#19 : Adik kelas

30 11 0
                                    

Heyyow gimana hari ini? Capek ya?

Harapan kalian sama diri sendiri di masa depan apa hayo?

Sendiri rasanya gimana menurut kalian?

DILARANG KERAS PLAGIAT!!
Happy reading guys!

_____


Di pagi yang cerah ini, burung-burung bernyanyi menari-nari di awan. Segarnya udara pagi terasa menambah semangat semua orang untuk beraktivitas seperti halnya dengan Adira yang kini sudah memasuki pekarangan sekolah.

Manik matanya tidak sengaja menangkap laki-laki yang sedang bergurau dengan teman sebayanya.

Laki-laki tersebut tidak lain adalah Arga. Yang membuatnya sadar bahwa Tuhan tidak selamanya memberikan sebuah rasa sakit, tetapi juga memberikan obat dari rasa sakit yang ia rasakan selama ini.

Rasa sakit yang selama ini ia rasakan tak lain hanya untuk membuatnya menjadi lebih kuat.

"Kak Adira!" Adira menoleh ketika namanya dipanggil.

"Eh iya ada apa?" tanya Adira ketika yang memanggilnya kini sudah di depannya.

"Hai Ka kenalin aku Bima dari kelas sebelas," jawab Bima memperkenalkan diri, mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Adira.

"Oh iya, Adira." Adira menyambut uluran tangan Bima.

Di posisi lain, Niko yang memperhatikan interaksi Adira dan Bima segera menyenggol lengan Arga.

"Woi woi itu Adira lagi sama siapa? Pake salaman begitu."

"Mana gue tahu," jawabnya singkat. Padahal ia sangat ingin menghampiri Adira dan bertanya siapa laki-laki yang ada di depannya itu. Namun, niatnya untuk menghampiri Adira ia urungkan. Siapa tahu ada hal penting yang sedang mereka bahas. Arga tahun kehadirannya malah menganggu.

"Siapa sih tu bocah, sok care banget," batinnya bertanya-tanya.

"Kenapa gue jadi gelisah kayak gini sih," lanjutnya.

"Lu nggak cemburu gitu?"

"Apaan sih Ko, Adira juga nggak mungkin suka sama tuh cowok karena tipenya dia itu gue," ucap Arga dengan penuh percaya diri.

"Halah, nanti kena semprot langsung kincep lu."

"Eh eh udah pergi tu anaknya sono gih lu samperin," ucap Niko ketika Bima sudah pergi.

"Yaudah gue duluan ya bye," pamit Niko.

"Iya bye."

Arga menghampiri Adira yang berjalan sendirian.

"Hai vanila," sapa Arga.

"Hai, udah lama banget nggak ada yang manggil aku vanila hehe." Adira merasa sedikit canggung lantaran Arga memanggilnya dengan sebutan 'vanila'.

"Yaudah mulai sekarang gue bakal manggil lu vanila kayak dulu."

"Boleh deh hehe."

Mereka berjalan menyusuri koridor menuju kelas masing-masing.

"Eh lu mau lihat foto yang kemarin nggak?" tawar Adira lalu mengambil ponselnya dari dalam saku.

"Wah mau mana-mana," jawab Adira antusias.

"Nih." Arga memperlihatkan foto Adira yang tersenyum manis dengan hamparan bunga berwarna kuning.

"Wah bagus."

Aku dan Semesta✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang