Mus Musculus

2.3K 375 8
                                    

"Belajar tanpa berpikir itu tidaklah berguna, tapi berpikir tanpa belajar itu sangatlah berbahaya!"

-  Ir. Soekarno -

××××××××××××

Pihak pendisiplinan bersama dengan staf guru hingga Direktur sekolah, turut menghadiri sebuah pertemuan yang dilakukan ditempat dengan pencahayaan ruang yang begitu minim. Mereka semua begitu serius membahas sesuatu.

"Besok Azriel bersama rekan-rekannya yang akan menjadi perwakilan berangkat ke sekolah khusus PLY School. Ingat, aku tidak peduli dengan anak-anak itu. Organisasi kita harus tetap aman. Bahkan putraku Azriel jika ia menjadi ancaman, kalian boleh melumpuhkannya. Namun tidak dengan membunuhnya. Hanya itu saja, kalian boleh kembali." ucap Theon

Setelah pria tersebut berbicara, semua orang perlahan berdiri dan keluar dari ruang tersebut. Termasuk Diana yang turut menghadiri pertemuan tersebut.

"Halo!"

"Apa mereka akan lama di sini?"

"Tentu, mereka datang untuk meminta bantuan. Mereka butuh suara untuk mempertahankan posisi peringkat mereka. Namun diantara mereka, ada yang memiliki tujuan tersendiri. Habisi saja mereka jika kau merasa mereka datang dengan tujuan yang berbeda." ucap Diana

"Baiklah."

Setelah Diana mengakhiri panggilannya, ia seketika tersenyum tipis menatap foto pada layar handphonenya. Sosok anak perempuan dengan gaun berwarna Navy, memegang sebuah piagam penghargaan atas sebuah prestasi.

"Mama akan membuatmu tenang di sana."

×××××××××

Tepat pukul 07.15, mereka telah sampai di depan sekolah. Namun bis hanya bisa masuk sampai di depan gerbang sekolah. Akan tetapi, baru saja tiba di sana. Mereka sudah mendapat perlakuan yang kurang menyenangkan.

"Wah kita baru sampai, tapi mereka sudah membuatku kesal." ucap Rael

Rael kemudian melonggarkan dasinya, melepas kancing atas seragam putih yang ia kenakan dan kedua kancing blazer yang ia kenakan. Melihat itu, yang lain juga segera melakukan hal yang sama.

"Sepertinya berpakaian rapi dan berperilaku sopan tak penting dan berlaku di sini." ucap Rezef

"Bagaimana caranya masuk, jika gerbang masuk sekolah terkunci dari dalam?" ucap Noya

Rael kemudian menatap ke sekeliling, kemudian melihat sebuah truk pengangkut sampah. Ia kemudian berjalan menuju ke truk tersebut dan mengemudikan truk itu.

"Hey! Apa? Apa yang akan kau lakukan?" teriak Rezef

Rael mengemudikan truk tersebut dengan sangat cepat sampai menabrak hancur gerbang sekolah.

"Ast, sial!" ucap Rael yang kemudian perlahan turun dari truk. Baru saja melangkah masuk, mereka disambut dengan tatapan sinis dari siswa di sekolah itu.

Tak berselang lama, sosok pria paru baya berjalan mendekati mereka. Di ikuti oleh staf guru yang berjalan tepat dibelakangnya.

Pria itu? pikir Rael sembari mengingat salah satu foto yang ia lihat pada tumpukan foto dalam berkas yang ditinggalkan ibunya.

"Jin Neon, dia kepala sekolah di sekolah ini. Kita harus waspada. Aku yakin, mereka telah mendapat perintah dari ayahku." bisik Azriel

"Aku mengerti." ucap Rael

Salah satu staf guru mendekat dan meminta mereka untuk mengikutinya menuju ke ruang kepala sekolah.

"Ikuti aku!"

Blind And Bad Rivalry (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang