2

1.1K 193 21
                                    

Zee berjalan ke rumah ashel pagi-pagi sekali. Dia sangat merindukan ashel kali ini. Entah kenapa.

Wajahnya ceria seterang matahari yang menemani langkahnya. Senyum itu tak pernah luntur dengan langkah panjang terbawa angin.

Zee tak sabar bertemu ashelnya, dia akan menghabiskan waktu dengan anak itu seharian.

Disamping rumah ashel,

Zee tak memanggil anak itu malah menunggunya saja sambil bermain ayunan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zee tak memanggil anak itu malah menunggunya saja sambil bermain ayunan.

Dia menikmati udara sejuk yang pohon itu berikan juga aura menenangkan dari rumah ashel yang dia sukai.

Zee memejamkan matanya sambil tersenyum!

Diantara pejam itu, zee merasakan sesuatu menghalangi matahari yang menghangatkan badannya.

Dia terpaksa membuka mata,

Ashel?

Zee tersenyum bodoh lalu melingkarkan tangannya di perut ashel dan menenggelamkan wajahnya pada badan itu.

Ashel mengusap kepalanya teratur,

"ada apa? Kenapa kamu kesini pagi-pagi sekali?"

"hum?" zee tak menjawab pertanyaan itu dengan jelas. Dia hanya semakin mengeratkan pelukannya merasakan hangatnya setiap sentuhan yang ashel berikan dengan hati. "aku kangen kamu" ucapnya begitu lirih dan tentu saja jujur. Ashel tersenyum,

"kenapa kangen? Aku kan disini"

"tau, tapi kan semalam kamu ga bareng aku"

"cuma semalem! Kan biasanya juga gitu"

"ih, gatau. Gapeduli. Aku kangen kamu!"

Ashel geleng-geleng kepala mendengar ke clingy an sahabatnya. Detik berikutnya dia meluruh karna teringat akan sesuatu.

"chel"

Panggil zee seolah ashel tak mendengar panggilannya. Sedari tadi ashel hanya diam membuatnya hawatir.

"kamu sakit kah?" tanya zee begitu saja karna ashel terlihat diam dengan raut pucatnya.

Zee memeriksa dahinya juga mengusap tangannya berharap ashel akan merasa lebih baik setelah ini.

Berdiri mensejajarkan wajahnya dengan ashel,

"jangan sakit" ujar zee lagi membuat ashel tertegun mendapat pelukan hangat dari sahabatnya itu.

Ashel membalas pelukannya.

"aku nggak sakit" jawab ashel menenggelamkan kepalanya pada bahu zee. Dia akan sangat merindukan pelukan ini.

"beneran?"

"heum" balas ashel dengan anggukan.

"kalau gitu ayo main!" zee melepaskan pelukannya lalu memegang pundak ashel melihat raut itu yang berangsur berubah.

Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang