lagi, dia kini mulai berkecukupan. Hutang-hutang ibunya sudah sebagian terlunasi (terbayar). Uang yang didapatkannya adalah hasil dari menjerat pria yang berani mendekatinya. Amiyada bukanlah gadis murahan, dia adalah gadis yang bisa membuat pria dengan sukarela memberikannya uang. Bagi Amiyada, dia bukan seorang gadis penipu, pria-pria itulah yang memang ingin memberikannya uang. Mungkin ini termasuk jahat, tetapi Amiyada hanya mengambil uang yang diberikan pria-pria kaya kepadanya.

"Aduh, gaunku. Kamu menginjak gaunku," ucap Amiyada.

"Tenanglah sayang, entar aku beliin kamu gaun baru yang mahal."

"Aku gak mau." Amiyada mendengus sebal.

"Aku bayar tiga kali lipat!" ucap laki-laki itu kepada Amiyada.

"Ini aku tidak mau juga, entar aku dibilang matre."

"Tidak, Sayang. Kamu tidak matre."

"Benarkah? Kalo gitu, oke deh!" seru Amiyada senang.

Amiyada menatap kearah lain. Jujur dalam hatinya yang paling dalam, dia sebenarnya tidak tega mengerjai seperti ini. Dia tidak menipu, lelaki ini saja yang bodoh, mudah dibodohi dan dipermainkan. Amiyada harus melakukan ini demi membayar sisa-sisa hutang ibunya. Disisi lain, kutukan ini sendiri yang mengontrolnya. Sehari tidak mempermainkan pria, maka mata coklat Amiyada berubah menjadi hijau dan tiba-tiba Amiyada mengalami amnesia, tidak ingat apa yang dilakukannya. Kutukan ini sudah ada waktu dia kecil, dan mulai bereaksi diusianya yang ketujuh belas. Sekarang Amiyada berusia dua puluh tahun, dan dia sebentar lagi akan di wisuda.

"Aku mau pulang," ucap Amiyada kepada laki-laki yang bersamanya, Diego.

"Baiklah," kata Diego.

**

Tak ada yang tahu kutukan Amiyada, kecuali keluarga Royana dan keluarga Vanz. Ibunya pernah bercerita bahwa nenek moyang keluarga mereka pernah menyakiti hati pria dari keturunan Vanz. Salah satu anggota Vanz itu mengutuk nenek moyang kita dengan kata-kata serapah, yaitu 'Kamu dan keturunanmu akan selamanya mempermainkan hati pria. Kalian tidak akan terbebas!!!' Kutukan itu melekat dinenek moyangmu, Royana dan turun-temurun diwariskan dianggota cantik keluarga kita, termasuk dirimu.

"Memang keluarga Vanz yang jahat, ngapain juga menyumpahi orang lain. Salah diakan, naksir sama Royana," gerutu Amiyada sendiri diruang tamunya. Dia benar-benar capek hari ini, tak habis pikir, Diego meminta dirinya menemani kepesta-pesta keluarganya. Amiyada ingin sekali menghilangkan kutukan ini, dia sudah capek, letih dengan semuanya. Hampir tiap hari dirinya selalu melakukan hal-hal yang membikin hatinya stress dan merasa bersalah. Bila sehari saja tidak mempermainkan pria, maka dia mengalami amnesia. Saat terbangun, dirinya tidak mengingat lagi kejadian-kejadian sebelumnya dan apa yang ia lakukan sekarang. Sehingga mengharuskan dirinya merekam kejadian dengan alat perekam berupa balpoint. Jadi, bila terlupa, maka dirinya akan mendengarkan rekaman balpoint yang dia rekam setiap hari.

Amiyada pernah mencari keturunan Vanz, tetapi sulit sekali ditemukan. Kabarnya, setelah terjadi perang, keluarga Vanz menghilang atau mungkin saja tersebar disuatu tempat yang tidak diketahui. Kata ibunya, keluarga Vanz adalah keluarga kaya tetapi wajahnya tidak tampan. Alasan inilah yang membuat Vanz sakit hati dan tersinggung karena sudah ditolak Royana.

'Amiyada'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang