Chapter 28

16.1K 904 7
                                    

Assalamualaikum semua🐣
Pada nungguin cerita ini update nggak? harus nungguin lah pokoknya, gamau tau!😡

Happy reading 🌻
.
.


Niko membenarkan posisi duduknya menghadap lawan bicara.

"Ngapain kamu disini? terus kok kamu bisa tau aku disini?!". Tanya Niko dengan waspada.

"Tenang bro tenang... Kamu mau balas dendam sama Afiza kan?".

"Gak! kata siapa?".

"Hahaha aku dengar semuanya. Ayo jawab jujur!".

"Punya urusan apa aku ngasih tau, penting? enggak kan?!". Niko memutar bola matanya malas.

"Kan udah aku bilang, aku bisa bantu. Kamu tenang aja aku gak akan minta imbalan".

"Ini bukan jebakan kan? siapa tau kamu adalah mata-mata yang dikirim oleh suami Afiza".

"Ya kagak lah! yang terpenting kamu bisa jaga rahasia jati diriku. Oke? dan, tunggu-". Seseorang tersebut membuka dompet yang ia bawa.

"Ini adalah identitas asli aku, bisa kamu cek kalau gak percaya, atau simpan aja kalau perlu".

"Tapi tujuan kamu?".

"Aku gak bisa kasih tau kamu sekarang, mungkin nanti. Gimana setuju?".

"Hm". Niko menganggukkan kepalanya meski sedikit ragu.

Ini merupakan kesempatan emas bukan, untuk seorang Niko? kapan lagi ia mendapat seseorang yang mengajaknya bekerja sama untuk menjalankan misi liciknya itu?.

Seseorang itu menepuk pelan bahu Niko.
"Yaudah aku cabut dulu".

"Woi tunggu, terus rencana kita apa?!".

"Nanti, aku mau cari tau banyak informasi mengenai mereka. Setelah dapat, baru kita cari celah dan masuk ke celahnya!". Ujar seseorang itu dengan senyuman liciknya.







**







Saat ini Gus Aidan tengah membaca kitab kuning nya, ia sedang mutholaah dahulu sebelum ingin diajarkan kepada santrinya nanti.
Sesekali Gus Aidan juga menjelaskan isi kitab yang ia pelajari pada Afiza. Ya, sejujurnya Afiza benar-benar merasa ngantuk, tetapi ia berusaha untuk menahan rasa kantuknya tersebut.

Afiza memandangi rak yang lumayan tinggi berisikan berbagai macam kitab milik suaminya. Hingga Afiza tertarik dengan satu kitab yang sedari tadi ia pandangi. Afiza benar-benar penasaran akan isi kitab itu.
Afiza berjalan ke arah rak tersebut.

"Mau lihat kitab itu tapi Afiza gak ngerti maksudnya, eh tapi penasaran. Coba ambil aja deh!". Ucapnya bermonolog.

Karena tubuh Afiza pendek, tangannya tak sampai untuk mengambil kitab tersebut. Ia mencari kursi mini dan ia letakkan dibawah.
Afiza menaiki kursi tersebut. Namun, tetap saja tidak sampai, ia sedikit meloncat-loncat di atas kursi.

Srett!

Gus Aidan berhasil menahan tubuh Afiza agar tidak terjatuh dari kursi.
"Hayoo ngapain?".

Uhibbuka Fillah Gus [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang